-7-

474 40 1
                                    

Setelah kembali, Toneri nampak memandang ke arah Boruto terlalu dekat.

"A-apa?",tanya Boruto kaku, ia memundurkan kepalanya ke belakang karena tidak ingin wajahnya terlalu dekat dengan wajah Toneri.

"Kalau dipikir-pikir, kau ini.. memintaku mengajakmu ke rumahku, apa kau memahami arti di balik permintaanmu itu?",tanya Toneri menatap intens Boruto sembari memakan kentang goreng yang baru dibelinya itu.

"...? Arti?",gumam Boruto menatap Toneri gelisah.

'Arti dari memintaku membawaku ke tempatnya? Hm...',pikir Boruto memejamkan matanya rapat-rapat.

"Itu berbahaya",gumam Toneri lantas menjauhkan wajahnya kemudian duduk di sebelah Boruto.

'Bukan masalah kau adalah seorang pria atau bukan, tapi kau takkan bisa bertemu keluargamu lagi sampai akhir hidup mereka disini. Ada perbedaan jauh di bulan dengan di bumi. Kau mungkin akan hidup ratusan bahkan ribuan tahun, tapi ketika kau menyesali keputusanmu, kau tidak bisa kembali lagi',pikir Toneri mengerti jika ia tak bisa tergesa-gesa.

"Aku yakin!",ucap Boruto langsung menoleh.

"...apa kau benar-benar mengerti maksudku itu?",tanya Toneri ragu melihat seberapa bersemangatnya Boruto dalam menjawab.

"Hah?",kaget Boruto melihat Toneri tidak mempercayainya.

"Aku yakin kau akan menyesal-"

"TIDAK AKAN!",tegas Boruto  memaksa dengan menatap Toneri tajam.

"...?!"

'Apa dia benar-benar serius?',pikir Toneri seketika terhenyak.

"Lalu, apa kau tahu aku tinggal di tempat yang tidak terjangkau?",tanya Toneri masih mempertanyakan keinginan Boruto.

"Aku ingin bersamamu, apa aku salah?",tanya balik Boruto dengan tatapan bergetar, ia tahu itu aneh dengan perasaannya yang seperti ini.

"...",Toneri bungkam sejenak, mungkinkah ia salah dengar?

'Dia ingin bersamaku? Kenapa? Kami baru bertemu, bagaimana bisa dia begitu... yakin?',pikir Toneri heran.

Boruto langsung berdiri dan dengan ragu menyentuh kedua punggung tangan Toneri.

"Kalau kau ingin seseorang ke tempatmu, tapi kau belum menemukan seseorang, tolong pertimbangkan untuk membawaku dulu!"

"...",Toneri hanya diam memandang tepat ke mata Boruto, ia masih tidak mengerti, mengapa Boruto rela mengorbankan hidupnya untuk dirinya?

"Kau.."

"Te-tentu saja, aku tidak bermaksud memaksa kau membawaku bersamamu",ucap Boruto langsung mundur ketika Toneri terlihat hendak berbicara dengannya, ia berbalik dan enggan menatap ke arah Toneri.

'Mengapa aku tidak boleh ikut?',pikir Boruto merasa sedih.

"...."

Sepulang dari jalan-jalan, Boruto dan Toneri terlihat menampakkan diri di kediaman yang ditinggali Hokage Ketujuh saat ini dan keluarganya. Keduanya tetap diam dengan keadaan canggung.

'Mungkinkah keinginanku kesini sejak awal, salah? Apa lebih baik jika aku kembali lebih cepat?',pikir Toneri mendudukkan diri di kursi yang ada di depan meja makan.

"Lalala~ lallala~",gumam Himawari bersenandung riang melewati meja makan.

"...? Ah, teman tou-san! Nii-san, bolehkah aku duduk disini denganmu?"

"Hima?",gumam Toneri bingung.

"Bagaimana disini? Apa nii-san tinggal dengan nyaman?",tanya Himawari nampak ceria sembari memiringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.

KIDNAPPED ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang