Setelah pergi dari rumah sakit kini El mampir sebentar ke rumah untuk mengambil sesuatu, hal ini tak luput dari pandangan Agan yang masih merasa bersalah pada El.
Jujur saja Agan ingin berbicara dengan El namun tenggorokannya seperti tertahan dengan berribu Ton besi, yang sangat amat berat.
El menuruni tangga dengan menenteng sebuah tas kecil sambil memainkan kuncinya serta bersiul kecil, langkah El harus kembali terhentikan saat Agan menyebutkan namanya."El,"
El memutar bola matanya malas, mau tak mau ia harus tetap berhadapan dengan Agan.
El melompat dan mendaratkan diri nya sempurnah di samping Agan, lalu menatap Agan menunggu Apa yang ingin ia sampaikan sambil mengangkat satu alisnya."Sa-saya minta maaf," ucap Agan pelan namun masih bisa di dengarkan oleh El.
Jarang sekali Agan mengucapkan maaf pada orang lain, kecuali keluarga dan sahabatnya.
Agan tipikal orang yang malas banyak bicara, dan teliti bahkan kata maaf saja sangat jarang ia ucapkan karena ia bahkan malas bermasalah dengan sekitarnya."Untuk apa?" tanya El dengan nada ketusnya.
"Tadi...harusnya saya gak ngekang kamu," ucap Agan menjelaskan.
Wait? Kamu? Bukannya Agan biasanya memakai kata Anda?"Kamu? Nih bocah ngapa dah,"-batin El penuh keheranan.
"Gue ada urusan, gue harus pergi," ucap El sambil berdiri dan ingin pergi.
"Pakai jaket, di luar dingin,"
"Sejak kapan lo banyak ngomong? Gue bukan anak kecil Agantara! Urus aja noh berkas-berkas lo," kesal El.
Setelah pertengkaran kecil bersama Agan kini El sudah berada di markas mikik The fire, tampak Jelas nancy dan geng nya yang tengah bersorak atas kecurangan mereka.
Dari kejauhan El sudah tersenyum miring, lumayan banyak juga anggota mereka namun hal ini tak menggemparkan langkah El.PROK...PROK...
"Wah,wah, kayaknya ada yang party nih," ucap El sambil menepukan tangannya.
Sontak membuat yang lainnya kaget bukan main, bagaimana bisa El masuk ke sini?"Lo ngapain ke sini?" tanya Nancy yang bangun dari bangku nya.
"Simple, mau main-main doang ke markas lawan, soalnya suntuk kalau cuma main di markas sendiri," sahut El sambil duduk santai di salah satu bangku di sana.
Jika di umpamakan El seperti seekor tikus yang di kelilingi puluhan kucing."Widih berani juga lo, main ke markas singa," timpal seorang cewek berambut merah.
"Markas singa? Wao gue yang cuma tikus kecil bisa apa, hahahaa" balas El kini di akhiri dengan tawa nya.
Sementara itu di luar ruangan tampak Jelas ke 6 pria yang tengah memantau mereka, salah satu dari mereka kini sangat Kagum dengan apa yang El lakukan.
El terlihat seperti seseorang yang arghhhh sulit untuk di jelaskan."Gak usah banyak bacot, kasih tau aja apa tujuan lo," gertak Nancy yang
mulai kesal Dengan El dan tingkahnya.Wajah El seketika mengeras dan terlihat berkali-kali lipat lebih tajam dan datar.
"Cuma mau main-main sebentar, karena tadi lo pada udah main kan, now welcome to my game baby," ucap El dengan Smirk andalannya.
Langsung saja adegan serang-menyerang terjadi, puluhan orang melawan satu orang sungguh jumlah yang tak seimbang.
El mendang kencang kursi yang ia duduki tadi terpental ke belakang lalu tak lupa menendang keras ke arah nancy, mata El sangat jeli menatap lawannya.Seorang pria ingin keluar dari tempat persembunyiannya namun di tahan oleh sahabat nya, ia pun pasrah sambil melihat adegan perkelahian di hadapannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Demon CEO (on going)
Teen FictionMenulis adalah jiwa nya dan Alstro kingdom adalah keluarganya, serta A media adalah neraka nya. "Keparat harusnya gue tendang ke ujung dunia aja, dasar Lucifer,"-Gabrielle Loona "gadis manja, lihat lah seberapa kuat anda bertahan," - Agantara Bagas...