part 4

14 2 0
                                    

Disebuah pekarangan rumah Bagas dan Salsa baru saja tiba didepan rumahnya, tapi sedari tadi emosi Bagas belum juga reda.

"Bang udah ya, jangan marah-marah terus nanti cepet tua loh" ucap Salsa berusaha menenangkan Bagas.

Bagas pun langsung menatap Salsa dengan tajam.

"Hehe, gak kok bang" ucap Salsa cengengesan.

Padahal Salsa sudah ketakutan sedari tadi tapi dia tahan agar tak pergi meninggalkan Bagas.

"Sialan ngeri banget kalau Bagas marah begini. Kalau bukan demi lancarnya rencana gue gak mau deket sama orang begini" batin Salsa.

"Udah ya bang tenang, mending kita masuk yuk" ucap Salsa.

Salsa pun memapah Bagas untuk memasuki rumah mereka.

"Aduh Bagas, kamu kenapa nak?" Tanya Tasya, menbantu memapah Bagas untuk duduk.

"Kamu berantem lagi ya?" Tanya Tasya kembali, Bagas pun hanya diam.

"Ma, Delin kemana?" Tanya Salsa berusaha menancing kembali amarah Bagas.

"Ada dikamarnya, kan lagi dihukum sama ayahmu" ucap Tasya santai.

Bagas pun langsung berdiri dan berlari menaiki anak tangga dengan terburu-buru.

"Bagas kamu mau kemana" teriak Tasya.

Saat melihat Bagas sudah sampai atas pun Tasya dan Salsa bertos dengan tertawa puas.

"Ayok ma, kita liat drama selanjutnya" ajak Salsa tak sabaran.

"Eits, kita pantau dulu dari sini terus kalau terdengar keributan kita susul keatas" ucap Tasya menahan anaknya.

Cklekk

Brakkk

Bagas menendang pintu kamar Delin dengan kasar sampai orang yang ada didalamnya pun terkejut dan langsung terbangun.

"Bang Bagas ada apa?" Tanya Delin sambil menetralkan detak jatungnya karena terkejut tadi.

"Nggak cuma memastikan aja" Bagas menggelengkan kepalanya.

Bagas pun melihat penampilan Delin dari atas sampai bawah, rambut yang acak seperti orang habis bangun tidur dan tak ada luka baru ditubuh Delin.

"Memastikan apa bang?" Tanya Delin pelan sambil memegang dadanya.

Padahal tadi Delin sedang tertidur dengan pulas, tapi Bagas langsung mendobrak pintu kamarnya dan membuat jantungnya berdebar dengan sangat cepat karena terkejut.

"Tak apa, lanjutkan tidurmu" ucap Bagas lalu pergi dan berjalan memasuki kamarnya.

Sebenarnya Bagas ingin memarahi Delin, tetapi setelah melihat adeknya itu entah kenapa amarah Bagas langsung reda dan hilang seketika.

Bagas sendiri tak tahu apa yang sedang terjadi pada tubuhnya itu, seakan hati dan pikiran Bagas tak pernah sejalan.

"Ma, kok gak ada keributan lagi sih, cuma kedengeran dobrakan pintu doang" bingung Salsa.

"Iya juga ya, coba kita liat" ucap Tasya yang juga bingung.

Tasya dan Salsa pun berjalan menaiki anak tangga, sesampanya diatas tak ada keributan sama sekali. Bahkan kamar Delin pun tertutup hanya yang ada kamar Bagas yang terbuka setengah.

Salsa pun mengintip kekamar Bagas dan disana bagas tengah duduk diatas kasurnya dengan memegangi kepalanya.

"Gimana?" Tanya Tasya.

"Bang Bagas ada dikamarnya" jawab Salsa pelan.

"Yaudah biarin aja deh, mending kita pergi shopping yuk" ajak Tasya dan diangguki Salsa dengan semangat.

Secrief Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang