0

2.6K 145 16
                                    

*

*

*

*

Gadis berusia 20 tahun itu menatap sendu kearah lantai bawah yang memperlihatkan begitu bahagia-nya sang kakak yang baru saja tiba dari Australia mendekap hangat ibu mereka, Bae Irene.


"Eommaaaa!!!"

"Sayang, kau sudah kembali.. astaga nak, eomma merindukan-mu.."

"aku juga eomma, apa kabarmu..?"

"Baik sayang, dan semakin baik karena putri tersayang-ku kembali,"


Tes,

Menyakitkan, 

Selama ia hidup didunia sebagai putri kedua seorang Bae Irene ia tak pernah mendapatkan pelukan hangat dan juga senyuman cantik ibu-nya sendiri. Ibu-nya selalu menatapnya sendu, tak ada niat untuk tersenyum hanya tatapan tajam dan perkataan dingin yang selalu terlontarkan untuk-nya.

"Apa yang kau lakukan, hah ? kau memecahkan guci itu ? Tak tahukah berapa harganya ?"

Gadis lugu berusia 8 tahun itu menunduk takut, "Maafkan aku eomma, aku tidak sengaja.."

"Apa katamu ? Tidak sengaja ? Sekarang rapihkan seluruh serpihan kaca ini dan buang keluar lalu masuk kekamarmu. Aku tidak ingin melihat kau kembali berulah lagi!"

Gadis itu hanya menangis dan mematuhi ucapan sang ibu ketika wanita berusia kepala 3 itu beranjak pergi dan memeluk kakak-nya, membawa kakak-nya masuk menuju kamar-nya dengan sebuah boneka kesayangan miliknya.


Shin Ryujin,

gadis itu tersenyum pahit mengingat kejadian dimana ia merasa dunia benar-benar tak adil padanya, perbedaan itu semakin terlihat dan terasa jelas setiap hari-nya. Ia tak suka, ia ingin merasakan hal seperti apa yang kakak-nya rasakan.


"Sayang, eomma membelikan-mu sebuah gaun.. cobalah.."

"Eomma, ini untukku ?"

Bae Irene mengusap lembut rambut panjang putri pertama-nya, "Ya, tentu nak.. apa kau suka ?"

"Tentu aku suka Eomma.."

"Lalu untukku mana, eomma ? aku pun ingin, besok hari ulang tahun-ku ke 10.." 

Ryujin memandang Eomma-nya penuh harap, namun yang didapati adalah senyuman luntur dan tatapan datar seorang Bae Irene.

"Masuklah kekamar-mu, ini sudah malam.."

Ryujin melunturkan senyum manisnya, 

"Eomma, tapi.."

"Masuklah, Shin Ryujin.."

Ryujin menunduk dan melangkah keluar, meninggalkan Eomma dan Kakak sulung-nya menikmati malam dengan penuh canda tawa hangat yang begitu membuatnya iri dan merasa terasingkan. 

The Between Love And Blessing (Haechan &  Ryujin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang