14

4.1K 616 34
                                    

"Kau akan menyesal telah kemari!" sergah Jaemin.

Melihat Werewolf di bawahnya ini tampak pasrah membuat Jaemin lekas melonggarkan cekikkannya. Anehnya ia merasa iba terlebih lagi Haechan seorang omega buta. Disaat sedang asyik termenung, dengan segera Haechan membanting tubuh Jaemin ke tanah.

Menduduki perut Jaemin seraya mencekik balik Vampir itu. Jaemin menahan tangan Haechan, ia tertipu oleh wajah memelas Haechan seolah benar-benar pasrah dirinya akan habis detik itu juga.

"Kau Vampir tidak berguna. Lengah saat lawanmu membuat tipu muslihat. Ck, payah!"

Haechan mengejek Jaemin. Vampir itu menggunakan kuku tajamnya lalu menusuk Haechan tepat di leher Werewolf itu. Dalam sedetik Haechan langsung tak sadarkan diri. Jika Haechan pandai membuat lawan tertipu maka Jaemin pandai membaca apa yang akan musuhnya lakukan.

Sedari tadi Jaemin sudah bisa merasakan kehadiran Werewolf lain dan ternyata firasatnya benar adanya jikalau salah satu Werewolf dari pack Donghae sedang memata-matai wilayahnya. Jaemin menggendong bridal Haechan yang tidak sadarkan diri, membawanya pergi agar Haechan tidak melaporkan semuanya kepada Donghae.

•••

Haechan membuka matanya merasakan bagian lehernya kakuㅡralat maksudnya seluruh tubuhnya terasa sangat sulit untuk digerakkan. Matanya membola menyadari dirinya sudah terikat disebuah kursi.

'Dimana aku?'

Tempat ini begitu asing. Haechan berusaha melepas ikatan yang melilit tubuhnya namun usahanya gagal. Bahkan kekuatannya pun tidak berguna sama sekali. Penciumannya menangkap aroma Vampir yang menyerangnya saat di hutan tadi. Aromanya begitu kuat. Haechan terus mencoba melepas ikatannya sampai ia mendengar suara langkah kaki.

Suaranya terdengar semakin dekat. Ia mencium aroma lain menguar memenuhi isi ruangan.

"Sejak kapan kau memata-matai wilayah kami? Kau tau bukan kita punya batas wilayah masing-masing? Lantas mengapa kau datang disaat konflik antara Werewolf dan Vampir sedang memburuk? Kurasa makhluk sepertimu memang tidak memiliki adab," hina Lucas. Namun Haechan tak mempedulikan perkataannya.

"Tidak hanya buta, tapi sepertinya dia juga tuli. Kau mendengar ucapanku bukan!"

Lagi-lagi Haechan menghiraukan Lucas. Ia sibuk mencari cara agar terlepas dari ikatannya. Perilaku Haechan tersebut membuat Hendery naik pitam. Ia menendang kursi yang Haechan duduki sehingga kursi itu terjatuh.

"Tenangkan dirimu, kawan," ucap Jaemin sembari menepuk pelan pundak Hendery. Temannya itu mendecak kesal, memutuskan pergi karena terlalu muak berada satu ruangan bersama Haechan.

Lucas menyusulnya, menyisakan Jaemin dan Haechan yang saling terdiam.

Jaemin menegakkan kembali kursi yang terjatuh menyamping itu. Setelahnya Jaemin pergi. Detik berikutnya Haechan langsung terisak, air matanya tidak dapat ia bendung lagi mengetahui jika hidupnya akan segera berakhir di tangan para vampir-vampir itu.

•••

"Selamat pagi Jaehyun hyung."

Jaehyun mendongak lalu mendatarkan ekspresi. "Masih hidup ternyata."

"Kau mendoakanku cepat mati? Jahat sekali." Renjun mencebikkan bibirnya. Jaehyun menghela napasnya panjang kemudian menyodorkan salep kepada Renjun.

"Perhatikan lehermu, ruam merahnya masih bisa terlihat,"

Renjun segera menutupi lehernya. Sungguh ia benar-benar malu karena Jaehyun bisa menyadari kemerahan yang ia tutupi menggunakan krim. Renjun merutuki krim yang tidak bisa menghalau tanda kemerahan hasil karya seni Jeno. Buru-buru Renjun menyambar salap itu lalu duduk di tempatnya.

Guna mengisi kegiatan kosongnya, Renjun pun membaca buku novel yang ia bawa dari rumah. Buku itu cukup tebal. Tidak mungkin Renjun bisa menyelesaikannya dalam waktu sehari mengingat Renjun terkadang berhenti membaca lalu melakukan hal random lainnya.

"Apa yang kau baca?" tanya Jaehyun penasaran. Pasalnya, buku yang sedang Renjun baca tampak menarik perhatiannya.

"Yeux Bleus."

Pria yang sudah menikah itu mengerutkan dahi.

"Ini menceritakan kisah seorang Werewolf yang mencintai manusia. Ada pula pemeran tambahannya seperti Vampir. Werewolf ini rela kehilangan kekuatannya demi manusia yang dicintainya. Aku sudah membaca bagian akhir dan endingnya membahagiakan."

"Coba lihat." Jaehyun mengadahkan tangannya ke depan.

Renjun langsung menunjukkan bukunya kepada Jaehyun membuat, pria itu langsung menatapnya tajam. "Kau bilang ingin melihat, sudah bukan?" canda Renjun diiringi dengan tawanya. Menjahili Jaehyun memang menyenangkan.

"Maksudku aku ingin meminjam, tampaknya menyenangkan buku itu. Kau membuat moodku semakin hancur."

"Hahaha maaf. Baiklah ini." Renjun beranjak lalu meletakkan buku bacaannya di atas meja Jaehyun. Lelaki itu masih cemberut, ayolah mengapa Jaehyun malah marah kepadanya ia hanya bercanda.

•••

CYARR!

Gelas bening sengaja Donghae lempar menyadari tidak ada tanda-tandanya Haechan kembali. Beberapa alpha yang berada di packnya menunduk takut saat pemimpin mereka sudah tersulut amarah.

"Tampaknya Haechan memang tertangkap. Firasatku mengatakan seperti itu. Mark, Xiaojun segera cari tahu keberadaan Haechan."

Satu orang beta dan omega menunduk hormat. "Baik Alpha." kemudian meninggalkan pelataran kawasannya dengan langkah terburu.

Donghae menggeram, sepertinya para Vampir itu memang menyetujui adanya peperangan diantara kedua belah pihak. Jika itu yang mereka inginkan maka Donghae akan mengabulkannya. Dalam waktu dekat jika anaknya dan Haechan tak kunjung ditemukan maka Donghae akan melakukan penyerangan besar-besaran terhadap warga desa dan Vampir tak tau diri itu.

Selama beberapa tahun mencari dan ia sudah menemukan titik keberadaan putranya yaitu beberapa kilometer dari arah tebing. Seharusnya ia tidak mempercayai perkataan Siwon yang berkata jikalau Jeno sudah tiada bersama Eunhyuk di masa lalu.

Donghae tak mengerti mengapa Vampir Vampir itu ingin menjauhkan Jeno darinya. Jika pun mereka mau memberitahu pasti Donghae tidak akan memperburuk suasana sehingga mengajak perang diantara kedua bangsa. Donghae bukan tipikal pemimpin egois yang suka mencari gara-gara tetapi ia harus dihadapkan oleh seorang Vampir yang ingin mencari masalah dengannya.

•••

"Kurasa apa yang alpha khawatirkan benar adanya. Aroma Haechan berhenti di sini dan lihat, ini darah Haechan," tunjuk Mark ke arah tanah.

Beta bernama Xiaojun itu tampak waspada jika mereka tengah diintai. Ia segera menyeret Mark pergi dari wilayah Vampir sebelum hal buruk terjadi. Benar, Hendery mengamati mereka dari balik pohon besar namun pergerakannya terlalu lama sehingga kedua Werewolf itu berhasil pergi meninggalkan wilayahnya.

Hendery menutup mata lalu berkomunikasi lewat pikiran dengan Jaemin.

"Aku melihat dua Werewolf baru saja berada di perbatasan. Kurasa Donghae menyuruh mereka mencari tahu keberadaan temannya."

Dari seberang sana Jaemin mengangguk. "Jangan biarkan salah satu kelompok Donghae memasuki wilayah kita. Awasi terus sewaktu-waktu akan ada penyerangan secara tiba-tiba."

Kedua Werewolf itu telah kembali dengan napas terengah-engah. Donghae yang melihat itu segera menghampiri keduanya.

"Apa yang terjadi?" tanyanya.

Beta dan omega itu membungkuk. "Haechan tertangkap oleh Vampir itu," jawab Mark cepat. Sudah Donghae duga jika mereka memang ingin mempermainkan emosinya.

"Kita akan melakukan penyerangan malam ini!" seru Donghae kepada seluruh kelompoknya.

Yeux BleusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang