hari ini, kamu mengenalkanku kepada teman-temanmu. lalu aku menjabat tangan mereka satu per satu sembari mendikte namaku.
sudah, salamannya jangan lama-lama begitu.
bisikmu di telinga kiriku. setelah selesai, aku melihatmu tersenyum saat berjalan menghampiriku.
bagaimana, keren mereka atau aku?
tanyamu sembari mengajakku duduk di salah satu bangku khusus tamu.
sejujurnya, ada satu yang membuatku jatuh hati.
kamu menoleh dan mengeratkan genggamanmu. lalu bertanya dengan terburu-buru.
yang mana?
aku langsung beranjak dari tempat duduk dan mengajakmu berjalan ke arah dinding ruangan sebelah kiri.
coba kamu lihat foto ini.
kataku sembari menunjuk salah satu foto besar yang terpajang rapi dengan sembilan orang yang mengisi.
ada apa dengan fotoku dan teman-temanku? memangnya, diantara mereka, siapa yang berani-beraninya mengambil hatimu?
sebelum menjawab pertanyaanmu, tangan kiriku langsung mengapit lengan sebelah kananmu dan tangan kananku, aku letakkan tepat di dada sebelah kirimu. lalu aku sedikit berjinjit untuk membisikkan sesuatu.
orang nomor empat dari kiri, nomor enam dari kanan, dan nomor satu dari hati. hari ini, kamu tampan sekali. membuat hatiku jatuh lebih dalam lagi.
ucapku mengakhiri.
kemudian kamu menghadap ke arahku. senyum manis terpatri indah di wajah tampanmu. dengan sedikit membungkuk, tanganmu merapikan anak-anak rambut yang menghalangi wajahku. lalu, tiga detik setelah itu, kamu langsung mengecup pipi sebelah kananku.
i love you.
bisikmu tepat di telingaku.