BTS 6

2.5K 383 85
                                    

"Zhan Zhan, aku menyukaimu."

Yibo memutuskan mengakui perasaannya kepada si pemuda manis mahasiswanya. Hal ini dikarenakan ia takut kalau Zhan direbut oleh Duizheng.

Berita Duizheng yang mengejar Zhan segera tersebar di kampus. Siapa pun pasti sudah akan bisa menebaknya kalau laki-laki itu secara terang-terangan sangat jatuh cinta Zhan.

"Iya, pak. Aku juga menyukaimu," sahut pemilik suara yang muncul tiba-tiba setelah pintu dibuka. "Kalau kura-kura itu bisa berbicara, dia pasti akan menjawab seperti itu."

Yibo terperangah dengan kemunculan Zhan yang tak diduga walaupun ia memang sedang menunggunya. Sambil menunggu ia berlatih dialog sambil memeluk kura-kuranya.

"Kau dengar apa yang kukatakan tadi?" Suara Yibo gugup.

Zhan langsung menggangguk cepat. "Bapak menyatakan cinta pada kura-kura peliharaan anda sendiri. Pastilah bapak sangat mencintai binatang itu. Betapa beruntungnya ia." Sean berkata dengan nada takjub. "Apa bapak memanggilku kemari untuk menjadi penghulu atau saksi cinta antara bapak dan kura-kura itu?" ceplosnya tanpa maksud.

Sadar masih memeluk kura-kuranya, Yibo segera meletakkan binatang itu ke dalam akuariumnya. Dan herannya begitu diletakkan, sang kura-kura langsung menyelam ke dalam air.

Melihatnya, Sean menggoda lagi, "Dia tak percaya pada pengakuan bapak," ucapnya sok. "Mungkin bapak kurang serius sewaktu menyatakannya tadi."

Yibo menyadari bahwa selama ini Sean memang tak pernah peka terhadap perasaannya. Karena itu, dia harus menyatakan sejelas-jelasnya pada pemuda manis itu sekarang.

Dengan wajah serius Yibo menatap Zhan sambil menangkup kedua bahunya. "Zhan, dengarkan baik-baik."

Zhan masih bersikap santai dan biasa saja.

"Aku ... menyukaimu."

"Ya, ya, aku tahu. Bapak menyukai kura-kura anda. Aku sudah dengar tadi."

"Bukan kura-kura. Tetapi dirimu!" tegas Yibo. "Aku menyukai Sean Xiao Zhan."

Mata yang menatap lurus dan tajam. Remasan di bahu Zhan. Semuanya menunjukkan keseriusan Yibo kepadanya.

Zhan mengulang perkataan anak buahnya dalam rekaman otaknya bahwa Yibo menyukai dirinya. Mustahil. Zhan menelan ludah dengan susah payah.

"Aku menyukaimu," Yibo mengulangi pernyataan cintanya dengan ketegasan yang sama.

Zhan terdiam sejenak. Tidak tahu harus menjawab apa. Masalahnya ia tidak punya pengalaman romansa seperti ini sehingga ia tidak tahu bagaimana harus bereaksi. Kalau pengalaman bertarung, menembak, maupun berperang, ia punya segudang. Tapi pengalaman tentang cinta adalah nol besar.

Apalagi sejak awal Yibo lebih banyak menghukumnya. Apa perkataannya sekarang bisa dipercaya? Tapi semua anak buahnya yakin kalau Yibo menyukainya. Mengapa anak buahnya itu bisa tahu?

"Apa kau bercanda, pak?" Zhan tidak ingin tertipu. Jangan-jangan Yibo mempunyai trik lain yang bisa dipakai untuk menghukumnya.

"Aku serius, Zhan. Aku menyukaimu."

Menatap Yibo sesaat, Zhan berkata lagi, "Kok, bisa, pak? Padahal anda selalu menghukumku."

Tangan Yibo berpindah jadi menggenggam tangan si pemuda manis. "Aku ingin menarik perhatianmu. Sebenarnya sejak awal aku sudah menyukaimu."

Saat merasakan tangannya digenggam, Zhan merasa ada sesuatu yang sangat nyaman dalam dadanya. Biasanya ia akan menyuruh orang melepaskan tangannya tapi kali ini ia bahkan tidak ingin melepaskannya.

BACK TO SCHOOL ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang