Jawaban yang di berikan oleh Jay sangat singkat, namun membuat JungWon cukup kecewa. Tampaknya sang kakak tidak akan memberi tau apa-apa soal keluarganya..
Setelah beberapa detik berlalu, JungWon membalas, "ah, baiklah.. kalau begitu aku izin berangkat sekolah ya kak" kemudian JungWon segera beranjak menjauh. Ia tidak lagi merasa selera untuk sarapan, apalagi menunggu kedua orang di meja makan agar selesai terlebih dulu baru ia makan.
Ia bisa terlambat. Sebelum JungWon keluar dari pintu ruang makan, ia mendengar suara Sunoo yang merajuk pada Jay, "Hyung.. ayo antarkan aku, nanti terlambat"
"Iya, ayo" balas Jay dengan halus, dan JungWon segera berlari keluar dari rumah dengan sedikit air mata membasahi bulu matanya yang panjang.
Aku bukan siapa-siapa, kenapa harus menangis lagi? JungWon semangat! Tuturnya dalam hati untuk menyemangati dirinya sendiri.
JungWon berniat berjalan kaki sampai ke halte bus, hanya saja ia lupa bahwa kaki kirinya terkilir semalam, berlari tadi membuat kakinya merasakan nyeri kembali dan langkahnya sedikit tertatih.
Tapi ia terus berjalan meski sambil meringis kecil.
Dan Jay yang melihat kala JungWon berlari menjauh dan berangkat sekolah dengan berjalan kaki hanya menatap punggung lemah itu dengan tatapan datar. Kemudian beralih ke Sunoo yang kini sudah sibuk dengan ponselnya, "aku kirim uangnya nanti" ucap Jay.
Sunoo hanya mengangguk ringan tanpa mengalihkan pandangannya, ia percaya pasti direktur itu tak akan membohonginya hanya karena masalah uang.
Setelahnya Jay kembali masuk ke ruangannya dan menghubungi seseorang. Saat panggilan tersambung, tidak tau apa yang di katakan dari sisi lain, namun Jay hanya mengatakan "lakukan seperti yang ku rencanakan" kemudian panggilan terputus, dan Jay tersenyum aneh.
.
Setelah kurang lebih 30 menit, JungWon akhirnya sampai di halte bus dengan basah peluh tercetak jelas di punggungnya. Ia menghembuskan napasnya lelah, tak pernah sekalipun ia berjalan jauh dan ini adalah rekor jarak terjauh yang pernah di tempuhnya.
Benar-benar melelahkan.
Namun apa boleh buat, ia harus bertahan.
JungWon mengelap peluh yang memenuhi dahinya dengan sapu tangan yang di bawanya, kemudian melirik ke arah jam tangannya untuk memperkirakan waktu bus datang.
Untungnya JungWon sampai 20 menit lebih cepat dari jadwal bus, ia kemudian duduk untuk melepas lelah sejenak, meregangkan kakinya ke depan hanya untuk melihat corak biru ke hitaman pada pergelangan kaki kirinya yang sebagian tertutupi oleh sepatu dan celananya.
JungWon mencebik kesal, kenapa semalam ia harus terkilir? Lalu dia melihat ke kanan dan kiri untuk mencari market mini, ia berencana untuk membeli minyak kayu putih untuk meringankan rasa nyeri nya. Namun belum sempat ia menemukan satu pun market, tiba-tiba saja sebuah mobil van berhenti di depan JungWon.
Kedua mata JungWon menyipit curiga, melihat pintu mobil itu terbuka di sana terlihat dua pria berbadan besar dengan pakaian serba hitam, masker menutupi masing-masing wajah dan keduanya turun dari mobil seketika membuat JungWon tersentak.
Tubuhnya bergidik dan firasatnya mengatakan bahwa dirinya harus lari-!
Kemudian tanpa berpikir panjang JungWon pun berlari. Sayangnya belum sempat ia berlari jauh, tubuh kurusnya sudah di dekap dengan kuat oleh salah seorang pria besar itu, satu tangannya memegang kedua lengan kecil JungWon erat dan satunya lagi ia gunakan untuk menutup mulut serta hidung JungWon dengan kain, yang sudah pasti mengandung anestetik (obat bius).
JungWon tidak sempat berteriak minta tolong, ia meronta sekuat tenaga. Namun apa daya, JungWon tak bisa melonggarkan pegangan pria itu sedikit pun. Kini matanya mulai menunjukkan rasa kepsarahan dan kelelahan kala obat bius itu mulai bereaksi di tubuhnya.
Sebelum ia tak sadarkan diri, ia hanya berharap jika...
Sang kakak pasti akan menolongnya, dan tidak akan meninggalkannya.
Hanya itu..
Setetes air mata jatuh dari salah satu mata indah JungWon dan kini ia sudah sepenuhnya tak sadarkan diri.
Setelah merasakan pergerakan JungWon berhenti pria besar yang memegang JungWon itu langsung menggeretnya masuk ke dalam van dan ikut ke dalam bersamanya.
Sedangkan pria besar satunya lagi tengah sibuk menelpon seseorang, "semuanya beres" ucap pria itu yang kemudian mematikan ponselnya dan masuk ke dalam kemudi van lalu dengan santai melajukan mobil tersebut.
Perhentian selanjutnya adalah...
Club malam.
Catatan
Bosenin yak? Emang :)
Tapi klo berhenti sekarang, nanti bagian ini 🔞 kelewat lho.. ekhem. 🌚Story ini akan cukup panjang, masalah mereka itu terlalu rumit dan banyak kesalah pahaman so yah gitu. Ehe.

KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge of Jay [JayWon]
FanfictionJay hidup kembali. Apa yang sebenarnya terjadi? Ia masih ingat, sebelumnya dia mati karena seseorang menembaknya tepat di jantung, dan samar-samar Jay melihat pelakunya. Ia adalah JungWon, adik kesayangannya. Tapi mengapa? Kenapa JungWon tega sekal...