BTS 1

6.1K 590 224
                                    

Valkenburg, Netherland

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Valkenburg, Netherland.

SURAT itu sesingkat telegram.

Cepat pulang! Papa sekarat.

– Mama –

Xiao Zhan terkejut menerima kabar tersebut hingga ia spontan berteriak, "Apa-apaan ini?!" Ia mengeluarkan ponselnya dan menjerit kesal karena tidak ada sinyal. "Sialan!"

"Kapten," seru Gu Jiacheng, Letnan Satu. "Kau lupa kita ini di Valkenburg. Jelas saja tidak ada sinyal. Kalau tidak, pasti ibumu sudah menelpon bukannya mengirim surat."

Ucapan itu disambut gelak tawa dari anak buah yang lainnya.

"Ah, diam kalian semua!" perintahnya sambil berusaha menyembunyikan wajahnya yang memerah karena malu. "Aku juga ingat kalau kita di Valkenburg. Masalahnya surat ini terlalu mencurigakan."

"Pikiranmu yang terlalu mencurigakan, kapten." Yan Xujia, si Letnan Muda, berceletuk.

"Kau mau kuhajar?" Zhan menatap sinis kepada anak buahnya. "Kalian bukannya membantu aku menyelesaikan masalah malah memperumitnya. Kukurangi poin kalian nanti!"

Seketika delapan orang anak buahnya dalam posisi siap berdiri tegap ala tentara. Pengurangan poin berarti menurunkan prestasi yang mengakibatkan sulitnya untuk naik pangkat. Dan mereka semua tidak mau mengalami hal tersebut.

"Kami siap menerima perintah, Kapten!"

Mereka berteriak keras dan tegas membuat Zhan tersenyum puas memandang anak buahnya.

Xiao Zhan adalah kapten pasukan khusus Panther Air Force (PAF) yang sedang menjalankan tugasnya di Valkenburg, Belanda. Sudah hampir satu tahun ia bersama anak buahnya yang setia, menjaga perdamaian di kota tersebut. Sebelum ini mereka selalu pergi ke mana pun ditugaskan dan jarang sekali kembali ke tanah air.

"Bagus! Sekarang bantu aku mencari tahu apa yang harus kulakukan dengan surat ini?"

"Lapor, kapten!" Wu Jiacheng memberi hormat ala tentara dengan tangan di samping kening. "Kita harus segera memastikan kabar tersebut dengan menghubungi rumah kapten."

"Memang itu yang akan kulakukan tadi, bodoh! Tapi siapa yang menertawakanku tadi?"

Para anak buahnya menelan ludah. "Maafkan kami, Kapten!"

"Squat jump lima puluh kali!"

Tidak berani menolak, delapan orang di depan sang kapten langsung mengambil posisi masing-masing dan melakukan squat jump sesuai perintah.

Sepuluh menit kemudian.

"Jadi aku harus bagaimana sekarang?" Nada Zhan terdengar seperti keluhan di telinga anak buahnya.

"Pulang, Kapten!" Peng Chuyue menjawab tegas.

"Aish!" Zhan meringis sebal. "Masih banyak tugas di sini kenapa aku harus—"

BACK TO SCHOOL ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang