part 2

212 64 17
                                    

Tiara menatap anrez tidak suka. Tatapannya memancarkan aura permusuhan. Tangannya
terkepal kuat menandakan dirinya sangat marah. la tidak suka jika ada orang yang
menantangnya

"Denger ya anrez Adelio, gue gak suka sama cowok miskin, jelek, dan norak kaya Lo. Jauhin
gue Karena level kita jauh kaya bumi dan langit" teriak Tiara
Banyak orang yang kaget mendengar penuturan Tiara.

Pasalnya laki laki yang
dipanggil nya jelek adalah anrez Adelio banyak gadis yang mengagumi wajahnya yang
tampan. Selain itu, ia juga terkenal dengan otak yang cemerlang dan baik.

Sehingga banyak yang ingin berteman dengannya walaupun dia tidak berasal dari keluarga yang mapan.

"Tadinya cinta itu memang ada, tapi sekarang gue yakin cinta itu akan hilang dengan sendirinya, apalagi ngeliat tingkah Lo secara
langsung kaya gini" tutur anrez.

Sebenarnya dia merasa sangat kecewa. Tapi apa boleh buat, ia akan melupakan Tiara.

"Terserah, yang penting jauhin gue. Don't love me" ujar Tiara

"Oke, gue harap nantinya Lo gak akan jatuh cinta sama gue" ucap Anrez percaya diri

"Don't love me, karena jika itu terjadi mungkin perasaan gue udah hilang"lanjut anrez

"Gue nggak akan Sudi suka sama orang kaya Lo" balas Tiara melangkah pergi meninggalkan
anrez.

"Lo gila ya, cowok seganteng anrez Lo tolak" ucap Anggi heboh, ia tak habis pikir bisa
bisanya Tiara melakukan itu.

Tiara memutar bola matanya malas, sedari tadi Anggi tidak henti-hentinya membahas
tentang anrez.

Membuat nya tak berselera
menghabiskan nasi goreng yang sedang dimakannya.
Saat ini mereka sedang berada di kantin, usai drama antara Tiara dan anrez, Tiara memutuskan
untuk pergi ke kantin bersama Anggi sahabatnya.

"Mata Lo buta ya, cowok kaya gitu dibilang ganteng, lagian dia bukan tipe gue" ucap Tiara

"Tipe gue itu seperti.."Tiara menggantungkan kalimatnya. Matanya menatap sekeliling
mencari sesuatu

"dia" tunjuk Tiara ke arah
seseorang yang sedang duduk bercanda dengan teman temannya.

Mata hitam legam, alis tebal, hidung mancung da  memiliki rahang yang tegas. Dia adalah Alfian Juli Alvaro. Si ketua osis SMA bina Mulya sekaligus anak
dari pemilik sekolah bina mulya.

"Kalo itu gue juga suka" tutur Anggi.

"Dia punya gue, Lo ambil tuh si anrez" Tiara mendelik kearah Anggi.

Target yang Tiara suka harus menjadi miliknya. Tidak boleh ada yang menyukai atau
mendekati apa yang dia inginkan termasuk sahabatnya sendiri.

Cepat atau lambat Tiara
yakin Alfian akan menjadi miliknya. Tiara terpukau hanya dengan melihat Alfian
tertawa. Laki laki itu berhasil mengalihkan sebagian dunianya. Setiap malam Tiara selalu
stalker akun sosial media alfian tidak pernah bisa baginya untuk mengetahui segala hal
tentangnya.

"Ti, dia kesini" bisik anggi menyernggol bahu Tiara pelan.

Jantung Tiara berdegup kencang. Alfian benar benar berjalan ke arah tempat duduknya dan
Anggi.

Ya laki laki itu Alfian Juli Alvaro. saat ini, Julian sudah berdiri didepan Tiara. Matanya
memandang Tiara lekat. Membuat Tiara menunduk tak berani menatapnya.

Tiara memang tidak pernah takut pada siapapun tapi berbeda dengan Alfian. Laki laki itu membuat Tiara diam tak berkutik karena
pesonanya.

"Will you be my girl friend?"
Kalimat itu membuat Tiara diam membeku. Tubuhnya menegang mencerna apakah benar
yang didengarnya. Seluruh orang yang berada di kantin menyatakan cinta kepada Tiara
membuat banyak orang iri terhadapnya.

Anggi yang berada di sebelah Tiara terlihat kaget. Mulutnya menganga lebar tidak percaya
dengan apa yang dilihatnya.

Alfian dia benar benar menembak Tiara. Tiara mendongakan kepalanya menatap sekeliling. Banyak orang yang mulai
mengerubungi mereka.

Mata Tiara tidak sengaja bertemuu dengan Anrez yang berdiri tidak jauh dari tempatnya berada. Gadis itu menampilkan senyum miring saat pandangan
mereka bertemu.

Ini saat yang tepat bagi Tiara
untuk membuat Anrez sakit hati. Tiara tau anrez tidak semudah itu melupakannya.

"Yes, i Wil" jawab Tiara pelan tapi masih dapat
didengar oleh semua orang.

"HAHAHA" tiba tiba suara itu terdengar jelas dari tempat duduk teman teman Alfian.
Membuat tiara sekaligus semua orang yang
menyaksikannya heran.

"Gila langsung diterima" ucap Dandi salah satu teman Alfian

"Dia ngira si Alfian beneran kali ya" Riki yang berada di samping Dandi tidak bisa
menghentikan tawanya.

"Mantap Lo Al, sampe cewek kaya Tiara aja mau sama lo" revaldi ikut menimpali

Tiara merasa heran apa yang salah pikirnya. Mengapa mereka tertawa seperti itu? Apa
maksudnya? Tiara tidak mengerti situasi apa
yang sedang terjadi.

Suasana kantin makin tidak kondusif, suara ricuh
mulai terdengar banyak dari mereka yang membuka suara menanyakan mengapa teman
teman Alfian tertawa terbahak-bahak seperti
itu? Apakah ini lelucon bagi mereka?

"Gue kalah main game, hukumannya seperti ini jadi jangan baper ya. Soalnya ini cuman candaan kalau Lo baper bisa gawat" ujar Alfian

Bagai disambar petir ucapan Alfian seolah menyetrum tubuh Tiara. Ternyata dirinya
dibuat candaan oleh Alfian dan terman temannya.

Pernyataan cinta itu tidak benar Alfian tidak serius mengatakannya. Tapi Tiara dengan bodohnya percaya begitu saja.

Gelak tawa mulai terdengar jelas, semua orang mulai menertawakan Tiara. Melihat wajah Tiara yang gugup saat tadi di tatap Alfian menjadi hiburan bagi mereka.

Kecuali anrez, laki laki itu tidak menunjukkan tawanya sama
sekali wajahnya terlihat datar entah apa yang dipikirkannya.

"Inget jangan baper, tipe cewek gue bukan cewek sombong kaya Lo. Gue suka sama cewek lain tapi bukan Lo" ucap Alfian pedas, lalu ia melangkah pergi ketempat duduknya dan
teman temannya

Ucapan itu sangat menyakitkan untuk tiara, apakah ini yang dinamakan ditolak mentah
mentah sebelum menyatakan perasaan.

Wajahnya bersemu merah saat ini ia merasa sangat malu. Tiara tidak pernah membayangkan sebelumnya kejadian seperti
ini akan terjadi.

"Itu namanya karma, tadi mempermalukan sekarang dipermalukan" teriak putri yang
sedari tadi menonton apa yang terjadi.

"Gu..gue juga nggak suka ko sama Alfian" jawab Tiara gugup.

"Wahh.ngga suka katanya guys, tapi ko keliatannya bohong ya" celetuk putri

Tidak tahan dipermalukan Tiara memilih pergi dari kantin. Hari ini adalah hari yang buruk
untuk Tiara.

Apakah benar yang dikatakan
putri bahwa ini adalah karma Tiara pusing memikirkannya rasanya ia ingin melupakan
apa yang sudah terjadi hari ini.
Saat ini Tiara sedang berada di lapangan indoor basket, matanya memandang lurus kedepan dadanya sesak ia menggigit bibir
bagian dalamnya untuk menahan agar air matanya tidak tumpah.
















Bersambung...












Wawawawawawawawaw seru ya gays hehehe...

Di tunggu ya part selanjutnya

Dan jangan lupa vote dan komen

Benci Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang