5-Jauh

88 18 0
                                    

Yara tengah bersiap untuk bimbingan pagi dengan dosen nya. Ia menggunakan sweater karena sepertinya akan turun hujan nanti. Ia juga menggunakan mobilnya pada hari ini, takut kehujanan. Sebenarnya Yara lebih senang naik motor karena Ia malas kena macet.

"Jadi kamu tinggal revisi aja beberapa paragraf yang sudah saya tandai, setelah itu bisa lanjut ke bab berikutnya." Yara yang mendengar ucapan tersebut dari dosen pembimbing nya tersenyum. Ia begadang semalaman untuk mengetik kasar saja sebenarnya, namun tidak buruk ternyata.

Karena sedang mood, Yara berencana langsung mengerjakan revisian skripsinya. Ia keluar parkiran kampus dan sudah terlihat akan turun hujan.

Ia sampai di tempat tujuan untuk mengerjakan revisian, cafe. Mengambil tempat paling pojok, namun masih dapat melihat ke luar, ia butuh inspirasi pikirnya.
Satu buah latte panas dan kue brownies cokelat, ia mulai berkutat dengan skripsi nya.

"Ahhhh.... Akhirnya revisian beres." Ucap Yara setelah hampir 45 menit menatap layar laptop miliknya. Merenggangkan pinggang dan leher yang sedikit kaku, tak di duga Ia melihat punggung yang familiar.

Terpaut dua meja didepannya, Yara sangat hafal siapa orang di depannya ini. Ternyata Marvin sedang bersama seseorang dan terlihat memainkan ponselnya.

Yara yang ingin ke toilet mau tidak mau harus melewati meja Marvin. Marvin yang hafal wangi parfum yang selalu sama menoleh ketika seorang gadis melewati dirinya.

'Yara?' Pikirnya.

Yara berlama-lama di toilet, Ia agak takut untuk kembali ke mejanya. Akhirnya dengan tekad penuh Ia akan berpura-pura saja tidak tau kalau Marvin ada disini juga.

Yara mengintip suasana di cafe dan terlihat Marvin masih memainkan ponselnya dengan americano di hadapannya. Perempuan yang bersama Marvin juga sedang bermain ponsel. Mereka tidak ngobrol sama sekali.

Berjalan santai dengan degup jantung yang agak kacau, Yara berusaha secepat mungkin melewati Marvin tanpa membuat Marvin sadar bahwa ada Yara disini.

Yara duduk dengan selamat dan langsung menyibukkan diri dengan laptop di depannya. Ia tidak ingin mengetahui hal-hal disekitarnya.

'Marvin sadar ga yah aku ada disini. Kalo Marvin tau aku harus gimana nih. Duh, kenapa jadi deg-degan gini.' Yara hanya menatap kosong laptop didepannya, pikirannya sekarang sangat kacau.

"Ra." Lamunan Yara tiba-tiba diinterupsi oleh panggilan dari Marvin. Yara yang tau suara siapa ini menaikkan pandangan dan melihat Marvin telah duduk di bangku sebrang Yara.

"Eh..Vin, kenapa? Lo di sini juga?" Jawab Yara dengan pelan.

'Kenapa Yara sama orang lain aku-kamu an sama gua kenapa kagak ya' -Marvin
'Kenapa Marvin malah nyamperin si, awkward banget sumpah' -Yara

"Eum..gua lagi ngerjain tugas kelompok, lagi nungguin yang lain dateng" Jawab Marvin.
"Oh gitu" Yara hanya membalas singkat. Ia tidak tau harus berkata apa lagi. Sekali lagi, ini AWKWARD banget.

"Yaudah deh, gua balik lagi ke meja gua. Sorry ganggu kerjaan Lo" putus Marvin karena Yara sepertinya tidak akan melanjutkan pembicaraan mereka lagi.

Yara hanya melihat kepergian Marvin yang kembali ke meja nya. Memang ada beberapa kertas, buku dan laptop di atas mejanya.

'Bodoh banget si Ra mikir dia lagi date. Tapi kenapa tadi aku diem aja si, padahal sebenarnya aku seneng banget ngobrol sama Marvin. Kenapa tadi aku ngga nanya apa gitu biar lebih lama. Ah, kenapa sih Ra jadi diem gini di depan Marvin. Aku kangen banget sama Marvin.' Monolog Yara di dalam hati.

Karena mood nya sudah hancur, Yara membereskan barang-barang nya dan hendak pulang saja. Ia harus tidur agar tidak terbayang-bayang Marvin.

Saat melewati meja Marvin yang terdapat 2 teman Marvin disana, Marvin memanggil Yara.

"Yara." Marvin bangun dan menghampiri Yara yang hampir mencapai pintu cafe. Yara hanya menoleh ke belakang tanpa berbicara apapun.

"Pulang?" Tanya Marvin.
"Iya." Jawaban singkat yang keluar dari mulut Yara membuat Marvin yang ingin mengutarakan niatnya memilih menahannya.
"Hati-hati." Ucap Marvin. Yara hanya mengangguk dan pergi meninggalkan cafe.

🌼🌼🌼

Yara POV

Aku terus saja kepikiran pertemuan di cafe dengan Marvin. Setiap aku bertemu dengan nya, aku selalu mengingat masa lalu. Aku juga sebenarnya tidak tau kenapa kita jadi sejauh ini. Salah dimana sebenarnya kita.

Mengingat kembali aku yang suatu ketika merasa Marvin berubah dan menjaga jarak dengan ku. Sejak saat itu aku merasa canggung untuk mendekati nya duluan.

Aku merasa karena kepindahan ku ke luar kota, Marvin marah dan tidak ingin bertemu lagi dengan ku. Atau karena Marvin telah bertemu dengan teman baru yang lebih baik atau apalah aku tidak paham dengannya.

Yara POV end

🌼🌼🌼

Salam dari Yara yang hari ini ngga sengaja ketemu Marvin💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salam dari Yara yang hari ini ngga sengaja ketemu Marvin💜

La JournéeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang