"Ini bagus, gak?"
"Bagus."
"Yang ini?"
"Bagus juga."
"Eh, yang ini juga bagus deh menurut gue."
"Iya bagus."
"Aaahhh, gue bingung milih yang manaaaa..."
"Borong semua! Ribet banget lo daritadi. Kesel gue lama-lama."
Hera mengerucutkan bibirnya saat mendengar ucapan Raina. Gadis berambut sedada itu kembali melihat beberapa hoodie di depannya. Sedang Raina yang sejak tadi setia berdiri di sampingnya kini sudah mulai jengah melihat kelakuan Hera. Bagaimana tidak, hampir 20 menit Hera bergelud dengan hoodie-hoodie itu, namun sampai sekarang gadis itu belum juga mendapatkan pilihannya.
Hari ini mereka berdua jadi pergi ke Mall sama-sama, tanpa Asha tentu saja.
"Cari warna yang lo belum punya," saran Raina. Hera nampak berpikir, "Kayaknya gue udah punya warnanya semua, deh."
Raina berdecak. Tak heran memang baginya. Hera ini emang suka sekali dengan hoodie, bahkan saking hobinya ia sudah mengoleksi puluhan hoodie bermacam warna di rumah.
"Kalau udah punya, ngapain beli lagi?"
Hera kemudian memalingkan tubuhnya menghadap ke arah Raina yang sudah berpindah ke belakangnya. "Tapi ini tu keluaran baru!"
Raina memutar bola matanya malas, "Serah lu dah! Cepetan, dongg. Gue udah laper, nih!"
Sesudah membeli Skincare tadi, mereka berdua memang berencana untuk makan setelahnya. Namun malah berujung mampir ke tempat pakaian.
Hera menimang-nimang sekali lagi, sampai akhirnya pilihannya jatuh pada hoodie warna hijau mint. Raina mencibir, sudah menghabiskan puluhan menit, si Hera malah membeli satu doang. Emang dasar itu perempuan!
"Mau makan apa?" Tanya Hera saat setelah mereka keluar dari toko tersebut.
"Seharusnya gue yang nanya gitu. Lu tuh ribet soal makanan."
Hera lantas tertawa. Raina memang sudah paham kebiasaannya, termasuk soal makanan dimana Hera yang diketahui tidak menyukai makanan yang bermenu sayuran maupun ikan.
"Ayam geprek aja, deh!" Putus Hera.
"Masa pergi ke Mall makannya ayam geprek," cibir Raina.
"Terus apa dong..." Hera berpikir. "Ayam pedes korea aja gimana? Pengen makan itu deh gue."
Raina mengangguk setuju. Kini langkah mereka tertuju pada sebuah restoran korea yang cukup terkenal. Hera sedikit terperangah saat melihat restoran yang nampak penuh oleh pengunjung. Beberapa meja sudah terisi. Hera maupun Raina berusaha mencari-cari apakah ada tersisa meja untuk mereka berdua.
Dan, ada.
Ada satu meja yang masih kosong, tepat berada paling ujung. Bergegas, mereka berdua menghampiri meja tersebut. Dan kebetulan pula, ada seorang pelayan restoran yang sedang melayani pengunjung yang berada tidak jauh dari meja yang akan mereka tempati.
"Mbak!" Panggil Raina segera, tanpa berniat melihat menu terlebih dahulu.
"Mau pesan apa, Mbak? Kami menyediakan beberapa makanan disini. Bisa dilihat dari menu-nya, Mbak."
"Ayam pedas dua porsi sama nasi-nya, ya, Mbak. Minumnya jus melon sama cokelat, itu aj---"
"Satu Tteokbokki-nya juga, Mbak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARALOKA | S-1
Ficção Adolescente#AKSARA-2 (Cinta Dan Pertemuan-nya) -ASMARALOKA | Series 1 Karena sesungguhnya, kita tidak bisa menebak kapan cinta itu datang, dari mana dan kepada siapa. Di lapak ini, Hera akan menceritakan pengalamannya, tentang bagaimana ia yang menjadi saksi p...