2

21 7 0
                                    



[Areum's POV]


'Kenapa harus ibu? Kenapa tidak ayah saja?'

"Areum, malam ini barang-barang harus sudah dikemas ya. Besok kita mulai pindah, oke?"

Laki-laki yang tidak lain adalah kakak kandung Areum itu membuyarkan lamunannya.

"Ah, iya." Areum tersenyum sekilas lalu kembali sibuk dengan pikirannya.

Jee Hyunje menyadari itu, ia hanya menghela napas melihat adik perempuannya bergulat dengan pikirannya sendiri. Memang, saat ini adalah saat terberat dalam keluarganya, dan yang pertama kalinya dalam perjalanan hidup mereka.

"Areum, jangan tidur larut malam. Besok kakak bangunkan pagi-pagi, besok akan jadi hari yang sibuk bagi kita, jadi istirahat yang cukup ya." Hyunje mengelus rambut Areum pelan, lalu meninggalkan Areum sendiri di kamar.

'Setidaknya aku masih punya Hyunje oppa, yakan?' Areum tersenyum kecut.


...


Pindah ke tempat yang jauh sama sekali tidak berbeda, aku masih tetap sama.

"Bagaimana sekolahmu, Areum?" Hyunje bertanya begitu ia pulang dari tempat kerjanya di malam hari.

Areum tersenyum. "Menyenangkan! Aku membuat club baru, namanya Sajak, keren kan kak?"

Hyunje menaikkan alisnya.

"Apa itu?"

"Itu adalah tempat di mana orang-orang yang suka membaca dan menulis menyalurkan bakat dan hobinya. Menurut kakak bagaimana?"

"Kukira kau masih suka bidang jurnalistik, ah tapi tidak apa-apa. Menjadi pelopor itu jauh lebih hebat, jadi kamu pendiri club itu huh?"

Areum mengangguk semangat. "Iya! Dan aku sudah punya anggota hehe." Areum tertawa renyah.

'Tidak keren. Hanya empat, sebenarnya aku hanya punya empat anggota.'

"Wow, itu awal yang baik. Kakak dulu juga pendiri club baru, club tenis meja. Kau tidak perlu memikat banyak orang untuk membuat club mu menjadi keren. Cukup dengan beberapa orang dan saling percaya satu sama lain, semua itu lebih dari cukup."

Hyunje menepuk puncak kepala Areum sekilas. Kemudian ia berjalan masuk ke kamarnya.

"Kakak akan mandi dulu, mungkin akan menyelesaikan beberapa hal. Makan malam duluan saja Areum, kakak akan lama."

'Ya, sangat cukup. Dan aku juga memiliki kakak yang sangat keren.'


...


"Hey, Areum. Kamu serius?"

Areum yang sedang sibuk mengemas buku-bukunya itupun terhenti. Areum melirik perempuan itu dari sudut matanya.

Go Aera.

"Iya, ada apa? Merasa kehilangan?" Areum menarik sudut bibirnya remeh.

"Kenapa harus keluar? Bukankah kamu bisa ikut dua club sekaligus?"

Areum menggeleng. "Aku tidak suka club itu,"

"Kenapa? Kupikir clubmu tidak lebih baik dari club ini. Masih baru dan hanya sedikit anggo-"

Blue HourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang