part 10

6 1 0
                                    

Bagas terus saja menarik Salsa, entah akan dibawa kemana adik tirinya itu, hanya dirinya yang tahu.

"Bang mau kemana sih, lepasin" berontak Salsa, tapi dihiraukan oleh Bagas.

"Ikut aja apa susahnya sih" saut Bagas.

"Bang Bagas apa-apaan sih, sakit tau" Salsa menyentak tangan Bagas lalu memutar pergelangan tangannya dengan pelan.

"Maaf dek, abang ga sengaja" ucap Bagas.

"Abang kenapa sih, abang mau belain dia ya" sewot Salsa.

"Abang ga bela dia, abang cuma ga mau kamu kenapa-napa. Kamu tahu tadi disana ada Jati?, ingat Jati ga akan pandang bulu jika sudah menyangkut kekasihnya" jelas Bagas, bahkan dia sendiri tak tahu kenapa bisa berbuat seperti itu pada adik kesayangannya.

"Ya tapi abang ga narik-narik Salsa juga, sakit tau" ucap Salsa cemberut sambil merajuk.

"Oke, maafin abang ya adek kesayangan abang yang paling cantik" Bagas menoel pipinya dengan pelan.

"Jangan kayak gitu lagi ya"

"Iya, yaudah ayok kita pulang" ujar Bagas sambil menggandeng lengan Salsa.

Dengan semangat Salsa pun langsung memeluk lengan abangnya dengan erat.

Didalam perjalan Salsa terus saja bercerita tentang seorang Jati yang sangat dia cintai.

"Dan aku mau bang Bagas ikut bujuk ayah biar ayah mau jodohin aku sama Jati" ucap Salsa semangat.

"Iya abang akan membantumu" jawab Bagas sambil melirik adiknya dengan miris.

Hanya karena seorang yang bernama Jati adiknya itu rela melakukan apa pun bahkan sampai melakukan hal jahat demi mendapatkan cowok itu.

Padahal selalu ditolak tetapi terus saja dia mengejarnya, "benar-benar sangat tulus adiknya itu mencintai jati" batin Bagas.

"Apapun demi adik abang tersayang, abang pasti lakukan" lanjut Bagas.

Dalam hati Salsa sangat bersorak gembira, Jati harus menjadi miliknya dan tak boleh ada yang memiliki Jati selain dirinya.

Disebuah cafe Delin dan yang lainnya sedang menyantap makanan dengan diselingi beberapa obrolan.

"Akhirnya disini gue dapet ketenangan" ujar Ela sambil merentangkan tangannya sampai mengenai Delin dan Dira yang berada disampingnya.

"Bau tau ketek lu" Dira menepis tangan Ela.

"Sembarangan ketek gue wangi gini dibilang bau" ujar Ela sambil mengendus aroma keteknya.

"Wangi dari mana lu mandi aja belum" timpal Dira.

"Ehh jangan salah ya gue udah mandi tadi pagi" saut Ela tak mau kalah.

"Itu pagi, liat sekarang jam berapa?. Jam 3 sore" Dira menunjukkan jam tangannya pada Ela.

"Ya tau, lagian badan gue masih wangi kok"

"Terserah lu dah, yang penting jangan buka-buka ketek lu lagi didepan gue, bau tau" ucap Dira sambil memajukan mukanya didepan Ela.

"Udah ngapain sih, gitu aja diperdebatin" lerai Delin.

"Ya lagian dianya aja yang mulai duluan segala bilang ketek gue bau lagi"

"Emang ketek lu bau" ucap Dira nyolot.

"Eeh lu ya nyolot lagi" tunjuk Ela dengan marah.

"Apa mau gelud yuk" Dira nantangan sambil berdiri.

"Ayok, siapa takut"saut Ela langsung berdiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secrief Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang