#𝟏𝟎.𝟎𝟎 𝐬𝐨𝐫𝐫𝐲, 𝐢 𝐥𝐢𝐤𝐞 𝐲𝐨𝐮
Sepertinya hal ini akan terus memanjang, gadis yang dimabuk cinta serta pemuda yang terlalu bodoh perihal itu. Ini terlalu kompleks bagi kedua orang tersebut, bahkan setelah pendekatan yang memakan kendali dirinya.
Namun, Albedo tetaplah Albedo.
Pemuda yang berdiri dengan keegoisannya, ia terlalu banyak menyangkal banyak sebuah rasa yang pernah datang, membiarkan sebuah tingkah apatis menghadapi gadis itu.
Pertanyaan yang gadis itu lontarkan seminggu yang lalu, kembali berputar. Seminggu itu hanya hanya diisi oleh sapaan hangat gadis jelita serta balasan sekilas dirinya tak tahu harus bertingkah seperti apa.
Kepingan memori pertama kali mereka bertemu hingga di titik ini, sungguh membuat kesan tersendiri.
Barangkali memang benar pemuda tampan itu pandai menyimpan sebuah perasaan, terlalu gengsi untuk mengungkapkan apa yang dirasa.
Bahkan saat inipun, yang dilakukannya hanya mengikuti figur di depannya yang ia buntuti diam-diam.
Benar, untuk kesekian kali ini ia bukanlah dirinya. Entah sihir apa yang dilakukan gadis itu padanya, hingga membuat sang ketua osis mencakup ketua klub alkemis seperti ini.
Perpustakaan di mana gadis itu tengah memilih salah satu buku yang disusun, pemuda tampan berdiri tepat di ujung rak beberapa meter dari figur si perempuan tengah menyibuki dirinya di sana.
"Ara, tumben sekali kau kemari."
"Lisa-sensei, konnichiwa."
"Konnichiwa [Name], kali ini buku apa yang sedang kau cari?" Gadis tersebut menggumam, sebenarnya ia tidak begitu yakin menemukan buku tersebut, hanya saja mungkin Lisa sepertinya akan membantu sedikit permasalahannya.
"Apa di perpustakaan ini punya buku tentang cara membuat lelaki jatuh cinta?"
Lisa bergeming hingga sedetik kemudian tertawa, menyadari bahwa mereka sedang di perpusatakaan guru sejarah tersebut sontak menghentikan tawanya.
"Jadi, siapa pemuda beruntung itu?"
Albedo tidak bisa mendengar percakapan kedua orang tersebut dari tempatnya berdiri sekarang, namun yang bisa ia lihat hanyalah pipi gadis yang berwarna merah muda serta Lisa yang terkekeh di sana.
Kedua kaki beranjak keluar perpus setelah otak menyadari tingkah konyolnya saat ini, Albedo berjalan hingga ia berdiri tepat di halaman belakang sekolah. Festival tanabata terhitung tiga minggu lagi, tak ayal banyak siswa serta siswi yang tengah membantu sama lain ketika ia membawa tujuannya kemari.
Pemuda tampan tersebut lebih memilih untuk mendinginkan sedikit kepalanya, menggali setiap kepingan awal dari sebuah ketidak harusan.
Segala bayangan serta segala sikap yang dilayangkan oleh gadis itu memanglah membuat batinnya selalu dirundung pertanyaan, perihal apakah dirinya benar-benar dibuat jatuh ataukah hanya sebatas pertahanannya saja.
Sebab ia pikir bahwa mencintai bukanlah kata yang mudah diucap serta mudah dilakukan, ia menyadari bahwa dirinya terlalu bodoh perihal ini.
"Albedo senpai?"
Ia menoleh, menemukan Sucrose yang berdiri tepat di sampingnya. Mempersilahkan gadis itu untuk duduk, belum ada percakapan yang akan dilontarkan keduanya, Albedo mengerti bahwa sikap malu Sucrose sedikit membuatnya kesulitan untuk berinteraksi.
"Apa Albedo senpai tidak ada kegiatan untuk sekarang?"
Albedo menggeleng kecil, "Untuk sekarang tidak, apa kau kemari untuk memberikan hasil penelitianmu?"
"Iie, a-aku kemari karena ada hal yang ingin aku katakan." Netra biru melirik kedua tangan Sucrose yang mengepal, "Doushita Sucrose?"
Perempuan itu bergeming, baginya untuk duduk di samping Albedo adalah hal yang membutuhkan keberanian besar. Sang Kreideprinz di matanya sangatlah sukar untuk ia gapai, sementara dirinya yang terlalu takut untuk mengungkapkan.
Namun sekarang untuk kali ini ia pikir tidak apa-apa untuk tidak menjadi 'diri'nya sekali saja, ia menatap ujung sepatu serta mengambil napas dalam sebelum berujar, "Suki da Albedo senpai."
Seharusnya ia tak mengatakannya, seharusnya ia tetap memendamnya, seharusnya....
"Aku menyukai Albedo senpai sejak pertama aku memasuki klub alkemis, aku menyukai saat kau berbicara tentang zat-zat kimia, menyukai saat kau terus berusaha ketika percobaan yang dilakukan gagal."
Perempuan itu tidak tahu harus kembali menutup rapat perasaannya atau tetap membiarkannya, "Aku menyukai Albedo senpai yang terlihat senang saat percobaan yang dilakukan berhasil, aku menyukainya."
Air asin jatuh lewati pipinya, perasaan yang ia pendam setahun ini diungkapkan. "Albedo senpai-"
"Terima kasih."
Netra milik perempuan tersebut menatap kilau biru indah milik pemuda itu, sudut bibir mengukir sebuah kurva.
"Terima kasih karena sudah menyukaiku selama ini Sucrose."
Perempuan dengan surai hijau mint tetap bergeming kala ibu jari milik si pria usap air mata yang masih jatuh bebas, ia ingin memiliki semua tentang pemuda itu.
"Aku menghargai itu, tapi maaf aku tidak bisa."
Kini Sucrose mengerti, ada hal yang tak sesuai harapannya. Bahkan ilmu alkemispun tak selalu berhasil dan berjalan dengan mulus, "Aku mencintai seseorang."
Albedo menatap rumput yang dipijaknya, pikiran akan gadis itu meluap. "Dia gadis yang tidak terlalu pintar, namun terlalu percaya diri."
Detil tatapan neta biru yang melunak membuat hatinya tergores lebih banyak, "Aku tidak bisa menggambarkannya dengan baik, tidak seperti aku yang pandai menjelaslan hal kimia, namun ketika menyangkut dirinya...ia adalah sosok yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata."
Perempuan itu tetap bergeming, hingga presensi Albedo yang sekarang berdiri dari tempat duduknya membuat ia harus mengadah untuk melihat wajah tersebut. "Aku sangat berterima kasih padamu Sucrose, tapi maaf aku tidak bisa membalasnya. Aku harap akan selalu ada orang yang lebih membuatmu jatuh cinta melebihi dirimu mencintaiku," ujarnya yang lantas pergi.
Ia tetap menatap punggung itu hingga lenyap dari pandangannya yang buram karena air mata, ini terlalu sakit untuknya. Bagaimana bisa ia mengagumi sekaligus mencintai orang yang tak bisa ia gapai, Sucrose membenci situasi ini.
"Maaf, karena aku sudah menyukaimu."
Rasanya ini tidak adil bagaimana seseorang yang baru saja hadir dalam hidup lebih banyak mendapatkan peran.[]
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐘𝐄𝐒 𝐨𝐫 𝐘𝐄𝐒
Fanfiction˚ ༘♡ ⋆。˚ 𝒂𝒍𝒃𝒆𝒅𝒐 𝒌𝒓𝒆𝒊𝒅𝒆𝒑𝒓𝒊𝒏𝒛 ↳completed. ❝simpelnya hanya berkata 'ya' dan kau sudah menjadi milikku.❞ ©𝐮𝐤𝐢𝐲𝐨. 𝐄𝐬𝐭 : 2021/09/22 ©𝖬𝖾𝖽𝗂𝖺/𝖿𝖺𝗇𝖺𝗋𝗍𝗌 𝖿𝗈𝗋 𝖼𝗈𝗏𝖾𝗋 𝗎𝗌𝖾𝖽 𝗁𝖾𝗋�...