Setelah pemuda manis yang mengaku sebagai adik kandung Jay itu selesai berbicara, ia langsung menarik kembali tangannya yang terulur di hadapan JungWon dengan cepat, di matanya terlihat ada rasa jijik yang mendalam, namun senyumnya tak luntur karenanya, sungguh acting berpura-pura peduli yang baik.
Tanpa menunggu jawaban apapun ia langsung melenggang masuk melewati JungWon yang masih dalam keadaan terkejut.
Pemuda bernama Sunoo itu berlari ke arah Jay dan mengalungkan tangannya pada lengan Jay dengan manja sambil berkata, "Jay hyung.. besok aku sekolah, antarkan aku ya?" Bibir Sunoo mengerucut lucu, ia memerankan peran adik kandung yang sangat luar biasa baik jika di bandingkan dengan JungWon.
Seketika JungWon yang masih terkejut tadi kini sudah menjadi lebih tenang, atau mungkin lebih tepat di katakan jika ia sedang berpura-pura untuk tenang. JungWon kemudian berbalik dan menatap kosong pada punggung kedua orang yang saling menempel bergandeng tangan tadi, di wajahnya masih terlihat bekas jejak air mata yang sebelumnya ia teteskan. Tapi JungWon dengan memaksakan senyum di bibirnya berkata, "ah jadi kau adik kandung Jay hyung? Mmm Kenalkan, aku JungWon... aku..." suara JungWon sedikit bergetar, matanya yang kini kembali berlinang air mata bergerak ke kanan dan ke kiri mencari jawaban yang tepat untuk mendeskripsikan dirinya.
Ia sangat berharap kak Jay nya akan membantu menjawab bahwa ia adalah adik kandung sebenarnya dan semua ini hanya lelucon..
Sungguh ia sangat berharap.
Tapi, kenyataan telah menepis habis harapan JungWon. Kakak kesayangannya tidak menjawab seperti apa yang di harapkan olehnya, melainkan sesuatu yang tak pernah dibayangkan sekalipun oleh JungWon sebelumnya.
"Dia bukan siapa-siapa, hanya penumpang yang tak tau balas budi" jawab Jay dengan ketus. Setelahnya Jay yang merasa puas dengan jawaban itu seketika menyeringai. Meskipun ia tengah berada di posisi memunggungi JungWon, tapi Jay dapat merasakan kepanikan yang dialami JungWon.
Anak itu... tak pernah sekalipun mengalami kondisi sulit seperti ini. Semua masalah selalu ku selesaikan, tak pernah sedikitpun JungWon merasakan sedih, karena aku selalu menjaganya... karenanya, mengalami hal seperti ini secara tiba-tiba pasti membuatnya shock dan depresi, pikir Jay dengan semangat.
Jay sungguh merasa puas, rencana pertamanya telah berhasil dengan sempurna. Otak encer seorang direktur tak bisa di remehkan, bangga Jay dalam hati.
Setelah Jay memberikan jawaban, Sunoo menoleh pada JungWon sinis, "Ah, seorang parasit rupanya.." ujar Sunoo dengan nada pura-pura terkejut sekaligus mengejek.
Tubuh JungWon bergetar hebat, ia menundukkan kepalanya dan berusaha untuk tetap tenang, ia menarik napasnya dalam dan kemudian kembali melihat lurus ke arah sang kakak. Tanpa memedulikan air mata yang mulai mengalir kembali dan juga suara yang serak, JungWon berkata, "Hyung ini hanya gurauan kan? Katakan padaku.. ini semua hanya gurauan bukan?" JungWon tertawa kecil, ia merasa semua ini sangatlah lucu, tidak ada angin atau hujan, kakak yang sangat menyayanginya, mencintainya kini berubah total menjadi orang yang sama sekali tidak ia kenal.
JungWon benci ini.
Setidaknya kakaknya memberikan alasan atas semua ini, dan JungWon pasti akan berubah..
Tidak tiba-tiba berubah menjadi orang asing seperti ini tanpa alasan..
JungWon berjalan terseok menghampiri Jay yang masih terdiam di tempat memunggunginya. Kemudian JungWon berlutut dan memeluk kaki sang kakak sembari berkata,"Hyung.. aku mohon jangan seperti ini.. aku mohon.." kini tangis JungWon memecah, ia tak lagi dapat membendung semua kepedihan dan kesedihan ini, hatinya terlalu rapuh.
"Hyung, katakan padaku.. apa salahku dan aku pasti berubah.. aku pasti berubah.." tangis JungWon pilu, ia sungguh ingin tau..
Wajah Jay menghitam, tatapannya mendingin dan tanpa berbalik ia berucap satu kata, "Lepas"
JungWon yang masih dalam keadaan menangis dan memegang erat kaki Jay seketika melemahkan pegangannya. Terlepas, Jay pun pergi meninggalkan JungWon dan Sunoo di belakang.
Decihan ringan terdengar dari Sunoo yang kemudian segera berlari mengikuti Jay masuk. JungWon hanya bisa menangis keras, ia tidak pernah di perlakukan seperti ini sebelumnya, apalagi yang melakukannya adalah sang kakak yang paling ia sayangi di dunia ini..
Ini adalah pukulan terbesar yang pernah di terimanya, menyebabkan JungWon berharap jika ini semua hanya mimpi buruk semata..
.
Tangisan pilu memenuhi sesisi rumah 4 lantai itu, termasuk juga kamar Jay.
Jay yang kini sudah memasuki kamarnya, menatap sebuah bingkai foto yang terpasang rapi di meja kerja miliknya kemudian tersenyum miring, "ini hanya awal dari semuanya.. JungWon, bersabarlah.. akhir dari hidup mu masih panjang" lalu Jay mengambil bingkai itu dan membuangnya ke sudut ruangan dengan sembarang yang kemudian mengeluarkan suara retakan.
Di dalam foto itu adalah dirinya dan juga sang adik yang pernah ia sayangi sebelumnya, JungWon.
Catatan penulis
Hai kamu? Bisa tolong beri suara bila menyukai seri book ku ini? Aku butuh tanggapan kalian mengenai book ini agar bisa lanjut up dengan gembira 😁Karena tanpa tanggapan dan suara kalian, aku merasa sendirian.. dan juga merasa kalau book ku itu terlalu membosankan sampai² kalian nggak mau memberi sedikit bantuan dengan satu bintang di setiap chapternya⭐ aku harap kalian bisa mengerti..
Anyway thx udh mampir ❤

KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge of Jay [JayWon]
FanfictionJay hidup kembali. Apa yang sebenarnya terjadi? Ia masih ingat, sebelumnya dia mati karena seseorang menembaknya tepat di jantung, dan samar-samar Jay melihat pelakunya. Ia adalah JungWon, adik kesayangannya. Tapi mengapa? Kenapa JungWon tega sekal...