Bab 7

19 3 19
                                    

Setelah waktu tidur yang cukup lama, kini El beranjak dari kamarnya namun langkahnya terhentikan saat melihat beberapa kaleng minuman yang berserakan di ruang tamu.

"AGANTARAAAAAAAAAA! KELUAR LO SETAN!!" teriak El seperti orang kesetanan.
Agan yang namanya di teriaki pun segera beranjak ke ruang tamu, sesampainya di sana terlihat El yang sudah memegang sapu dan tempat sampah menyambutnya.

"Beresin! Kalau gak malam ini lo tidur di luar," ancam El tak tau malu.
Harusnya Agan yang mengatur rumah ini, bukankah rumah ini miliknya?
Dalam hatinya Agan mengutuk ke lima sahabat laknatnya yang seenak mereka membuat kacau rumah ini.

"Sialan, gue kena getahnya,"-batin Agan kesal.

Tanpa banyak Bicara Agan pasrah dan menerima sapu serta tempat sampahnya, Agan segera membersihkan semua sampah yang berserakan tersebut.

"Gue mau keluar, lo jaga rumah, awas aja kalau berani berantakan lagi, pala lo gue buat petak-petak," pamit El sambil menenteng jaketnya dan menyambar kunci motornya.
Setelah kepergian El, Agan bertingkah layaknya orang kesurupan ia kesal setengah mati dengan sikap El yang tak ada kata feminimnya.

"Arghhhhhhhhhhhh, sial,sial,sial," umpat Agan sambil memberontak.

Bisa gila jika ia seperti ini terus, ia harus membuat Aturan bersama El agar di sepakati bersama.
Agan menghabiskan waktunya dengan mendengarkan musik, memantau pergerakan triangle, dan melihat beberapa file.

David
Triangle ternyata punya 3 jantung, yang mereka sebut sebagai Queen.
Queen yang pertama Queen psycho,
Queen yang ke dua Queen mafia, dan yang ke tiga Queen gangster.
Dari info yang gue dapat Queen psycho beberapa tahun lalu tinggal di Los Angeles, dan katanya juga Queen psycho punya tatto di bagian tangan kiri tepatnya dekat nadi nya tapi gue gak tau tatto itu berbentuk apa, lo harus waspada.
Itu informasi tentang Queen psycho yang lo minta bray.

Agan menghembuskan napas kasarnya, kenapa rasanya Queen yang satu ini terlalu sulit untuk ia cari tau?

CEKLEK

Pintu utama di buka, terlihat jelas El yang menggendong sebuah kantong besar.
Langsung saja El menuju ke dapur untuk meletakan belanjaannya, Agan menatap El yang sibuk sendiri di dapur dan menghampirinya setidaknya sekedar basa-basi agar tak akward.

"Ngapain lo di situ?" tanya El saat melihat Agan berada di ujung meja makan.

"Gak ngapa-ngapain," sahut Agan dengan ke dua tangan dilipat di depan dada nya.

"Mau?" tawar El sambil menyodorkan sekaleng cocacola.

"Gak suka manis," Agan menolak pemberian El lantaran ia memang tak suka sesuatu yang manis.

"Yaudah gak usah," balas El kemudian membuka minuman tadi dan meneguknya.

"Bisa masak?" tanya Agan ragu.

El menatap horor ke arah Agan, tangannya terkepal Kuat pasalnya ia tak bisa memasak sesuatu yang mewah yang ia bisa hanyalah telur ceplok, nasi goreng, dan menanak nasi hanya itu saja.

"Gak bisa," cicit El sungguh ia sangat malu sepertinya ia memang memiliki fisik wanita namun tidak dengan perilakunya.

"Saya lapar, pengen makan," guman Agan yang sama malu nya dengan El.
Ia terbiasa makan masakan rumahan yang di buatkan oleh ibunya, dan tak suka makanan yang instan atau cepat saji.

"Em, sorry,"

Agan membulatkan matanya karena baru kali ini El meminta maaf dengan tatapan yang tulus seperti sekarang ini, ia merasa tak enak hati dengan Gadis di hadapanya ini.

My Demon CEO (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang