Asha.
"Asha! Meja nomor 5!"
"Oke!"
Asha yang tadi baru saja mengantarkan makanan ke meja lain, kini beranjak menuju ke meja bar utama saat Mbak Ara---si asisten chef kafe menyerahkan satu nampan makanan cukup yang besar.
"Pesanan meja nomor 9, Mbak." Asha menyerahkan kertas kecil berisi catatan pesanan pelanggan kepada Ara yang langsung disambut oleh perempuan itu.
Hari ini kafe lumayan ramai. Pelanggan banyak yang berdatang, membuat Asha sedikit kelimpungan melayani. Apalagi kali ini ia hanya berdua saja dengan Ari---si fatner waiters-nya. Biasanya Asha bersama Anna, salah satu waiters juga, tetapi kata Ari gadis itu sedang ada kegiatan sore di kampusnya, jadinya di sini Ari yang menggantikan Anna.
Para pekerja di kafe ini memang sebagian besar adalah mahasiswa. Jadi tak heran, jika jadwal shift kerja mereka tergantung pada jam kuliah. Misalkan ada yang kuliah pagi, maka mereka kebagian di shift sore, dan begitupun sebaliknya. Seperti halnya dengan Asha, yang kebagian di shif sore karena tadi pagi ia ada kuliah. Namun berbeda dengan Ari. Ari tidak kuliah, namun kehadirannya juga tergantung pada jadwal kuliah teman-teman yang bekerja di kafe. Bisa dibilang, Ari ini sebagai pengganti. Jika ada pekerja yang punya jadwal kuliah yang sama atau alias bentrok atau ada kegiatan lainnya, dan itu membuat pekerja tidak bisa hadir. Maka di sini tugas Ari yang menggantikannya.
Masing-masing pekerja hanya diberi waktu kerja 2-4 jam saja. Peraturan itu terkhusus untuk pekerja yang masih mahasiswa. Sengaja, biar mereka yang masih berstatus pelajar bisa membatasi mana jam kerja dan mana waktunya untuk belajar.
Alasan kenapa kafe ini memperkerjakan anak-anak mahasiswa adalah, karena ingin membantu meringankan kekhawatiran para mahasiswa dimana mereka banyak sekali berkeinginkan bisa berkuliah, tetapi bisa bekerja juga. Apalagi mahasiswa rantau, yang jauh dari keluarga. Tidak mau terlalu membebani orang tua, dan ingin mencari penghasilan sendiri.
Seperti Asha.
Asha menuju meja nomor 5 dan menyajikan makanan yang tadi sudah dipesan. Ia tersenyum saat pelanggan wanita mengucapkan terima kasih kepadanya. "Ada yang mau dipesan lagi, Mbak, Masnya?" tanyanya.
"Enggak ada. Terima kasih, Mbak."
Asha mengangguk dan tersenyum sekali kali. Ia kemudian menjauhkan diri, melangkah menuju meja lain ketika ada seorang pelanggan yang meneriaki namanya.
"Es latte-nya satu lagi, Mbak, sama waffle kejunya juga satu, ya." ucap seorang wanita yang tadi memanggil Asha. Asha mengangguk seraya mencatat pesanan wanita itu di kertas yang selalu ia bawa.
"Ditunggu, ya, Mbak."
Kemudian Asha segera berlalu meninggalkan wanita di meja nomor 3 itu. Asha kembali lagi ke bar utama, saat itu ada Mbak Ara yang lagi-lagi meletakkan nampan berisi makanan ringan di atas meja.
"Pesanan lagi, Mbak," ucap Asha yang tertawa kecil, lalu menyerahkan kertas kecil itu kepada Ara. Ara membalasnya, "Itu pesanan meja nomor 5, ya, Sha." Seraya tersenyum hangat.
Asha mengangguk, namun belum sempat ia meraih nampan, sudah ada yang terlebih dahulu mengambilnya. Sontak membuat ia menoleh, dan langsung mendapati sosok Ari yang tengah menyengir kepadanya.
"Kayaknya pelanggan udah pada penuh, kamu bisa istirahat sebentar, Sha. Daritadi gak berenti bolak-balik," kata lelaki yang lebih tua 4 tahun dari Asha itu.
"Namanya juga kerja, Kak. Sini, biar aku aja yang nganter."
"Aku aja. Kamu duduk dulu, mumpung gak ada pelanggan yang minta pesan," ucapnya tersenyum tipis, lantas segera meninggalkan Asha yang masih berdiri di samping bar.
![](https://img.wattpad.com/cover/285517670-288-k932455.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARALOKA | S-1
Novela Juvenil#AKSARA-2 (Cinta Dan Pertemuan-nya) -ASMARALOKA | Series 1 Karena sesungguhnya, kita tidak bisa menebak kapan cinta itu datang, dari mana dan kepada siapa. Di lapak ini, Hera akan menceritakan pengalamannya, tentang bagaimana ia yang menjadi saksi p...