LELAKI tampan dengan surai sehitam jelaga itu baru saja meletakkan sekotak kardus ke dalam sebuah apartemen yang akan ditempati temannya. Hueningkai, nama lelaki tampan tersebut, atau orang-orang memanggilnya 'Kai' agar lebih mudah diingat. Ia letakkan di sisi kardus-kardus lainnya secara bersisian. Itu adalah kardus terakhir yang ia bawa masuk, Hueningkai menghela napas panjang sambil mengusap peluhnya di dahi. Pekerjaannya sudah selesai berarti.
"Terima kasih, Kai." Pemuda lain yang berada di sebelah Hueningkai berucap tulus sambil mengulum senyuman manisnya, amat sangat berterima kasih karena banyak membantunya selama beberapa hari terakhir. Hueningkai hanya mengangguk pelan sebagai balasan. Kedua mata pemuda itu kemudian beralih, menjelajahi ke setiap sudut ruangan dengan pandangan berbinar, tampak sangat menyukai tempat baru tersebut.
Hueningkai ikut tersenyum melihatnya. Ikut senang mendapati sahabat terbaiknya menyukai apartemen pilihannya. "Syukurlah kalau kau menyukainya." Matanya membulat kaget di kala ia melirik jam tangan. Jam istirahat makan siang akan segera selesai dalam waktu 10 menit. Hueningkai menghabiskan waktu istirahatnya untuk membantu kepindahan sang teman di apartemen yang baru, dan sekarang ia harus kembali bekerja. "Oh ya, sudah waktunya aku ke kantor. Maaf ya, Beomgyu, aku tidak bisa membantumu beres-beres."
"Tidak apa-apa, Kai. Aku sudah sangat berterima kasih karena kau sudah repot-repot membantu membawa barangku kemari." Yang dipanggil Beomgyu pun buru-buru mengibaskan kedua tangannya. "Hati-hati di jalan, ya? Lain kali akan kutraktir makan siang." Ia lantas mengantarkan temannya itu sampai ke pintu utama.
"Baik. Selamat beristirahat di rumah baru, teman."
Beomgyu melambaikan tangan padanya. Sesudah Hueningkai berpamitan dan pergi, meninggalkan pintu yang tertutup sempurna, Beomgyu langsung membanting punggungnya ke kasur yang seukuran 3 kaki dengan senyuman melebar. Ia senang sekali. Apartemen baru. Jauh dari orangtuanya, dan yang terpenting ia bebas sekarang. Hal yang ia impikan akhirnya terwujud juga.
Mata bulatnya yang indah berseri memandangi langit-langit apartemen, memang tidak seluas kamarnya yang lama ataupun terkesan mewah bak kerajaan seperti sebelumnya. Apartemennya begitu sederhana, dengan gaya minimalis, akan tetapi rasanya sangat tentram dan nyaman. Sangat bebas, batinnya sekali lagi. Pemuda itu mengembuskan napas panjangnya dengan tenang. Kali ini rasanya tak terjerat. Kali ini rasanya lebih ringan.
Choi Beomgyu, pemuda manis berusia 24 tahun itu kini akhirnya terbebas dari belenggu kedua orang tuanya.
"Selamat datang di kehidupan baru, Choi Beomgyu."
♫
KAMU SEDANG MEMBACA
『 Secret Admirer 』 ― Taegyu
Fanfiction[SLOW UPDATE] ✎ Hanya segelintir kisah tentang cinta dan kasih sayang yang tulus, ditujukan untuk seseorang yang tersesat mencari jalan pulang. Dapatkah perasaan tulus itu menemukan kebahagiaannya sendiri? ―lapak Tae!Top and Gyu!bot ―bxb ㅡIni hanya...