Pukul 00.00 El mengendap-endap memasuki apartemen mereka, Napas legah ia hembuskan saat menyadari semua nya sudah tertidur pulas.
"Gak usah kek maling," tegur sebuah suara dari arah sofa.
Sontak membuat El menggerutu pelan, sambil melanhkahkan kaki nya menuju ke arah sofa.
Tanpa menyalakan lampu, El tau siapa sosok itu."gak tidur?" tanya El santai.
"Lo pikir ketua macam apa yang bakal nyenyak, kalau salah satu anggota nya gak ada, apalagi lo wakil Alstro Kingdom, termaksud orang penting juga, dari mana lo?" tanya Niya sambil melipat tangannya di depan dada nya.
"Ngumpul," balas El singkat.
Niya memutar bola mata nya malas, andaikan di hadapannya saat ini adalah musuh mereka ia berani jamin orang itu tidak akan mengenal arah jalan pulang.
"Ngumpul bareng siapa lo? Sampe-sampe lupa jam pulang," selidik Niya ragu.
"Ck, banyak bacot lo, one by one kuy," tawar El seperti orang kehilangan Akal.
"Ayo sabi lah, berapa ronde?" tanya Niya.
"Semau lo, gue jabanin," balas El masih ketus.
"Yang kalah jadi babu sebulan gimana?" Niya mencoba bernegosiasi.
"Boleh, sekalian nyariin kerjaan, itu kalau gue yang menang," tambah El.
"Lo ngapain nyari kerjaan bege, kan penghasilan lo lumayan perbulannya," balas Niya yang tau pekerjaan sampingan dari El.
"Gue mau nyari yang normal bego, yah meski tabungan gue masih lumayan sih, hanya mau nyari teman gabut aja," jelas El sesekali merapikan anak rambut nya yang berceceran.
"Yaudah ayok, tapi kalau gue yang menang lo wajib traktir gue ice cream selama sebulan," sahut Niya penuh semangat.
El tau jika Niya adalah fans fanatik dari ice cream hanya bisa mengangguk pasrah.Beberapa menit bergulat kini El berteriak kegirangan karena ia menang melawan Niya.
"Ah... gak seruh ah, lo mainnya curang, harus nya gue yang menang," keluh Niya tak terima.
"Loh emang bidikan lo yang gak tepat sasaran bego, masa musuh nya di kanan lo nyari nya di kiri, udah gitu pas di tembak malah bengong pula," gerutu El yang juga merasa tak terima dengan keluhan Niya.
" ingat perjanjian," final El sambil menuju ke kamar nya.
Niya yang kalah pun hanya bisa pasrah dan merelakan ice cream nya, tanpa ada traktiran.****
Pagi ini El bangun terlebih dahulu, segera menuju ke kamar mandi dan melakukan ritual andalannya.
Setelah sudah wangi, El kembali menuju ke dapur dan mulai memasakan sarapan bagi para penghuni lainnya.
El memanglah tak jago memasak tapi sekarang serba canggih, memasak pun sudah banyak tutorial yang beredar asalkan ada bahan yang tersedia.
El melihat jam dinding yang terus berputar sedari tadi, betapa terkejutnya saat ia melihat angka yanģ di tunjukan di sana."CK, jam 9," cibir El.
Dengan langkah yang santai dan tubuh yang masih berbalut celemek EL menuju ke arah kamar masing-masing sahabatnya, namun langkahnya harus ia urungkan akibat bel apartemen yang berdenting pertanda ada seseorang yang datang.
CEKLEK...
"Em, permisi ada apa?" tanya El pada pria yang tengah membelakangi nya itu.
"Oh, hallo nona, saya Feren, tujuan saya ke sini mau mengantarkan ini," ucap Feren sambil menunjukan kotak yang ia bawa.
"Atas nama siapa? Dan untuk siapa?" tanya El lagi pasal nya ia sendiri tak tau jika salah satu dari mereka ada yang memesan barang.
"Ini atas nama Hira,"

KAMU SEDANG MEMBACA
My Demon CEO (on going)
Fiksi RemajaMenulis adalah jiwa nya dan Alstro kingdom adalah keluarganya, serta A media adalah neraka nya. "Keparat harusnya gue tendang ke ujung dunia aja, dasar Lucifer,"-Gabrielle Loona "gadis manja, lihat lah seberapa kuat anda bertahan," - Agantara Bagas...