Jangan lupa vote & komen.
Kalo komennya masih sedikit kemungkinan update part selanjutnya 2 Minggu lagi. Nunggu biar komennya banyak dulu, sekian terima cash.
***
"Mark Lee."
Dua kata yang keluar dari mulut kakaknya yang membuat Ana menggelengkan kepalanya tak percaya. Siapa tadi? Mark Lee? Ana menggelengkan kepalanya kuat-kuat masih terkejut dengan ini semua.
Di sisi lain, Aisara juga tampak terkejut mendengar itu. Aisara berteriak histeris karena masih tak percaya apa yang ia dengar tadi. Padahal pikirannya masih dipenuhi oleh kejadian tadi siang saat Mark datang ke rumahnya bersama ibunya.
Lalu tiba-tiba? Beberapa jam setelah laki-laki itu pulang malah dikejutkan oleh berita yang membuat seluruh tubuhnya lemas seketika. Beruntung ada Park Hyun-Soo dibelakangnya yang bisa menjadi penyangganya.
"Siapa kak?" tanya Ana masih belum bisa mempercayai perkataan kakaknya.
"Mark Lee NCT. Lebih tepatnya laki-laki yang dulu kita pernah ketemu waktu di Busan," jawab Ziyo pelan.
Suara teriakan histeris dari Aisara kembali terdengar. Ziyo yang mendengar itu langsung menenangkan ibunya. Berbeda dengan Ana, dirinya hanya bisa diam membisu dengan mulut yang ia tahan agar tidak mengeluarkan isakan.
Ana masih belum bisa mempercayai ini semua. Mulutnya bergetar kecil. Ternyata Rizhan dan Mark, termasuk dua orang itulah yang menjadi korban kecelakaan beruntun itu. Kenapa ini semua bisa terjadi? Ana bertanya-tanya dalam hati.
"Papa, anterin mama ke ruang ICU. Mama ingin menjenguk Mark," ucap Aisara kepada Park Hyun-Soo yang dijawab dengan anggukan pria paruh baya itu.
"Tapi ma, dia masih belum bisa di jenguk. Butuh beberapa hari lagi setelah dia di pindahkan ke ruangan baru boleh di jenguk," tutur Ziyo.
"Mama pengen ketemu Bu Lee, pasti saat ini Bu Lee sedang membutuhkan seorang penenang apalagi suaminya yang saat ini sedang ke luar kota." Aisara bangun dari tempatnya lalu berjalan keluar dari ruangan Rizhan.
"Saya juga ikut, Bu." Selin ikut menyusul dan mengimbangi langkah Aisara.
Ana dan Alya pun juga mengikuti dari belakang.
Sesampainya di ruang ICU, Ana bisa melihat ibu Mark yang tengah terduduk sendirian di kursi yang terdapat di luar ruangan tersebut sambil berdoa dengan sebuah kitab yang berada di tangan perempuan paruh baya itu.
Di sana, Bu Lee sendirian. Berdoa tanpa ada keluarganya satu pun yang menemaninya. Di sisi lain suami dari Bu Lee sedang pergi ke luar kota, lalu kakak Mark yang saat ini tengah bekerja di luar negeri.
Ana terus memperhatikan Bu Lee yang tengah berdoa dengan khusyuk sampai-sampai air mata Bu Lee turun dengan sendirinya. Ana menoleh ke arah ibunya yang sudah berjalan terlebih dahulu menuju tempat Bu Lee.
Ana merasakan matanya mulai berkaca-kaca. Ia tak bisa lagi membendung air matanya. Dan beberapa detik setelahnya, air matanya lolos begitu saja.
Aisara langsung memeluk tubuh Bu Lee dengan haru sambil menenangkan dan menguatkannya dengan memberikan kata-kata penyemangat. Ibu Rizhan juga ikut menenangkan Bu Lee dengan menepuk punggungnya pelan-pelan.