16

3.8K 670 28
                                    

Alpha tone yang dikeluarkan Jeno membuat ketiga alpha itu tak berkutik. Walau sesama alpha, tetapi mereka dihadapkan oleh Jeno yang merupakan keturunan dari Donghae. Jeno menarik Renjun pergi dari tempat ini dan menyuruh Haechan untuk ikut.

"Kau terluka?" tanya Jeno khawatir.

Renjun lekas menggeleng pelan. Ia senang karena Jeno datang disaat yang tepat. Renjun melirik ke belakang di mana Haechan membuntutinya dengan langkah tertatih.

"Bisakah kau mengobati Haechan? Dia terkena cakaran dari manusia serigala tadi. Kurasa regenerasinya tidak secepat dirimu." Mendengar namanya disebut pun membuat Haechan terenyuh. Manusia tidak seburuk yang Donghae katakan padanya.

"Aku tidak apa-apa," ucapnya berusaha meyakinkan kedua orang di depannya. "Lee Jeno, hentikan peperangan ini. Kau adalah putra kandung alpha dan dia menginginkanmu, maka temui dia dan minta padanya untuk berhenti menghancurkan desa."

Jeno meremat pundak Renjun. "Apapun yang terjadi nanti aku mohon padamu untuk tidak melihatnya, tetaplah bersama Haechan, mengerti?" Renjun mengangguk cepat dan memberikan pelukan untuk Jeno.

"Hati-hati," cicitnya.

Jeno berlari menuju desa. Membuka pintu besi yang tidak terkunci guna menghentikan Donghae beserta kelompok pengikutnya yang lain. Haechan menggenggam tangan Renjun lalu membawanya pergi menjauh.

•••

Beberapa rumah penduduk hanya tersisa puing-puing reruntuhan. Semuanya hancur karena serangan massal oleh para serigala yang dipenuhi dendam. Jeno memandang murka kehancuran ini semua. Manusia tidak bersalah harus menjadi korban keganasan Donghae beserta kelompoknya.

Jeno melihat Jaemin terkulai lemah diserang puluhan serigala. Ia semakin tersulut emosi karena sahabatnya harus terkena imbas dari kekejaman ayah kandungnya.

"LEE DONGHAE!"

Alpha itu menoleh, matanya melebar melihat Jeno berjalan mendekat. Ini seperti sebuah mimpi. "Jeno?"

Tanpa basa basi Jeno langsung melayangkan pukulan mentah kepada Donghae. Menghajarnya dengan brutal tanpa memberi kesempatan untuk alpha itu bernapas.

"Pertama kau membunuh Ayahku, kedua kau membunuh paman Siwon dan sekarang kau membunuh hampir seluruh penduduk desa yang tidak bersalah! Kau bajingan! Alpha tak tahu diri!"

Serigala lain tak berani mendekat sekedar menyelamatkan Donghae dari kemarahan Jeno. Aura Jeno begitu mengerikan membuat seluruh serigala hanya bisa tertunduk menyaksikan kengerian yang tersuguhi di depan mereka. Jeno terlahir istimewa, kedua bola matanya yang berbeda mampu membuat musuh berjatuhan tanpa harus menyentuhnya.

Jika Jeno sudah terpancing emosi berarti tinggal kematian yang mendekati.

"J-jeno, akhh! Hentikan!"

Donghae berusaha terlepas dari amukan Jeno namun usahanya sia-sia. Di depannya bukan lagi Jeno melainkan wolfnya yang berhasil menguasai tubuh dan pikiran Jeno. Tidak ada pengampunan lagi untuk Donghae selain kematian.

Jeno menusukkan tangannya hingga menembus dada Donghae. Mengambil jantungnya dan menarik kuat hingga terlepas dari tempatnya. Ia memakan jantung itu dalam sekali lahapan kemudian mencabik-cabik tubuh Donghae hingga tak tersisa.

Para serigala yang melihat itu benar-benar ketakutan. Jeno menatap seluruh serigala yang tersisa, berjalan mendekat untuk menghabisi mereka semua.

"Kemarilah serigala lemah, kukirim kalian semua ke neraka."

Semuanya berbondong-bondong  melarikan diri dari Jeno. Dalam sekali hentakan kaki, Jeno berhasil membuat tanah terbelah berbentuk lingkaran besar agar mereka semua tidak bisa melarikan diri. Di bawahnya terdapat aliran lava yang begitu panas.

Hendery membantu Jaemin memulihkan tenaganya. Vampir itu kehilangan banyak darah akibat luka besar di perutnya.

•••

Di tempat Renjun berada, keduanya bersembunyi disebuah goa besar dalam hutan. Renjun membantu Haechan mengobati lukanya dengan menumbuk tanaman obat yang ia dapatkan tadi. Dengan hati-hati luka semula menganga itu perlahan menutup, regenerasi Haechan benar-benar tidak secepat serigala lainnya.

"Aku akan mencari sumber mata air."

Sebelum sepenuhnya beranjak, Haechan menahan pergelangan tangan Renjun agar tidak pergi. "Tidak, tetaplah di sini atau serigala itu akan menemukan kita."

"Baiklah."

Renjun duduk disebelah Haechan. Ia mendengar lolongan serigala berasal dari arah barat di mana letak pedesaan berada. Renjun mengkhawatirkan Jeno, ia takut jika serigala itu dikalahkan oleh Donghae dan kelompoknya.

"Tenanglah, alpha akan baik-baik saja," ucap Haechan tiba-tiba seakan mengetahui isi kepala Renjun yang sedang memikirkan Jeno.

"Huh?"

"Jeno tidak akan pernah dikalahkan. Dia serigala yang dikaruniai kekuatan besar oleh Moon Goddess, dia adalah pemimpin yang sesungguhnya."

Renjun bernapas lega. "Aku hanya takut jika dia terluka," gumamnya pelan sembari memandang langit-langit goa.

"Aku bisa melihat seluruh serigala dikalahkan oleh alpha. Percayalah padaku, dia baik-baik saja."

•••

Satu persatu serigala-serigala itu Jeno habisi dan ia lempar ke dalam aliran lava di bawah sana. Kelompok Donghae telah Jeno habisi dengan begitu mudahnya. Hanya tersisa satu omega dan beta yang masih selamat namun Jeno membiarkan mereka.

Tidak ada untungnya bagi Jeno menghabisi mereka. Amarah menggebu perlahan mereda, ia menghampiri Jaemin yang tersenyum padanya.

"Kau tidak apa-apa, Na?"

Jaemin menggeleng lemah. "Itu tadi luar biasa, terima kasih telah menyelamatkan desa ini dari kehancuran yang diperbuat oleu ayahmu."

"Dia bukan ayahku!"

Jaemin tertawa dibuatnya. Tiba-tiba pendengaran Jeno menajam mendengar teriakan Renjun tak jauh dari tempat ia berada. Dengan cepat Jeno berlari ke arah sumber suara, ia merasakan serigala lain berada disekitar Renjun.

Instingnya benar, dua serigala yang merupakan kelompok Donghae telah membuat Renjun dan Haechan tak sadarkan diri. Ia tidak akan mengampuni siapapun yang berani menyentuh Renjun walau sehelai rambut saja.

Jeno menggunakan kekuatan pikiran yang mana membuat kedua alpha itu saling memukul satu sama lain. Ia mendorong keduanya hingga terperosok ke dalam jurang. Dapat dipastikan tubuh keduanya hancur karena di bawah sana terdapat bebatuan lancip.

"Lucas, bisakah kau membantuku membawa Haechan?"

Vampir itu segera mengangkat tubuh Haechan dan membawanya pergi. Jeno memandang sendu wajah cantik Renjun yang terpejam. Terdapat luka di dahinya kemudian merendahkan tubuhnya guna menjilati darah Renjun. Perlahan luka itu menutup dengan sendirinya.

"Maafkan aku."

Yeux BleusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang