part 3

174 52 18
                                    

Tiara sengaja memilih tempat ini karena memang jarang ada yang datang jika jika tidak ada jadwal latihan atau pertandingan basket.

Sangat cocok untuk Tiara agar bisa menenangkan dirinya sendiri.

"NGESELIN" teriak Tiara.
Cinta bertepuk sebelah tangan, dipermalukan didepan banyak orang, ditertawakan, membuat
Tiara menggeram kesal

"Kenapa, malu? Kesal? Marah?" Tanya Anrez

yang entah sejak kapan laki laki itu berada di sana.

"Mau apa Lo hah, mau ketawa? Senang kan lo ngeliat gue kaya gini" ucap Tiara

"Memang muka gue keliatan lagi seneng atau ketawa?" Tanya Anrez datar.

Dia melangkahkan kakinya mendekati Tiara

"Lo suka sama Alfian? Tanya Anrez memandang Tiara yang berdiri dihadapannya
saat ini.

Dirinya ingin sekali memeluk dan menenangkan gadis itu. Tiara terlihat begitu down tapi itu tidak mungkin terjadi anrez tau Tiara tidak membutuhkan dirinya saat ini.

"lya, gue suka sama Alfian" Jawab Tiara

Mendengar pengakuan Tiara membuat hati Anrez sakit, lebih sakit dari penolakan Tiara
terhadapnya.

Mengetahui orang yang dicintai
ternyata mencintai orang lain membuat kenyataan berlipat lebih menyakitkan.

Dua orang manusia yang sedang patah hati itu saling berpandangan menatap satu sama lain,

cinta mereka sama sama bertepuk sebelah tangan. Dunia ini begitu menyakitkan untuk
mereka.

"Sekarang Lo mau apa? Lo udah tau kalo gue suka sama Alfian, kalau Lo datang kesini
cuman untuk cari perhatian mending enggak usah, hati gue udah diisi sama orang lain'" tutur
Tiara menatap tajam anrez

"Gue kesini karena kasian" ucap Anrez

Tiara naik pitam mendengar apa yang diucapkan anrez. Dirinya benci ditatap kasian

dengan orang apalagi orang itu adalah anrez. Seakan ia begitu menyedihkan dan Tiara tidak
suka itu.

Plakk.

Tiara menampar anrez, tatapannya tidak bersahabat. la menatap benci laki laki itu.

Ditempat yang hanya ada mereka berdua itu serasa semakin mencekam. Aura kebencian,

kemarahan, kesedihan, dan kekecewaan bercampur disana.

"Terimakasih, setidaknya Lo buat gue makinnsadar kalo Lo nggak pantas untuk dicintai. Tekat gue makin kuat buat lupain Lo" anrezbmengusap pipi kanannya yang baru saja
ditampar Tiara

"gue pergi" lanjut anrez lalu
pergi dari hadapan Tiara.

***

"TIARAAA" teriak wanita paruh baya itu dengan kuat, ia memandang jengah melihat Tiara yang masih tertidur dengan pulas Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi,

tapi Tiara masih terbaring nyenyak diatas tempat tidur. Tiara seakan tidak peduli dengan
orang yang meneriaki namanya.

"Tiara bangun" panggil wanita paruh baya itu sembari menepuk bahu Tiara pelan.

Tetapi tetap saja tiara tidak mau bangun Tiara malah semakin mengeratkan pelukannya pada
guling kesukaannya membuat wanita paruh baya itu mengeram kesal

"Bangun Tiara"

"Tiara masih ngantuk ma" jawab Tiara dengan suara parau, gadis itu masih memejamkan
matanya tidak berniat untuk bangun samma sekali.

Benci Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang