11

410 52 2
                                    

Hyungwon melamun sambil memainkan rambut Wonho.

Seperti kebanyakan mereka akan menghabiskan hari libur di kamar karena Hyungwon terlalu malas untuk pergi ke luar.

Mereka akan memesan makanan lalu menonton film, atau juga hanya berpelukan selama seharian.

Tentu saja berpelukan tidak akan lengkap tanpa ciuman dan ya... begitulah, mereka bisa melakukan apa pun yang mereka inginkan.

"Apa kau tidak menyukainya?" Pertanyaan Wonho membuyarkan lamunan Hyungwon. "Eh?" membuatnya sedikit kaget.

"Filmnya— Kau terlihat aneh. Apa ada yang mengganggumu, katakan padaku" Wonho mengangkat kepalanya dari pangkuan Hyungwon, menunggu kekasihnya bicara.

"Tidak, hanya saja Minh—"

Ddrtt...

Drrtt.... Drrtt....

Perhatian ke duanya teralihkan pada ponsel Wonho yang bergetar di atas meja nakas.

Sebuah panggilan masuk dari 'Eomma' tertulis di layar, Hyungwon yang berada lebih dekat dengan ponsel Wonho dengan segera menerima panggilan itu dan memberikannya pada Wonho.

"Nde eomma..." Sahut Wonho.

"..."

"Apa?! Tunggu aku akan pulang sekarang"

Wonho mematikan panggilan itu, ia terlihat tergesa-gesa hingga hampir melupakan Hyungwon.

Kecupan singkat di kening Hyungwon dapatkan sebelum Wonho benar-benar pergi meninggalkannya.

"Aku harap sesuatu yang buruk tidak akan terjadi" Hyungwon berdoa, dan sepertinya ia sudah dapat menebak alasan Wonho bertingkah seperti tadi.

Ayahnya, pasti datang ke rumah mereka dan mungkin menyakiti Ibunya lagi.

Jangan berpikir jika Hyungwon adalah kekasih yang buruk karena membiarkan Wonho pergi sendirian. Ini tidak seperti baru pertama kali terjadi, Hyungwon pernah berada di sana dan ia harus mendapatkan memar di wajahnya karena Ayah Wonho.

Sejak kejadian itu Wonho tidak pernah membawa Hyungwon ke rumahnya lagi.

.
.

Ting tong! Ting tong!

Ibu Kihyun mematikan kompor begitu ia mendengar suara bel, mengira-ngira siapa orang yang berada di balik pintu.

Ia yakin jika itu bukanlah anaknya, karena Kihyun baru saja pergi untuk membeli kecap di supermarket di depan jalan.

Nyonya Yoo membuka pintu, kemudian ia tersenyum. "Nugu...?" Tanya Nyonya Yoo pada anak laki-laki bertubuh tinggi berbadan tegap yang berdiri di depan pintu apartementnya.

"Annyeongaseyo eommanim, aku temannya Kihyun" Sapanya lalu memperkenalkan diri.

"B-benarkah?!"

Tentu ini merupakan kabar baik bagi nyonya Yoo, sejak masuk ke sekolah itu Kihyun belum pernah sekali pun memperkenalkan atau mengajak temannya berkunjung.

Nyonya Yoo sempat khawatir jika Kihyun tidak memiliki teman di sana.

-

Sebuah senandung mengiringi langkah Kihyun kembali menuju flat apartemennya, kantong plastik berwarna putih menghiasi pergelangan tangan Kihyun.

Kihyun terlihat tidak sabar ingin memakan Japchae buatan Ibunya, dengan cepat ia membuka kunci pintu dan masuk.

"Eomma! Kecapnya datang!!!" Teriak Kihyun girang menuju dapur, akan tetapi dalam sekejap wajah sumringah itu berubah datar.

K I N G ; Monsta XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang