part 8

149 39 8
                                    

Assalamualaikum semua
Aku comeback nihh
Pada kangen ga sih sama aku 😁😁?

Sebelum baca part ini disarankan baca part sebelumnya?


Happy Reading gays

_

_

Ternyata anrez adaian orang yang lIciK dari yang Tiara kira, laki laki itu cukup cerdik untuk
membalikan suasana agar berpihak kepadanya.

"Nyatakan cinta untuk gue dilapangan waktunpulang sekolah nanti dan jangan lupa pakai surat cinta" tutur anrez lalu pergi meninggalkanbTiara

Tiara mencerna apa kata anrez, bagaimananbisa dia melakukan itu.

***

Anrez benar benar
membuatnya malu Tubuh Tiara gemetar saat berhadapan dengan
Anrez, disekelilingnya sudah ramai dengannorang orang yang melihat ke arah mereka
penasaran.

Ingin rasanya Tiara pergi dari sana sekarang juga.

Saat ini Tiara sudah berdiri dilapangan, keringat dingin bercucuran di dahi Tiara, ia
harus menanggung malu akibat ancaman yang diberikan anrez kepadanya.

- to: Anrez Adelio, maukah kau menjadi pacarku?
Anrez membaca surat dari Tiara.

Hanya dari melihat isi surat itu anrez tau Tiara tidak bisa
membuat semacam surat cinta atau merangkai kata kata.

Disekitar mereka banyak yang berteriak histeris. Mereka tidak pernah menduga jika
Tiara akan mengatakan cinta kepada AnreznBanyak yang bertanya tanya mengapa Tiara
dulu menolak anrez jika akhirnya akan begini

"Tiara Andini, jangan harap gue mau jadi pacar Lo" tolak anrez pedas

Tiara menunduk malu, anrez sudah menginjak nginjak harga dirinya dihadapan orang ramai

"Gue kembaliin ini juga" ujar anrez menaruh
ponselnya di saku baju Tiara.

"Lo bisa hapus video nya sendiri, karena cuma ini yang gue mau. Jaga ponsel gue baik baik
sampai gue beli ponsel lo yang baru" bisik anrez lalu pergi.

***

Tiara Berjalan sendirian ditengah malam tidak
membuat Tiara merasa takut, gadis itu melangkah dengan santai sambil menenteng
kantung plastik belanjaan milik mamanya yangnmenyuruhnya ke mini market.

Angin berhembus cukup kencang, membuatnrambut yang dikuncir itu berterbangan ke
mana mana menutupi wajahnya. Untung sajanTiara memakai Hoodie jadi itu bisa
membuatnya sedikit tidak kedinginan.

"Itu bukannya?" Tiara menajamkannpenglihatannya tatkala melihat seseorang
yang tidak asing baginya tergeletak di aspal
dengan motor yang juga terjatuh.

"Alfian" teriak tiara, langsung berlari ke tempatnlaki laki itu berada

Tiara memandang khawatir melihat Alfiannyang meringis kesakitan.

Model celana jeansnsobek bagian lutut itu menampilkan luka yang
cukup nyeri bagi siapapun yang melihatnya.

Tidak hanya itu siku dan pelipis Alfian punnmengeluarkan darah.
Alfian benar benar tidak mementingkan keselamatan, Alfian terlihat tidak memakai
helm, padahal helm sangat penting untuk melindungi bagian kepala jika terjadi hal hal
yang tidak diinginkan, Misalnya seperti sekarang. Pelipisnya menjadi terluka.

"Are you okay?" Tanya Tiara

"Pertanyaan macam apa itu, udah jelas jelas gue terluka" celetuk AlTian, ia dengan susah
payah merubah posisinya menjadi duduk

"Kenapa bisa gini?" tanya Tiara lagi

"Seperti yang Lo liat, gue jatoh dari motor"

"Gue nggak tau cara melakukan pertolongannpertama, tapi yang terpenting bersihin dulu
darah Lo" Tiara mengambil tisu dari kantung belanjaannya dan mengelap darah yang ada di
pelipis Alfian.

"Gue anter ke rumah sakit ya" Tiara ingin memapah alfian, tapi tangannya langsung
ditepis oleh laki laki itu.

"Gue enggak mau, ini cuma luka kecil ga ussah sampai ke rumah sakit" Alfian mengambil
beberapa tisu milik Tiara dan mengelap darah di
lututnya.

Alfian sangat anti minum obat, bahkan dulu waktu SMP Alfian pernah mengalami kecelakaan jatuh dari motor, saat itu mamanya langsung membawanya ke rumah sakit.
Namun setelah selesai Alfian malah diberi beberapa obat obatan untuk diminum.
Mamanya memaksa meminum semua obat bahkan saat dirinya sudah sembuh.

Alfian tidak mau jika hal itu terjadi lagi, Alfian membencinya semua yang rasanya pahit.

"Tapi luka Lo" tanya Tiara cemas

"
"Santai aja ini mah nggak seberapa"

"Luka seperti ini dibilang tidak seberapa?"

Tiara menatap jengah Alfian. Menurutnya Alfian terlalu menganggap enteng semua hal.
Jika tidak segera diobati bisa saja infeksi.

"Ikut gue kita ke apotek sekarang" Tiara bangun dan mengangkat motor Alfian yang jatuh
tidak jauh dari tempat mereka.

"Lo bisa bawa motor?" Tanya Alfian mengangkat sebelah alisnya. Menatap tidak
percaya saat melihat Tiara mulai menstater
motor miliknya.

"Seperti yang Lo liat" Tiara tersenyum. Dulu papanya lah yang mengajarkan nya
mengendarai motor.

Dengan ragu Alfian duduk di kursi penumpang, selama ini baru sekali Alfian dibonceng oleh seorang perempuan. Timbul rasa cemas dibenaknya, bagaimana jika Tiara tidak
benar-benar bisa membawa motor? Alfian tidak mau terjatuh untuk yang kedua kalinya.

Tiara mulai menjalankan motor yangndikendarai nya, terlihat cukup normal tidak
kaku sama sekali. Alfian jadi bisa sedikit menghilangkan rasa cemasnya.

"Helm Lo dimana?" Tanya Tiara melirik Alfian dari kaca spion

"Gue gak bawa helm"

"Kenapa. kan bahava" ucad Tiara

"Sayang wajah tampan gue ntar gak keliatan" ucap Alfian percaya diri

"Percaya diri banget ya" jawab Tiara dengan menyunggingkan senyumnya, tidak bisa
dipungkiri Alfian memang sangat tampan.

"lyalah, dulu waktu gue nembak Lo juga mau" Tiara diam tidak membalas ucapan Alfian.

Tiara malu jika mengingat kejadian saat Alfian menyatakan cinta kepadanya dulu yang
ternyata hanya prank.
Jalanan cukup lenggang saat malam hari, itu memudahkan Tiara menerobos jalanan tanpa
harus menyelip kendaraan lain.
Kecepatan motor berkurang,

lampu sen sebelah kiri dihidupkan Tiara menepikan
motornya didepan sebuah barngunan
bertuliskan (apotek Batara)

"Pelan pelan" Tiara memapah alfian turun dari motor menuju bangku yang telah disediakan
disana.

"tunggu disini sebentar" katanya lalu pergi

Baru saja melangkah Tiara kembali memutar balik tubuhnya menuju tempat Alfian berada

"Apa?" Tanya Alfian

"Minta uang untuk beli perban" pinta Tiara. Masa hukumannya belum habis, saat ini ia
tidak memiliki uang. Mamanya juga menyuruhnya berbelanja dengan uang yang
pas.

"Nih Alfian menyerahkan dompetnya














Bersambung...



Jangan lupa vote dan komen ya gays dan di tunggu part selanjutnya

Benci Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang