Bab 8

6.2K 1K 399
                                    

Selamat Membaca











Breaking news.

Sakala Juwanda dan Kalila Maudy terpergok berkencan diam-diam di salah satu resort di Bogor. Keduanya terlihat memasuki salah satu ruangan bersama dengan ditemani oleh asisten pribadi Saka. Dalam foto yang dilampirkan tampak keduanya sangat berhati-hati agar tidak dikenali oleh siapapun.

Dua selebritas papan atas Indonesia ini diketahui sebentar lagi akan beradu akting dalam serial drama yang sama. Lalu, benarkah berita ini hanya sebuah pancingan untuk menarik penonton agar menonton drama mereka, ataukah sejak dulu keduanya memang sudah bersama, mengingat proses reading naskah akan dilakukan sebulan lagi.

Mari kita tunggu konfirmasi dari agensi keduanya.

Gista tidak bisa fokus dengan pekerjaannya, moodnya memburuk, namun bekerja sebagai teller membutuhkan ketelitian, yang membuatnya harus menyampingkan perasaan pribadinya lebih dulu.

Sudah lima hari sejak berita kencan Saka dan Maudy muncul. Dan, sudah lima hari juga Gista tidak bertemu dengan Saka. Lelaki itu sedang menghadiri Fashion Week di Paris.

Lalu, mengenai skandal kencan itu, agensi keduanya memilih bungkam, dan membiarkan media dan penggemar semakin menjadi. Karena sejujurnya setelah Gista membaca komentar di beberapa blog, kebanyakan dari mereka mendukung keduanya, dan memberikan tanggapan positif. Banyak juga yang akhirnya tidak sabar melihat kecocokan keduanya di drama terbaru mereka.

“Hari ini laki lo balik kan dari Paris?” tanya Juli ketika dia dan Gista tengah makan soto di warung dekat bank tempat mereka bekerja.

“Iya, kenapa?”

“Lo nggak mau jemput dia? Kerjaan lo udah selesai, dan lo juga nggak lembur.”

Gista menggeleng sembari meminum es tehnya, “Saka nggak ngebolehin.”

“Kenapa?”

Gadis itu mengangkat bahunya pertanda tidak mengerti. “Katanya bandara nanti ramai. Bahaya.”

Juli mengembuskan napas pelan mendengarnya. Dia menatap sang sahabat dengan ekspresi kasihan. “Si Saka tuh emang suamiable banget. Kaya, masih muda, kariernya bagus, baik. Tapi, minusnya kalian nggak pernah bisa jalan berdua seperti pasangan pada umumnya. Agak nyesek juga jadi lo ya, Ta.”

Gista hanya diam dan fokus menghabiskan soto ayam miliknya. Ini bagian dari risiko yang dia ambil. Bersedia menikah dengan Saka – itu artinya Gista juga bersedia menanggung risiko menjadi istri lelaki itu. Salah satunya tentu saja menjaga kerahasiaan hubungan mereka.

Kadang ingin Gista seperti gadis lainnya. Memposting foto bersama dengan suami mereka. Mengenakan baju couple. Jalan-jalan ke mall dengan bergandengan tangan. Atau, makan ice cream didekat danau sembari menikmati pemandangan. Namun, tidak bisa. Gista dan Saka tidak bisa melakukannya.

“Emangnya lo nggak pengin gitu, Ta?”

“Pengin apa?” tanya Gista sembari menatap Juli dengan pandangan bertanya.

“Jemput laki lo di bandara.”

Gista berdecak. “Kan gue udah bilang, Jul. Nggak boleh sama Saka datang ke bandara.”

“Yaelah, Ta, bandara udah pasti ramai sama penggemarnya Saka. Lo nyempil di situ, juga Saka nggak akan tahu.”

Gista berhenti mengunyah ketika mendengar perkataan Juli. Gadis itu ada benarnya juga. Saka tidak akan tahu jika Gista ada di antara para penggemarnya. Lagipula Saka kembali mengirim pesan semalam, mengatakan jika meski pulang dari Paris, dia tidak akan langsung pulang ke rumah. Saka akan langsung menuju Bandung, karena besok pagi ada acara yang harus dia hadiri bersama Mahen dan Reza.

Tentang Gista Juga SakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang