Bab 9

0 0 0
                                        



"Ya, gue pergi dulu. Sayuti dihajar Sam!" Solda panik tersebab sepupunya itu tak punya keluarga yang bisa diandalkan selain dirinya di sini. Kedua orang tuanya jauh di luar kota. Ia beranjak akan pergi, tetapi ujung baju yang dikenakannya ditarik oleh Zoya hingga ia terduduk kembali.


"Apa, sih, Ya?!" sungut Solda memicingkan mata.


"Tunggu gue ikut!" 


Zoya pun langsung berlari ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya yang terasa lengket karena air mata. Setelah itu ia memandangi cermin di depannya yang menampilkan wajah sembab dengan mata yang memerah. Ia langsung memejamkan mata, berulang kali ia menghalau rasa yang menyesakkan dada. Amarah yang tadi menggelegak kini sudah reda, tetapi bayangan terkutuk itu terus-menerus berkelebat dalam ingatannya. 


Saat ia membuka mata kembali, ia sibak ujung baju bagian depan, terlihat jelas bekas noda yang ditinggalkan Sam. Seketika tubuhnya bergidik. Ia mengambil sedikit sabun cair dan langsung menggosokan ke leher bagian bawahnya kuat-kuat. Ia merasa jijik dan terhina, meski pernah menyaksikan sendiri dua manusia yang tengah melakukan adegan m*sum saat di ruang ganti tempat syuting. Ia tahu hal semacam itu dianggap biasa bagi sebagian orang, tetapi prinsipnya tetap pada pendirian dan keteguhannya seperti yang dinasihatkan sang ibu. 


Setelah membersihkan diri, ia pun bergegas menyusul Solda yang tak terlihat lagi di dalam kamar, mungkin sudah duduk manis di mobilnya. 


"Sam mukul Sayuti, Ya. Lo kenapa diem aja? Telpon, dong! Marahin cowok brengsek lo itu supaya gak cemburuan lagi!" Solda bersungut-sungut sambil pandangannya fokus memundurkan mobil untuk keluar dari halaman rumah Zoya.


Hening. Zoya tak berminat membahas pria itu! Mendengar namanya disebut saja ia muak dan rasanya kesal sekali.


"Ya! Lo denger gue, gak, sih?"


Zoya hanya mengangguk dengan pandangan nanar ke depan. Gadis itu pun ingin sekali memaki Sam sepuasnya. Saat teringat kejadian tadi, tiba-tiba matanya merebak lagi tanpa bisa ditahan. Air mata yang telah kering itu mengalir lagi.


"Eh, eh, lo kenapa? Ish ... masa gitu aja kesinggung." Solda melirik gadis di sebelahnya dengan perasaan bersalah, walau biasanya ia berkata sekasar apa pun Zoya tak mudah tersinggung. 


Zoya pun akhirnya menceritakan apa yang baru saja diperbuat Sam. 


"Sam tadi pagi mau perkosa gue, Da ...." Dengan jantung yang berdebar Zoya menjelaskannya pelan-pelan dan mengusap matanya yang berair.


Solda terkejut dan langsung menepikan mobilnya sesaat, ia fokus mendengarkan pengakuan Zoya hingga selesai. Gadis itu pun ikut merasa kesal dan marah pada Sam, dalam hatinya penuh kata-kata cacian untuk Sam, tetapi ia memilih untuk menutup mulutnya rapat-rapat sambil memikirkan kata apa yang akan diucapkannya agar tak memperburuk suasana hati Zoya.

Lelaki di Alam MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang