Epilog

239 16 4
                                    

Hari sudah menjelang siang, tapi pasangan yang kemarin baru saja sah menjadi suami istri ini masih betah di atas ranjang mereka. Bukan kegiatan yang romantis, mereka sedang membuka hadiah yang diberikan beberapa kerabat. Membuka beberapa amplop juga tentunya.

"Liat!" Yara menunjukkan sesuatu yang membuatnya kaget. Marvin pun sama kagetnya.

Mata Marvin melotot dengan mulut terbuka. Sebuah baju(?) Marvin tidak tau namanya, tapi itu transparan dengan potongan yang pendek dimana-mana. Lebih seperti tidak  berpakaian jika mengenakan baju(?) tersebut.

"Kamu ngga usah pake itu." Ucap Marvin setelah melamun sebentar. Ia melamunkan bagaimana jika Yara mengenakan pakaian tadi. Bisa kacau pertahanan Marvin.

"Aku mau pake malem ini tapi" Yara mencoba mengetes Marvin.

"Jangan Ra." Marvin bahkan tidak bisa memberikan alasan kenapa Yara tidak boleh mengenakan pakaian yang tak berakhlak tersebut.

"Oke" jawab Yara singkat. Sebenarnya ia akan tetap mengenakannya. Haha, memangnya kenapa mengenakan lingerie di depan suaminya sendiri. Yara tidak sepolos itu.

Setelah membereskan kado-kado tadi, Yara mandi dan akan membuat makan siang. Mereka melewatkan sarapan karena kesiangan.

Dengan bahan seadanya ia membuat beberapa masakan. Yara memang bisa memasak, termasuk handal dalam urusan memasak.

Sedangkan Marvin hanya memandangi istrinya dari meja makan. Ia tidak berani mengganggu Yara yang sedang memasak. Bagi Yara memasak seperti sedang membuat karya seni, bisa murka jika diganggu sedikit saja.

Setelah makan, tidak ada kegiatan yang bisa dilakukan. Marvin memang mengambil cuti, tidak lama hanya tiga hari. Yara pun sama.

Keduanya duduk di sofa ruang tamu. Menonton film yang sebelumnya sudah berulang kali ditonton.

"Kamu mau manggil aku nama terus?" Marvin merangkul pundak Yara, dagunya ia taruh di pundak Yara. Cantik Yara bertambah berkali-kali lipat dari posisinya saat ini.

"Kamu mau aku panggil apa emang?"

"Yang sweet.."

"Geli ah, biasa gua-lu juga dulu" Yara mengeluarkan ekspresi jijiknya saat Marvin membuat wajah sok diimut-imut kan.

"Kan sekarang kita suami istri. Aku mau panggil kamu sayang."

"Ga mau. Kalo didenger orang malu ih"

"Cewe tuh biasanya seneng dipanggil sayang, kamu malah ga mau. Aneh"

"Ay aja gimana?" Usul Yara.

"Ay?"

"Ayang maksudnya"

Melihat ekspresi Marvin yang lucu, Yara mencubit pipi Marvin yang tirus.

"Bakal aku bikin pipi kamu kayak bakpao, biar aku puas nyubit nya" ucap Yara sambil mencubit kedua pipi Marvin dan digoyangkan ke kanan dan ke kiri.

🌼🌼🌼

Yara sedang didepan cermin, menimbang apakah ia akan menggunakan lingerie yang ternyata kado dari Joya malam ini atau tidak.

Malam sehabis pernikahan mereka memang kelelahan dan tidak melakukan apa-apa. Hanya tidur.

Marvin sedang memainkan ponselnya sambil bersandar di headboard ranjang. Menyadari Yara yang telah lebih dari 30 maenit di kamar mandi, Marvin mengetuk pintu kamar mandi.

"Ra, lama banget"

"Iya ini udah selesai"

Kembali lagi ke atas ranjang, Marvin merebahkan tubuhnya siap untuk ke alam mimpinya.

La JournéeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang