BTS 4

2.5K 432 100
                                    

Acara makan siang Yibo dan Zhan berjalan lancar. Sepanjang acara itu mata Yibo terus menatap Zhan dan tersenyum. Sampai-sampai si kapten manis itu mengira Yibo benar-benar pria gila.

"Apa kau punya rahasia?" tanya pria itu tiba-tiba dan Zhan nyaris tersedak oleh makanan yang baru saja hendak ditelannya.

Buru-buru pemuda manis itu menyambar minuman yang disodorkan Yibo padanya.

Ah, kura-kuraku yang malang. Batin Yibo dengan ekspresi yang sedih.

"Kura-kura bisa mati kalau tersedak. Kau harus hati-hati karenanya."

Kening Zhan berkerut, matanya menyorot aneh pada pria di hadapannya. "Apa, sih, yang sedang kau bicarakan, pak? Setahuku kura-kura itu makannya lambat dan tidak pernah tersedak."

"Karena itu kau harus makan pelan-pelan."

Zhan menggebrak meja sebagai kebiasannya yang kalau sudah gregetan. "Kau sinting, pak! Kau pikir aku kura-kura?!"

Melihat Zhan dalam mode galak, Yibo agak terkejut tapi kemudian berpikir kalau itu sangat menggemas. Kura-kura yang galak itu sangat langka.

Yibo menyeringai dengan wajah tampannya. "Sudahlah, kita makan lagi saja. Kau harus banyak makan supaya gemuk."

"Aku tak boleh gemuk," kilah Zhan. "Kalau gemuk aku takkan bisa bergerak cepat."

"Untuk apa kau bergerak cepat?"

"Aku punya mi— tidak ada." Zhan cepat-cepat menghentikan kalimatnya sebelum keceplosan.

Yibo mencondongkan tubuhnya tampak tertarik. "Kau punya apa?"

"Aku punya mi... numan." Zhan meralatnya tepat waktu seraya meraih gelasnya dan meneguk isi di dalamnya.

Mata Yibo menyipit tak percaya. "Kau pasti punya rahasia. Iya, kan?" Ia asal menebak.

Zhan mengangkat bahu. "Setiap orang memang punya rahasia, kan."

"Benar." Yibo mengangguk setuju. "Aku juga punya rahasia." Ia tersenyum lebar.

"Oh ya?" Zhan menjawab tak acuh tampak tidak berminat. Sementara tangannya mulai menyendok sayuran lagi.

"Saat aku kecil," kata Yibo, "Kakiku pernah terperangkap dalam lubang toilet."

Tangan Zhan yang hendak memasukkan makanan ke dalam mulutnya berhenti tiba-tiba. Matanya mengerjap-ngerjap lucu, lalu terbelalak tak percaya. "Yang benar saja, pak," sahutnya.

Yibo menyeringai melihat reaksi Zhan. "Sungguh. Waktu itu aku berlari menghindari kejaran ayahku yang ingin menggodaku. Aku bersembunyi dalam kamar mandi di samping toilet. Saat ayahku tidak melihat, aku buru-buru menaiki toilet bermaksud melompatinya supaya bisa lari tapi saat itu aku terpeleset dan malah jatuh ke dalamnya."

Zhan mengangkat tangan untuk menutup mulutnya, tapi Yibo sempat melihat sudut-sudut bibir pemuda itu terangkat.

"Itu benar-benar serius. Dan percayalah, setelahnya aku mengalami saat-saat yang mengerikan."

"Pasti begitu," sahut Zhan menahan tawanya kuat-kuat.

"Ya, siksaan yang cukup berat. Ayahku memanggil para pekerja dan mereka terpaksa membongkar semuanya, tapi setelah berhasil melepaskan toilet dari lantai, kakiku masih tersangkut di dalamnya. Dan di situlah aku selama beberapa jam." Yibo merasakan kehangatan merambat dalam dirinya melalui kilatan senang di mata Zhan. "Tiga petugas medis, empat petugas pemadam kebakaran, dan seorang tukang leding berpikir keras dan berusaha menemukan cara untuk mengeluarkan kakiku dari lubang toilet."

BACK TO SCHOOL ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang