Chapter 32

2.1K 331 80
                                    

" Jadi, apa rencana mu selanjutnya, tidak mungkin kau merasa puas hanya dengan hal kecil tadi kan? " Hua Cheng bertanya pada Lan Wangji saat mereka sudah kembali ke apartemennya.

Mereka memang berencana menginap. Lan Wangji ikut serta juga sekarang. Tidak enak juga sih jika dia langsung pulang setelah balapan. Lagipula ada beberapa hal lagi yang ingin dia diskusikan.

Lan Wangji yang sedang meminum jus kalengnya berhenti sejenak dan menoleh ke arah Hua Cheng yang bersandar di lemari es sana.

" Mn. Aku memang memiliki beberapa rencana, tapi untuk sekarang aku tidak akan melakukannya. "

Hua Cheng menarik seringai seraya berjalan menuju bar counter dan menduduki kursinya.

" Maksudmu kau ingin melihat dulu apa yang akan terjadi selanjutnya? " Hua Cheng terkekeh pelan menatap Lan Wangji yang mengangguk di depannya.

" Mn. Mereka pasti akan bertengkar. "

" Hahahaha. Baiklah, kabari aku jika kau mau melakukannya oke. " Ucap Hua Cheng yang kemudian berjalan menghampiri ruang tengahnya.

Keempat temannya yang lain tengah berdebat mengenai game mana yang akan mereka mainkan. Ini hanya Luo Binghe dan Mo Ran sebenarnya, Xue Yang dan Pei Ming hanya menontonnya sambil meluruskan badan.

Xue Yang kemudian dengan seenak jidatnya memasukan CD bertajuk mortal combat kedalam disc player nya dan kemudian mengambil stick PS yang sedari tadi menganggur disana kepada Pei Ming disebelahnya.

" Hoy! Siapa yang menyuruhmu memainkan itu sialan. Cepat keluarkan. " Mo Ran yang berniat memencet tombol disc player disana segera dihentikan oleh Xue Yang.

" Kalian sedang berdebat kan, lanjutkan saja. Setelah kami selesai kalian boleh memakainya. " Xue Yang membalas ringan.

" Kau! Cepat keluarkan, kau sudah memainkan itu lebih dari lima kali kemarin, gantian! " Balas Mo Ran sambil mencoba memencet disc player itu lagi.

" Gantian? Oh ayolah, kau kan lebih tua, harus mengalah dengan yang muda oke. "

" Lebih tua apanya, kita hanya berbeda bulan."

" Berbeda bulan juga sama dengan tua. Sudah, duduk kembali dan bertengkar lah lagi dengan penatua Luo disana. Aku mau main. "

Dan teriakan-teriakan emosi lainnya pun bersahutan setelah itu, membuat Pei Ming yang tadinya ingin bermain menyingkir sendiri dan bergabung bersama Hua Cheng dan Lan Wangji di sofa.

" Kau tidak ingin bergabung dengan mereka?" Hua Cheng bertanya geli kearahnya.

" Aku bukan golongan muda. " Balas Pei Ming  sekenanya yang membuat mereka tertawa. -Lan Wangji hanya tersenyum tipis saja-

Di tempat yang lainnya, kegaduhan sedang terjadi juga. Suara dua orang yang sedang baku hantam terdengar memenuhi ruangan.

Itu adalah Jin Zixun dan sepupunya, Jin Zixuan. Mereka sedang bertengkar.

Jin Zixun tadi menerobos masuk kedalam apartemen Zixuan dan langsung menghajarnya. Entah apa sebabnya dia mendatangi pemuda itu keapartemen nya, mungkin meminta pertanggungjawaban karena di permalukan.

Bukan hanya itu sebenarnya, Jin Zixun juga menyangka jika sepupunya itulah yang memberitahukan Lan Wangji jika dialah yang menusuknya. Padahal sejatinya, tanpa Jin Zixuan beritahu pun Lan Wangji sudah tahu sendiri. Dua sahabat iblis Wei Wuxian memberinya banyak informasi.

Juga tentang keberadaan dirinya di Qishan sana, Jin Zixun mengira Zixuan juga ikut membocorkannya. Jika tidak bagaimana Lan Wangji dan antek-anteknya tahu dia berada disana dan bahkan menantangnya.

Unexpected Moment Trio BangsatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang