EPISODE 14 : PERDANA

55 4 0
                                    

Raina.



Hari Minggu selanjutnya. Hari yang tidak biasanya baginya Raina. Sebab, tanpa diduga-duga, Ami mengajaknya ke tempat futsal. Raina sempat terkaget, karena ini pertama kalinya Ami membawanya, memintanya untuk menemaninya.

Ami memang gemar . Setiap ada waktu luang (tidak ada janjian kencan bersama Raina) dia akan pergi ke tempat arena futsal langganannya. Dan setiap bermain, Ami belum pernah mengajak Raina.

Dan hari ini, entah kenapa Ami ingin Raina ikut. Raina sih senang-senang saja. Asalkan bersama Ami, langsung gass lah!

Sekarang mereka berdua sudah memasuki ruangan futsal. Beberapa pemuda ada yang sudah bermain di lapangan. Sepertinya sedang melakukan pemanasan.

Karena belum terbiasa, Raina hanya mengikuti langkah Ami, sampai dimana mereka berhenti di sebuah tempat duduk yang biasanya Ami tempati bersama teman-temannya. Raina agak canggung, sebab beberapa pasang mata dari teman-teman Ami nampak terarah kepadanya.

"Heyyo, Bro!"

Ami membalas tos-san dari salah satu temannya.

"Waduh, bawa cewek, nih," celetuk satunya.

"Wah, dah berani, nih, si bos," sahut cowok berambut keriting.

Mendengar tanggapan-tanggapan itu, Ami hanya tersenyum. Sedangkan Raina jadi salah tingkah. Sesekali ia menundukkan wajahnya, mengayun-ngayunkan kakinya.

"Lawan siapa kita hari ini?" tanya Ami, mengalihkan pembicaraan.

"Tuh, lawan tim Rajawali FC," jawab si pemuda---yang menurut Raina yang paling tampan di antara teman-temannya Ami.

Ami mengangguk. Matanya melihat ke arah lapangan. Tim yang menjadi lawannya hari ini sedang melakukan pemanasan. Laki-laki itu kemudian mengalihkan atensi-nya, menoleh ke arah Raina---yang masih berdiri di belakangnya.

"Sini duduk," ujarnya, membawa ke sisi belakang. Sedikit berjarak dari tempat duduk teman-temannya. Sengaja, biar gadisnya merasa nyaman, tidak terganggu dengan celotehan para sohibnya. Raina tersenyum lebar, apalagi kala mendengar sorakan menggoda dari teman-teman Ami.

"Kalau ada yang gangguin, bilang aja siapa orangnya."

Raina yang sudah duduk lantas mendongak, menatap balik Ami yang berdiri di depannya. Namun, belum sempat mengeluarkan suara, terdengar celetukan dari arah depan mereka. Siapa lagi kalau bukan antek-anteknya.

"Posesif banget, Bang!"

"Kasian tuh cewek lu suruh duduk mojok disitu."

"Kita dianggap buaya, anying!"

Ami melotot.

Suara tawa kembali terdengar. Sedang Raina hanya terkekeh geli. Meskipun ucapan-ucapan dari teman-teman Ami kadang menyinggungnya, tetapi menurut Raina itu sangatlah lucu. Bagaimana bisa Ami yang bersikap dingin, mempunya teman yang begitu kocak. Raina tidak habis pikir!

Peluit tiba-tiba terdengar. Raina mengangguk seraya tersenyum kala Ami berpamitan untuk latihan. Kini, ditengah-tengah tribun ditempat dimana Ami dan cs-nya berada, ia duduk sendirian.

Sorakan demi sorakan mulai bergema. Beberapa ada yang membawa spanduk kecil bertuliskan nama grub tim Futsal masing-masing. Raina menyipit, padahal ini hanya latihan saja, tetapi antusiasnya seperti pertandingan resmi.

Diantara para pemain futsal yang sibuk latihan. Fokus Raina tertuju pada Ami. Senyumnya mengembang melihat Ami yang mengoper bola. Terlihat sangat tampan, dan lebih muda. Tidak seperti Ami yang terlihat dewasa, dengan memakai jas hitam dan dasi kotak-kotak.

ASMARALOKA | S-1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang