DEAR HIM✔️

13. GOT HIS APPROVAL

[hanya fiksi]

Sabtu ceria.

Dengkuran halus itu masih setia mengalun menghiasi sudut kamar. Jam kini menunjukkan pukul 8 pagi dan tak ada tanda-tanda pergerakan si pemilik unit apartemen tersebut untuk kembali dari dunia mimpi. Beberapa pesan menghiasi layar ponsel si mungil dari para penggemar untuk mengajaknya sekedar jalan-jalan menikmati weekend.

Jangan harap di balas.

Hingga satu panggilan yang membuat ponsel itu bergetar di atas nakas. Seakan di paksa kembali menjemput realita, kedua alis itu mengernyit tak suka.

"Fak!" rutuknya sebagai satu kata umpan memulai hari.

Dan ponsel tersebut masih setia bergetar.

"Fak! Argh! Siapa sih anjir?" tangannya bergerak acak meraih ponselnya. Tanpa membuka mata ia mengangkat panggilan tersebut.

"Halo? Eh mana sih? Anjing belom ke swipe—halo siapa?!" gusarnya.

"Pagi Kak Baekhyun!" sapa seseorang di seberang sana.

"Anj—ngapain sih? Lu lupa hari ini hari Sabtu hah? Ngapain telp—"

"Kak saya ada di bawah, security e ndak bolehin saya masuk soalnya saya ndak tau unit Kakak nomer piro" ujar Chanyeol seakan mengadu.

Kedua mata sabit itu sontak terbuka lebar dengan tubuh yang langsung terduduk, "Hah? Di bawah mana?!"

"Iki lho di bawah apartemen e Kakak.. Tapi beneran di luar, di jalan raya.. Ndak isa masuk" ujar Chanyeol.

"Lu ngapain sih elah! Udah pulang lu sana!" bentak Baekhyun namun berkebalikan dengan apa yang ia lakukan. Si mungil dengan langkah acak mengambil hoodie dan menggunakan celana trainingnya untuk bergegas keluar dari unit apartemen.

"Ndak mau, saya mau ketemu Kak Baekhyun!" kekeuh Chanyeol.

"Ck! Nyusahin tau gak lu! Ganggu waktu tidur gue aja! Mau ngapain sih?" dumelnya yang kini sudah berada depan lift pribadi.