Jangan lupa vote comment!
Happy Reading~
---
"Ingin memesan apa, Tuan?"
Beomgyu menoleh, tadinya ia sibuk melihat interior di salah satu rumah tradisional Hanok itu. Namun buyar saat seorang pria berkisar kepala tiga menghampirinya dengan membawa daftar menu.
"Ah, eum, menu terbaik di sini apa ya, Pak?" Tanyanya sambil menerima daftar menu yang diberikan.
"Kalau itu, menu bibimbap di sini adalah yang terbaik selama saya bekerja, menu ini adalah yang paling terkenal di kalangan wisatawan."
"Oke, kalau begitu aku pesan bibimbap." Ucap Beomgyu mantap tanpa melihat menu dan menyerahkannya kembali.
"Baik, lalu minumnya?"
"Air putih saja."
"Baik, pesanan akan diantarkan sebentar lagi ya."
Beomgyu mengangguk dan tersenyum.
Ia kembali mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Pengunjung di sini rata-rata adalah keluarga kecil dengan anak-anak mereka yang belum memasuki taman kanak-kanak. Beomgyu tersenyum menyaksikannya, tanpa sadar ia mengingat keluarganya di Seoul. Belum genap satu hari, tetapi ia sudah merindukan mereka.
'Mereka baik-baik saja, kan?'
"Ini pesanannya Tuan." Suara itu menyadarkan lamunan Beomgyu.
"Ah~ cepat sekali," Beomgyu menatap pesanannya antusias, menyambutnya dengan mata berbinar. "Terima kasih banyak." Ucapnya sambil membungkuk ke arah lelaki itu.
Pria itu membalas dengan membungkuk kecil, kemudian ia berbalik. Namun, baru dua langkah ia berjalan, pria itu teringat sesuatu dan berbalik lagi. "Mohon maaf sebelumnya, apakah Tuan datang sendiri?"
Beomgyu yang hendak memakan bibimbapnya itu terhenti. "Iya saya datang sendirian, ada hal apa?"
"Kebetulan sekali, karena hari ini akhir pekan, ada cendera mata khusus pengunjung yang datang tidak bersama pasangan ataupun keluarganya. Apakah Tuan keberatan?"
"Ah, tentu saja mau. Saya sama sekali tidak keberatan." Mata Beomgyu langsung berbinar.
"Baik, siapa nama Anda Tuan?"
"Choi Beomgyu."
"Choi Beomgyu?" Pelayan itu mengulang ucapannnya, Beomgyu mengangguk. "Baik, setelah ini akan ada yang membawakannya untuk Anda Tuan. Permisi... ."
Beomgyu kembali membungkuk. Dan kemudian ia segera menyantap pesanannya tadi dengan bersemangat. Sejak pagi, Beomgyu belum memakan makanan berat sama sekali, ia sibuk dengan rute perjalanannya ke tempat ini, dan bertanya kepada banyak penduduk setempat. Nyatanya teknologi G**gle Maps tidak begitu membantunya kali ini. Meski seharusnya ia bisa sampai dalam waktu kurang lebih dua puluh menit.
Terlepas dari itu semua, segala kelelahan itu terbayarkan semua dengan kedamaian yang tempat ini berikan. Tempat-tempat bersejarah yang menenangkan, dan perumahan Hanok yang indah. Atmosfer yang seperti ini tidak bisa dirasakannya di Seoul, atau rumahnya sekalipun. Setidaknya, untuk kali ini saja, ia terbebas gangguan dari orang itu, ya tentu saja.
Nada dering ponsel Beomgyu berbunyi tepat saat ia menelan suapan terakhirnya. Ia melihat nama yang tampak di layar.
"Ahh, tidak bisakah paman memberikanku ketenangan sehari saja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Hour
Fanfiction"Hey," Kepala Soobin menyembul dari balik pintu, Beomgyu menoleh. "Mau tahu apa yang aku dan Yeonjun temukan?" Beomgyu menggelengkan kepalanya pelan, di sisi lain jantungnya berdegup sangat cepat. "Dengar, tidak usah pedulikan lomba minggu depan, ti...