Renjun sedang membaca buku fiksi mengenai Werewolf. Dipangkuannya tersaji setoples permen cokelat yang ia makan dengan khidmat. Namun sebuah suara tiba-tiba terdengar, berasal dari balik tembok pembatas belakang rumahnya. Renjun yang pada dasarnya penasaran pun berdiri, meletakkan toples di atas meja sembari mencari kunci di dalam laci.
Renjun melangkah ragu mendekati pintu itu, ia mendengar geraman berasal dari balik pintu ini. Karena rasa penasarannya semakin memuncak, Renjun pun membuka pintu besi itu sampai matanya membulat sempurna.
Ia melihat Jeno dalam keadaan kurang baik-baik saja. Pakaian berantakan serta rambut acak-acakan. Saat hendak bertanya tapi tiba-tiba Jeno langsung membungkam bibirnya, Renjun memberontak agar lepas dari Jeno akan tetapi pria itu menahannya.
"Jenhh."
Dalam hatinya menjerit saat manik legamnya bersitatap langsung dengan manik berbeda warna itu. Ia merasakan tubuhnya diangkat oleh Jeno kemudian di bawa pergi ke dalam hutan menuju rumah lelaki itu. Saat sampai, Renjun terkejut ketika tubuhnya dilempar begitu saja ke atas ranjang.
"Jeno ada apa denganmu?!" Renjun berteriak.
Jeno melepas pakaian yang ia kenakan secara tidak sabaran. Renjun membulatkan mata saat melihat penis besar Jeno tampak menegang setelah dalaman pria itu terlepas.
"Aku membutuhkanmu, bantu aku," ucap Jeno sembari mengeluarkan deep voicenya. Renjun merinding mendengar suara berat Jeno seolah pria itu bukanlah Jeno.
Jeno menindih tubuh Renjun, ia kembali meraup bibir itu dengan hisapan kuat sehingga si empu terbuai. Permainan itu berlanjut sampai dirinya tertidur karena kelelahan.
•••
Renjun mengerutkan dahi saat sinar matahari mengenai matanya. Ia membuka mata merasakan seluruh tubuh pegal akibat permainan Jeno semalam terbilang tidak manusiawi. Ia merasakan sebuah tangan kekar memeluknya dari samping, siapa lagi kalau bukan Jeno orang itu.
Rupanya Jeno sudah bangun dan ia gunakan untuk memandangi wajah berparas cantik Renjun sedari tadi. Jeno tersenyum manis lalu mencium pipi Renjun. "Selamat pagi."
"Juga."
"Maaf ya untuk yang semalam," sesal Jeno seraya menduselkan wajahnya ke perpotongan leher Renjun, menghirup dalam-dalam aroma Vanilla lembut yang membuatnya tenang.
"Apa kau masih Rut?" tanya Renjun.
"Iya sekitar 2-5 hari," jawab Jeno diakhiri kekehan ringan.
Renjun menjauhkan lehernya saat Jeno menghisapnya, ia memelototi Jeno ketika ruam kemerahan muncul begitu kontras. Sesuai buku yang ia baca semalam jikalau alpha sedang Rut membutuhkan waktu selama dua sampai lima hari atau lebih.
"Apa aku harus di sini selama beberapa hari?"
Jeno menampilkan senyuman jahil. "Kau mau menemaniku menyelesaikan Rut? Boleh, tapi jika aku diluar kendali, bisa saja aku akan melakukan hal sama seperti semalam," tutur Jeno sambil menggoda Renjun.
"Seharusnya kau meminta bantuan kepada para omega. Kau menyetubuhi manusia sepertiku sama saja tidak berguna. Bukankah alpha sepertimu sudah memiliki mate?" tanya Renjun penasaran.
"Memang," jawab Jeno tenang.
Renjun memandangnya kesal, bagaimana bisa Jeno menyentuhnya jika pria itu sudah mempunyai pasangan? Jeno benar-benar sudah kehilangan akal sehat dengan melampiaskan nafsu pada dirinya. Renjun tidak ingin dicap sebagai perusak hubungan orang.
"Kau sudah menyentuhku, apa kau tidak waras!"
Jeno menggeleng. "Memangnya salah menyentuh mateku sendiri?"
"Kauㅡ bagaimana?" Renjun hendak protes tetapi kalimatnya terhenti saat menyadari perkataan Jeno membuatnya bingung. Apa maksudnya 'mateku sendiri'?
"Moon Goddess menakdirkanmu sebagai milikku. Kau adalah mateku yang sesungguhnya," ucap Jeno lembut dengan duduk disamping Renjun.
"Tapi itu tidak mungkin, aku bukan Werewolf seperti dirimu," sangkal Renjun. Ia tidak setuju dengan perkataan Jeno yang mengatakan jika ia adalah matenya.
"Kau menolak ya?" tanya Jeno menyendu.
"Hhh ... entahlah."
•••
"Halo Jaehyun hyung, bisakah aku mengambil libur sehari lagi? Hari ini badanku tidak enak, aku tidak kuat melakukan aktivitas seperti biasa."
Dari seberang sana Jaehyun tampak menghela napas. Renjun merasa tidak enak mendengarnya. Mungkin saja dokter manis itu membutuhkan bantuan tetapi dirinya dengan seenak jidat meminta izin cuti. Renjun tidak ingin, tapi mau bagaimana lagi ia dibuat tidak bisa berjalan oleh Jeno.
"Ya sudah kalau begitu jangan lupa minum obat agar lekas sembuh. Sampai kau sakit lagi aku akan menceburkanmu ke dalam air dingin biar tahu rasa, huh!"
"Iya yang mulia."
"Aku tidak bermain-main dengan ucapanku, Huang!"
"Iya yang mulia, sudah ya, sampai jumpa."
Belum sempat Jaehyun berbicara, terlebih dulu Renjun langsung mematikan sambungan telepon. Lelaki itu menyimpan ponsel di atas meja dekat ranjang, pagi tadi Jeno sempat mengantarnya pulang setelah itu Jeno pergi entah kemana.
Sejenak ia berpikir mengenai pembicaraan dengan Jeno tadi pagi, Renjun masih tidak mengerti mengapa mate Jeno harus dirinya padahal ia bukan Werewolf seperti Jeno. Pada dasarnya Werewolf tetaplah Werewolf berpasangan sesuai peraturan bangsa mereka, tetapi takdir Jeno malah menyatukannya dengan manusia biasa seperti dirinya.
Tidakkah itu menantang hukum alam yang berlaku?
"Membingungkan."
•••
Disisi lain, serigala berbulu abu-abu berlari cepat menerobos ilalang tumbuhan. Memasuki kawasan hutan paling dalam bahkan sangat minim pencahayaan sinar matahari.
Sebuah rumah tua dihuni oleh sekumpulan manusia serigala yang berkumpul di dalam rumah tua. Tepat saat itu juga wujudnya berubah, sesosok lelaki berkulit tan langsung mendapat sambutan hangat oleh para alpha itu.
"Jadi, apa yang kau dapatkan Haechan?"
Lelaki bernama Haechan itu membuka mata setelah suara alpha pemimpin yang tak lain adalah Donghae terdengar. "Aku bisa mencium aroma Jeno dari arah barat tepatnya hutan dekat tebing."
"Aku merasakan kekuatan besar mengelilinginya, aroma Vampir yang begitu kuat," lanjut Haechan kembali menutup mata.
Perlu diketahui bahwa serigala berstatus omega itu tidak dapat melihat. Haechan mengalami kebutaan saat usianya masih sangat kecil, tetapi kemampuan penciumannya tak dapat tertandingi oleh siapa pun. Indra pendengaran Haechan sangat tajam bahkan bisa mendengar langkah kaki hewan terkecil sekalipun.
Donghae merawat Haechan dan melatih omega itu hingga kini Haechan mampu menguasai ajarannya dengan baik. Walau tidak bisa melihat tetapi Haechan bisa mencium, mendengar dan merasakan sesuatu di sekitarnya. Ia omega yang paling dihormati oleh alpha, sedikit saja mereka menyakiti Haechan, dalam waktu singkat mereka akan tiada.
"Aku rasa para Vampir itu mencoba menghalangiku. Haechan, awasi lagi area perbatasan lalu cari informasi keberadaan Jeno, temukan putraku sampai dapat!"
Haechan membungkukkan badan. "Baik alpha."
Sesampainya di perbatasan, Haechan menggunakan kekuatannya guna melacak aroma milik Jeno. Namun, hidungnya langsung mengeluarkan darah seolah ada perisai yang menolaknya.
"Kekuatan apa ini? Aku kesulitan mendeteksi keberadaan Jeno," gumam Haechan seraya mengusap kasar darahnya.
Haechan berjongkok kemudian meletakkan tangannya di atas tanah, ia mengerutkan kening merasakan suatu aliran yang begitu kuat namun ia tidak tau apa itu. Sampai tiba-tiba sesuatu menyerangnya, sosok itu melesat cepat berakhir mencekik kuat leher Haechan.
Lelaki itu memberontak, mencoba melepaskan cekikkan di lehernya.
"Kau akan menyesal telah kemari."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yeux Bleus
FantasyKisah legenda manusia serigala yang mencintai seorang manusia biasa, menjadikannya sebagai pasangan hidup walau harus kehilangan kekuatan abadi yang dimilikinya. Demi cinta dia rela melindungi pujaan hati dari banyaknya rintangan kematian. #4 in Jen...