7

4 4 1
                                    

Halo-halo! TotoPanggang di sini!

Baydewey, sejujurnya ada kesalahan publish part cerita. Part yang seharusnya di up hari ini justru malah di up minggu kemarin 😭😭 Jadiii iyah, ada part yang terlewat kawan. Baca lagi part 6! Itu part yang kelewat huhu.

Happy reading~~

Enjoy!

.


"Yeoboseyo?" terdengar suara berat dari seberang sana.

Areum terkejut. Segera ia menyerahkan ponsel itu kepada Hyunjae.

"Halo, saya Hyunjae. Mohon maaf sebelumnnya, tadi pemilik nomor ini menitipkan ponselnya ke saya. Apakah-"

"Oh! Ya, itu ponsel milik saya, maaf saya lupa mengambilnya tadi Apakah boleh tolong kirimkan alamatnya? Saya lupa, akan saya ambil besok. Terima kasih sudah menelepon."

"Ooo ya baik. Akan saya kirimkan."

Hyunjae menutup sambungan dan langsung mengirimkan alamat rumah mereka ke nomor itu.

"Aneh. Tadi Areum baru melihatnya di halte dan sekarang dia sudah bersama orang lain? Bagaimana bisa?"

"Hidup ini memang sangat misterius Areum. Abaikan saja." Ucap Hyunjae sambil lalu.

Areum mengerutkan dahinya. Cepat-cepat ia menghapus pikiran itu dan masuk ke kamar. Di tempat yang lain, Beomgyu, Yeonjun, dan Soobin sedang bersiap pulang ke rumah Beomgyu di Seoul.

"Untung saja ponselmu aman, Gyu. Dia orang yang baik." Ucap Yeonjun di jok samping kemudi. Kali ini Beomgyu yang menyetir.

"Yah.. bagaimana yah? Aku itu tidak pernah salah memilih orang." Ucap Beomgyu jumawa.

"Seharusnya aku tidak ngomong itu tadi."

Beomgyu tertawa renyah.

"Ngomong-ngomong, Gyu. Tadi, di depan rumahmu ada perempuan itu, tadi pas kita baru mau ke Jeonju." Celetuk Soobin dari jok belakang.

"HAH?! YANG BENER?"

"Perhatikan jalan saja Gyu. Teriakanmu menggetarkan seisi mobil." Yeonjun mengingatkan.

"TERUS NGAPAIN GUE PULANG?! AAA! PASTI DIA LAGI BERDIRI DEPAN RUMAH SAMBIL NGELIATIN JENDELA KAMAR GUE!!"

"SSSTT! BERISIK GYU!" pekik Yeonjun sambil menutup telinga.

"Oke, aku diam."

"Kurasa dia sudah pulang. Ini sudah tengah malam. Dan mungkin ayahmu sudah menyuruhnya pergi. Tenang saja." Soobin melanjutkan.

"Gila. Seperti serangga saja." Beomgyu berdecak.

"Tapi kemarin di sekolah dia terlihat baik-baik saja. Bahkan di kelas dia aktif dan ramah ke semua orang. Mungkin kamu yang aneh Gyu."

Beomgyu melirik sinis ke arah Soobin.

"Kau harus menjadi aku dulu supaya tahu rasanya Soobin. Menderita!"

"Oh begitu? Ogah jadi lu."

"Gue juga ogah jadi lu."

"Lah siapa yang minta lu jadi gue?"

"SSSTT! Kalian di manapun kapanpun ga capek berantem WEY." Yeonjun menatap tajam ke arah Beomgyu dan Soobin bergantian.

"GAK!" ucap Soobin dan Beomgyu bersamaan.

...

Esoknya, di Seoul.

"Gyu minta tolong Paman Dong Hae buat ngambil ponselnya, hehe. Paman tadi sudah mengirim chat, katanya ponselnya aman dan sedang perjalanan ke sini." Ucap Beomgyu sambil menunduk di hadapan ibunya. Ia baru saja dimarahi karena meninggalkan ponsel kepada orang tidak dikenal.

Blue HourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang