Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Please don't be a silent reader, okay?
Vote and comment, juseyo~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~||||||~
Renjun tersenyum kecil, mendengar suara Jeno adalah salah satu hal yang paling ia sukai. Suara Jeno yang mengomelinya dengan nada yang menggemaskan membuat Renjun selalu merasa senang, sebab Jeno akan terlihat berkali-kali lebih imut di matanya. Renjun tak mengerti, apa yang membuat ia begitu mencintai Jeno sampai seperti ini. Seperti tersihir, darahnya selalu berdesir cepat saat berada di dekat pemuda bermarga Lee itu. Benar, cinta memang membutakan segalanya! Bahkan jika Jeno memintanya untuk membeli sebuah bintang atas namanya karena bosan pun Renjun akan tetap melakukannya.
"Ge? Ya! Renjun Ge, kau mendengarku atau tidak sih?!"
Renjun mengerjapkan matanya beberapa kali, pemuda Huang itu hampir lupa bahwa kini ia sedang melakukan panggilan suara dengan kekasih manisnya itu. Renjun terlalu sibuk dengan lamunannya tentang -mari mengagumi betapa menggemaskannya Lee Jeno- hingga tak sadar jika pemuda yang ia pikirkan itu tengah mengomel untuk kesekian kalinya kepadanya. "Ah! Ne~ aku mendengarkanmu Jeno-ya, wae?"
"Heol! Ge, kau benar-benar tidak mendengarkanku rupanya! Aku sudah mengatakannya padamu tadi, aku akan ke kantormu dan membawakanmu makan siang nanti. Kenapa kau membuatku harus mengatakannya dua kali, haish! Jinjja!"
Renjun terkekeh, sekarang ia bahkan dapat membayangkan ekspresi kesal Jeno yang ditujukan padanya. "Baiklah, Yang Mulia. Maafkan pelayanmu yang masih banyak kekurangan ini."
"Ya! Jangan bercanda! Dasar kau ini!"
Renjun tertawa, "Geurae, arraseo. Lakukan saja sesukamu, sayang. Aku-"
