BAB 6

1.9K 154 9
                                    

Net merasa gelisah. Entah mengapa ia merasa sangat gelisah. Ia tahu bahwa Zee sedang mendekati NuNew. Mungkin hal itulah yang membuat ia gelisah. Net menatap langit-langit kamarnya. Ia mengingat pertama kali bertemu dengan NuNew. Saat itu mereka masih di bangku sekolah dasar,Net kelas 6  dan NuNew kelas 4. Net saat itu baru pulang dari sekolah, melihat ada 2 anak laki-laki duduk di sofa ruang tamu ditemani dengan ayah ibu dan juga om Nadech dan istrinya. Net bisa menyimpulkan bahwa dua anak laki2 itu adalah anaknya om Nadech.
"Net, sini nak.. kenalkan ini  Park dan NuNew, Park ini seumuran dengan kamu kelas 6 juga, nah kalau NuNew itu kelas 4. Nanti ajak mereka main ya" ayah Net mengenalkan mereka.

Net pun mengajak bermain mereka berdua. Net lebih akrab dengan Park karena mereka sebaya, namun ia juga mengajak bermain Nunew karena Net menganggap Nunew sangatlah manis.

Saat kelas 2 SMA, Net menerima telepon dari NuNew, masih teringat saat itu NuNew yang masih duduk di kelas 3 SMP menangis di telepon dan berkata " Kak Net ...  Kak Park udah ga ada .... Sekarang aku udah ga punya kakak lagi.. dokternya jahat bilang kak Park udah ga ada.., Nunew pengen ikut ka Park . Nunew kangen kak Park . Hiksss hiksss hikss "
Net langsung segera ke rumah sakit. Tampak disana om Nadech sedang memeluk tante Yaya yang berteriak menangis tersedu-sedu, Nunew duduk di bangku tunggu sambil menyembunyikan wajahnya.
Ketika Net menghampiri NuNew, NuNew langsung memeluknya dengan kuat dan menangis di pelukannya. Mereka semua menangis saat itu. Bagaimana tidak, Park yang tadi pagi baru saja berangkat ke Sekolah dengan sehat, namun siang ini, ia terbujur kaku di rumah sakit. Tidak ada yang tahu bahwa Park ternyata membawa senjata dan minuman keras pagi itu. Ia tawuran dengan sekolah sebelah dan menyebabkan ia tewas dikeroyok belasan pelajar seusianya.
Semua terpukul atas kejadian itu. Para pengeroyok juga telah mendapat hukuman penjara. Namun luka kehilangan Park belum juga bisa terobati. Semua berubah 180 derajat. Nunew yang dulu anaknya manja dan riang, berubah menjadi anak yang dingin dan juga mandiri. Om Nadech yang hangat dan friendly, berubah menjadi keras dan tegas kepada NuNew, tante Yaya yang perhatian, berubah menjadi seorang ibu yang menangis terus menerus di kamar mendiang putranya.
Net hanya bisa menemani NuNew disaat-saat dia terpuruk. Perlahan tapi pasti, Net dapat melihat NuNew yang riang kembali. Net semakin dekat dengan NuNew. Kedekatan ini membuat Net merasa ada perasaan yang lain kepada NuNew, apalagi ketika NuNew sudah di kelas 3 SMA. Net merasa perasaannya bukan hanya sebagai perasaan sahabat atau kakak, melainkan perasaan yang lebih. Ia selalu ingin di dekat NuNew, namun Net terlalu takut mengatakan perasaan sebenarnya kepada NuNew. Ia takut kehilangan NuNew. Akhirnya ia hanya bisa memendam perasaannya dan berharap Nunew bisa menyadari perasaannya ini. Perasaannya semakin kuat ketika ia harus berpisah dengan NuNew  untuk melanjutkan studinya ke Amerika. Setelah luluspun, ayahnya meminta dia untuk mengurus kantor cabang Aunglo di Amerika. Perasaan rindunya makin  kuat ketika ia menerima email dan pesan dari Nunew bahwa ia telah lulus dan bekerja di perusahaan ayahnya. Mereka memang terus berkomunikasi. Net yang tidak bisa menahan perasaan rindunya kepada NuNew pun meminta ijin kepada ayahnya untuk pulang ke Thailand dan mengurus kantor pusat Aunglo.
Setelah berdebat beberapa hari, akhirnya Ayah Net pun mengalah. Ia membiarkan Net pulang ke Thailand. Net sangat bahagia dan tempat pertama yang ia datangi adalah kantor NuNew, ia ingin melihat wajah pria yang ia rindukan setiap hari. Wajah orang yang selalu ia dambakan untuk berada disampingnya. Net bertekad untuk menjadikan NuNew miliknya. Namun ia terlalu takut mengungkapkan perasaannya. Ia takut kehilangan Nunew. Berkali-kali ia mencoba dan mencari momen mengungkapkan perasaannya, namun tidak pernah terealisasikan karena ia terlalu takut. Net merasa marah dengan dirinya yang terlalu pengecut ini. Hingga akhirnya ia sadar bahwa ia telah kehilangan NuNew saat NuNew mengatakan bahwa Zee mengajaknya pendekatan dan NuNew menyukai Zee. Hatinya belum siap. Ia tahu saat ini akan datang namun ia merasa tidak akan bisa siap.
Lamunan Net buyar ketika Nunew menelponnya.
"Kak, kak.. tebak hari ini aku bahagia sekali" jawab NuNew diseberang
"Aw.. pelan2 Nu, ada apa,?" Kata Net pelan
" Kak.. aku dan kak Zee resmi berpacaran hari ini.. " jawab Nunew dengan semangat.
Kontras halnya dengan Net, ia langsung terdiam, airmatanya tak terasa jatuh. Ini rupanya firasat yang aku rasakan hari ini.
"Aku memang sudah kehilangan  kamu Nu, "ucap Net dalam hati.
"Halo, halo kak Net, kak .. haloo" teriak Nunew.
Net pun tersadar dan menjawab" ah iya nu.  Wah selamat ya. nu.. aku ada telepon dari managerku. Kayaknya ini penting deh. Aku matiin dulu ya. Besok kita lanjut lagi" Net berbohong kepada Nunew.
"Ooh okay deh kak. Semangat ya kak.." Net pun mematikan sambungan teleponnya.Ia mengusap airmatanya dan bergegas ke suatu tempat.

Net pun tiba di Pub. Sudah lama ia tidak menginjakkan kaki di tempat ini. Namun Net tahu hingar bingar musik di Pub dan juga beberapa gelas minuman keras bisa membuatnya meluapkan kepedihannya hari ini.
Ia memesan beberapa shot whiskey. Di tengah2 kesibukannya minum sendiri, tiba2 ada seseorang yang menepuk bahunya 
"Pak Net, pak ngapain disini pak? ' tanya orang itu.
Net memperhatikan kembali orang itu dan mengenalinya, pria itu adalah James, wakil direkturnya NuNew.

" Ah James,, seperti yang kamu lihat, aku sedang minum sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Ah James,, seperti yang kamu lihat, aku sedang minum sekarang." Jawab Net setengah mabuk.

"Kenapa malah minum sendiri pak,?
Bapak ada masalah?" Tanya James.
.
"Ah.. kamu ga akan mengerti james, aku ini pengecut.. aku ini ga berharga.. " racau Net.

" Pak, aku ga tau masalah bapak, tapi setahu aku, bapak adalah orang yang baik dan berani. Bapak bukanlah seorang pengecut." Jawab James.

" Thanks James, maukah kamu menemani aku minum? " Tanya Net

" Tentu saja pak." Jawab James.
Merekapun minum2 malam itu. Menghabiskan sebotol whiskey dan 3 botol bir.

Net begitu mabuk dan tidak bisa mengendalikan dirinya. Ia limbung dan jatuh tertidur di meja bar 

'Pak Net,.. pak Net.. " James mencoba membangunkan Net. Ia mencoba untuk menelpon NuNew namun sebelum James mengambil handphonenya, Net tiba-tiba menahan tangan James 
"Jangan hubungi Nunew please" lalu ia tertidur lagi di meja bar.
James menghela napasnya. Iapun sebenarnya mabuk, namun tidak seteler Net. Iapun menghubungi supir pengganti dan mengajak Net ke rumahnya.

Sepanjang perjalanan, James merutuki nasibnya. "Seharusnya aku tidak perlu menghampiri pria ini, sesayang itukah dia sama nunew sampe dia mabuk kayak gini?"

James menatap wajah Net yang setengah tertidur di pundaknya.
"Seandainya dia tahu perasaanku, ah sudahlah.."




you are my passion Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang