Part 4

189 56 23
                                    

"Gak usah kepedean gue kesini cuman mau mengambil baju jahitan mama gue" ucap Tiara

"Mama gue nggak ada dirumah, gue nggak tau baju mama Lo yang mana. Kalo Lo tau Lo bisa
masuk kedalam ambil sendiri"ucap Anrez

"Gue masuk ke rumah lo? Ogah banget, ini mah bukan rumah lebih tepatnya kandang ayam" kata Tiara mengejek

Anrez menatap Tiara tajam. la kurang suka mendengar apa kata Tiara Anrez bersyukur mempunyai tempat tinggal
yang layak untuk di tinggali walaupun tidak sebesar rumah orang orang berada.

Tapi Anrez cukup bahagia dan nyaman. Tidak seperti yang
Tiara bilang rumahnya bukan kandang ayam

"Kalau nggak mau yaudah sana pulang" usir anrez

Tiara kesal terhadap sikap anrez kepadanya, pria itu lebih ketus dari biasanya. Tiara memang menyuruh anrez melupakannya.

Tapi tidak untuk bersikap berani kepadanya. Ingin rasanya Tiara pergi dari sana, ia tidak
suka harus berlama lama berada di satu tempat yang sama dengan Anrez. Terlebih lagi pria itu sekarang lebih menyebalkan.

"Gue tunggu mama Lo disini" kata Tiara. Ila mendudukan dirinya dikursi yang disediakan
didepan rumah. Tiara harus berpikir dua kali jika Ingin pulang dari sana.

Pasalnya jika ia pulang tanpa
membawa baju mamanya uang jajannya selama sebulan harus dipertaruhkan belum lagi mamanya pasti akan mengomel Tiara malas jika itu terjadi.

Anrez tersenyum tipis melihat Tiara yang masih memilih untuk duduk menunggu dirumahnya itu artinya anrez bisa lebih lama
lagi bersama dengan Tiara.

"Enggak sadar rez Lo harus lupain dia" ucap Anrez dalam hati.

Dia menggelengkan kepalanya pelan

"Wow tuan putri Tiara kenapa duduk di kandang ayam?" Tanya Anrez menaikan sebelah alisnya menatap Tiara.

Sejujurnya ia sedang menyindir Tiara Karena ucapannya tadi yang bilang bahwa rumahnya
seperti kandang ayam Tiara melirik anrez kesal, lelaki itu benar benar menyebalkan

"jadi Lu setuju kalo rumah lo ini
mirip kandang ayam?" Tiara tersenyum remeh

"Coba kalo ngomong di filter dulu" kata anrez yang kini duduk didepan Tiara

"Enggak bisa tuh" Tiara mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya ia mendapatkan ide yang
menarik untuk membuat Anrez bertambah kesal.

Dirinya senyum senyum sendiri
membayangkan rencana jahilnya.

Anrez yang melihat tingkah Tiara seperti itu membuatnya heran.

"ANREZ BODOH, JELEK, KAMPUNGAN, MISKIN" ejek Tiara sembari mengarahkan
kamera ponselnya ke wajah AnreznTiara tersenyum senang melakukan itu, Tiara
sengaja merekam anrez dengan menjelek jelekannya agar bisa mengabadikan wajah
Anrez yang marah saat di ejek

"Tiara stop"

"Eh liat guys penampakan kandang ayam" Tiara mengarahkan kameranya ke rumah anrez

"TIARA GUE BILANG STOPI" Teriak anrez marah

Prak..

Suara ponsel Tiara terbentur lantai. Anrez menghentakkan tangan Tiara yang sedang
merekamnya untuk menyuruhnya berhenti.
Tapi ia malah tidak sengaja menjatuhkan ponsel Tiara.

Mulut Tiara ternganga lebar melihat keadaan ponselnya yang retak diatas lantai. Tiara
mendelik marah kepada Anrez

"Ma.maaf gue nggak sengaja" anrez mengambil ponsel Tiara yang terjatuh dan menyerahkannya pada Tiara
Tiara menghempaskan tangan anrez saat akan memberikan ponselnya kembali.

Akibatnya ponsel itu terjatuh untuk yang kedua kalinya.

"Gue enggak mau tau Lo harus ganti dengan yang baru" kata Tiara pergi begitu saja

Membuat Anrez terpaku ditempat. Bagaimana bisa anrez menggantikan ponsel Tiara yang
mahal itu.

Dirinya sama sekali tidak punya
uang untuk membelikan ponsel yang baru untuk Tiara.

Besoknya..

Disepanjang koridor sekolah Tiara berjalan sambil menggerutu. Wajahnya ia tekuk dan sesekali menghentak hentakan kakinya ke lantai membuat siswa/siswi yang berada disana menatapnya heran.

Pagi ini mood Tiara terlihat buruk, Tiara mendesah kecewa mengingat mamanya yang
tidak main main dengan ucapannya. Pasalnya ancaman mamanya itu benar saat tau Tiara tidak membawa baju jahitannya kemarin mamanya langsung memarahinya dan
menghukum Tiara dengan tidak memberikan uang jajan selama sebulan.

Memikirkannya saja membuat Tiara frustasi, bagaimana nasibnya sebulan kedepan. Itu
artinya Tiara tidak bisa pergi shopping seperti biasanya

"Tiara" panggil seseorang menghadang jalan Tiara

"Mau apa lagi dia" batin Tiara melihat laki laki yang berseragam rapi itu berdiri didepannya.

"Gue mau ngasih ini" katanya menyerahkan bungkusan berukuran sedana berwarna biru.

Orang orang disekitar mulai memperhatikan dengan penasaran, banyak dari mereka yang berbisik-bisik tidak jelas.

Hal itu membuat Tiara geram masih banyak saja yang
penasaran dengan urusan orang lain.

Terlebih lagi laki laki dihadapannya itu. Tiara
sudah memperingati untuk menjauhinya tapi anrez laki laki itu kini muncul di hadapan Tiara.
Tiara melirik sekilas bungkusan pemberian anrez tanpa mengambilnya

"Ikut gue" dengan cepat Tiara menarik lengan anrez menjauh dari sana Tiara membawa anrez menuju belakang perpustakaan tempat yang lumayan sepi di
banding koridor tadi.

Tiara malas jika banyak
orang yang menonton mereka apalagi jikanmuncul desas desus antara dirinya & anrez
sungguh Tiara tidak mau hal itu
terjadi.

"Mau apa lagi Lo?" Tanya Tiara seraya melipatntangan di dada memperhatikan anrez

Anrez menarik nafas panjang lalu menghempaskannya secara perlahan

"Gue udah bilang mau ngasih ini" anrez menunjukan bungkusan yang tadi ingin ia
berikan kepada Tiara

"Gue enggak mau Nerima apapun pemberian dari Lo. Nggak usah nyogok gue buat suka sama Lo" celetuk Tiara pedas

Anrez menggelengkan kepalanya melihat Tiara yang masih sama seperti sebelumnya

"Baju jahitan mama Lo" ucap Anrez tersenyum miring

Tiara membuang muka ke arah lain. la sedikitnmalu karena salah mengira maksud
kedatangan anrez Dengan kasar Tiara menarik paksa bungkusan
yang berisi baju jahitan mamarnya lalunmembuangnya ke sembarang tempat.

Tiaranmasih kesal mengingat karena baju itulahndirinya dihukumnAnrez sedikit terkejut dengan apa yang dilakukan Tiara

"Lo aneh. Nyuruh gue buat
jangan suka sama Lo tapi Lo nya sendirinmasih mengira kalau gue suka sama Lo" tutur
anrez sembari mengambil bungkusan yang dibuang Tiara

"Ini punya mama Lo jangan dibuang"

"Punya mama gue kan, bukan punya gue jadinsana kasih sama orangnya" kata Tiara

"Lo kan anaknya" anrez memandang jengahnTiara

"Terus kenapa? Gue nggak peduli ya, pergi!kasih sendiri ke mama gue" teriak Tiara mengusir Anrez

Entah kenapa Tiara selalu saja tersalutnemosinya jika berhadapan dengan Anrez

"Urusan kita sudah selesai, jadi pergi dari hadapan gue"

"Belum" anrez menyenderkan punggungnya ke tembok menahadap paaar pembatas sekolah












Bersambung...







Di tunggu part selanjutnya ya gays

Dan jangan lupa vote dan komen

Benci Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang