Chapter 27

2.6K 415 22
                                    

Di ruangan yang bercahaya remang Wei Wuxian akhirnya membuka mata. Dia mengerjap beberapa kali guna menormalkan kembali pandangannya. Melihat ke kanan-kiri, dia bisa melihat benda-benda disekelilingnya. Ada sebuah tiang panjang di sampingnya, Wei Wuxian mendongak keatas guna melihat benda apa yang ada di puncaknya. Ada sebuah botol infus tergantung dengan selang yang menjuntai kebawah. Matanya mengikuti lagi arah selang itu dan berakhir di tangannya.

Ah benar, dia tadi pingsan. Pasti Jin Zixuan yang mengantarkannya kesini. Wei Wuxian kemudian mencoba bangkit dari tidurnya. Kepalanya masih terasa sedikit pening, jadi dia berpegangan pada tiang infusan untuk membantunya.

" Jam berapa sekarang? " Wei Wuxian bertanya-tanya. Ruangannya memang gelap karena sebagian besar lampunya di matikan, hanya cahaya remang dari lampu di atas meja sana saja yang menjadi sumber penerangannya. Tapi yang pasti ini bukan siang hari, celah yang sedikit terbuka di gorden besar di sampingnya tidak menunjukan berkas cahaya, itu benar-benar gelap gulita. Ini pasti sudah tengah malam.

Wei Wuxian meregangkan sedikit badan nya sambil terus memperhatikan sekitar. Matanya kemudian menangkap sesosok tubuh yang tengah meringkuk sambil memeluk bantal di sofa.

Mencoba turun untuk melihat jelas siapa yang ada disana, Wei Wuxian malah membuat sedikit keributan hingga si empunya bangun dengan sendirinya.

" Xian-Ge ? " Tanya seseorang disana. Nada bicaranya terdengar malas, tapi mampu membuat Wei Wuxian merasa lega. Syukurlah itu bukan orang yang dipikirkannya, itu SiZhui adiknya.

Bocah berusia tiga belas tahun itu kemudian bangkit dari sofa dan berjalan menuju ranjang Wei Wuxian masih dengan mengusap-usap matanya.

" Kau sudah bangun, aku akan memanggil ibu kalau begitu. " SiZhui sudah bersiap akan berbalik badan, tapi Wei Wuxian menahan lengannya.

" Tidak, jangan, biarkan saja, ibu pasti sudah tertidur juga. Jangan mengganggunya, lebih baik kau lanjutkan tidur mu juga. "

SiZhui menguap sebentar sebelum menggelengkan kepalanya.

" Tidak, ibu bilang aku harus memberitahunya jika kau bangun. " SiZhui kemudian berjalan menuju pintu dan membukanya perlahan. Tak berapa lama, suara langkah kaki yang tergesa memasuki ruangannya.

" A-Ying kau sudah bangun, kenapa kau duduk hah, cepat berbaring lagi. Ibu akan memanggil dokter kesini. " Ucap Changse Sanren dengan nada kesal. Wei Wuxian tahu itu bukan yang sebenarnya, ibunya pasti sangat khawatir padanya. Dia dapat melihat mata ibunya yang sembab dan merah juga. Ah dia kembali menyusahkan ibunya.

Sesuai perkataannya, Changse Sanren kemudian menekan tombol merah yang ada di samping tempat tidur Wei Wuxian untuk memanggil dokter Wen Qing dari ruangannya. Setelah itu, matanya menatap lagi pada putra tertuanya.

" Kau berhasil membuat ibumu ini jantungan anak muda. Jika sedang sakit kenapa tidak bilang, apa aku sekejam itu hingga memaksamu untuk mencari uang? Aku menyuruhmu untuk segera pulang selepas kuliah kan, mengapa melanggarnya. Apa tempat bekerja mu memaksa mu untuk masuk segera, kau takut di pecat dari sana. Akan aku datangi mereka lalu menuntutnya karena melakukan eksploitasi nanti. " Changse Sanren berujar marah.

Dia tidak betul-betul marah sebenarnya, hanya saja perasaan campur aduk di dadanya membuatnya sulit untuk mengekspresikan perasaannya. Dia marah pada Wei Wuxian karena melanggar suruhannya, khawatir dan cemas juga padanya jika sampai hal-hal yang tidak diinginkan kembali terjadi padanya, sedih karena dia tidak bisa menjaga putranya. Dan perasaan-perasaan lain yang sulit untuk diungkapkannya.

Seorang pria tua yang berdiri di belakangnya menepuk bahunya. Pria itu bermaksud menenangkannya, tapi Changse Sanren malah berucap marah juga padanya.

Unexpected Moment Trio BangsatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang