24

207 35 3
                                    

DONT FORGET TO FOLLOW THIS ACCOUNT!

Happy Reading Chingu !

❤❤❤❤


*

*

*

Sudah lebih dari 3 hari, keadaan masih begitu buruk. Ryujin benar-benar menghindar dari jangkauan Haechan yang membuat lelaki berambut cokelat itu dirundung rasa kawathir dan juga rindu.


"Haechan -ah..  jika kau mundar-mandir seperti itu apa semua akan terulang ? Bahkan nanti malam kau akan bertemu dengan Karina dan eomma-nya..." Gumam Renjun merasa pusing melihat Haechan yang terus mundar-mandir dengan gelisah.

Chenle yang sejak tadi bersandar pada almari disana menghela nafasnya, "3 hari ia benar-benar tak datang kemari.. aku sudah memastikannya sendiri"

"Ia bolos ?" tanya Mark.

Chenle menggeleng, "Mengerjakan segala tugasnya dirumah, work from home."


"Ia selalu mengirim email tepat waktu" Sambung Renjun dan dianggukin Chenle.

Mark melirik Haechan yang terdiam dengan guratan gelisah, "Kurasa ia benar-benar menghindarimu, Haechan -ah"


Haechan sedikit melirik dan mendecak tak suka,


"Sudah kubilang apa, perhatianmu dan sikapmu yang aneh tempo hari membuatmu menjadi bodoh seperti sekarang! Jika begini kau bisa apa ?" Sengut Renjun dengan dengusan sebal.


Haechan menghela nafas kasar, "Karina memang baik, aku tulus membantunya karena ia juga rela membantuku.. kami teman, ia kakak kekasihku, apa aku tak boleh bersikap baik padanya?" Bela Haechan tak ingin kalah.


Renjun memutar bola matanya malas, dan Mark menghela nafasnya panjang begitu pula Chenle.

"Tapi kau berlebihan Haechan -ah.."

Chenle mengangguk membenarkan apa kata Mark, "Membelikan bunga, menggendongnya ? merawatnya ? dan yaa... kau juga salah mengirim hadiah tanpa ada nama Ryujin disana"


Ah itu benar,

dan hanya itu yang paling disesali Haechan.


Haechan menunduk pasrah, "Aku hanya ingin membuatnya kejutan aku tak tahu bahwa Karina yang menerimanaya lebih dulu"

"Tetap kau bodoh! Jika sikapmu saat itu sewajarnya , Karina tak akan menganggapmu lebih" Sahut Renjun.


Haechan memejamkan matanya merasa pening, ia mengacak rambutnya frustasi bersandar pada meja kerjanya.

"Aku harus bagaimana?!" Rengeknya sedikit kesal dan frustasi.


Sahabatnya saling pandang, Mark dan Chenle menggeleng tak mengerti dan itu membuat Renjun menghela nafasnya membalas tatapan frustasi itu.

"Tak ada cara lain, kau harus menerimanya.."


Haechan mendecak, "itu bukan solusi bodoh!" Sungutnya sebal.

The Between Love And Blessing (Haechan &  Ryujin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang