part 2

24 2 1
                                    

Plakkk

Bukan Delin yang ditampar, tapi Salsalah yang ditampar oleh Jati yang baru saja datang.

Awalnya Jati sedang berkumpul dan mengobrol dengan kedua temannya yaitu Kerel dan Agil ditempat parkiran. Tiba-tiba saja ada siswi yang melapor padanya bahwa Delin dan kedua temannya sedang dibully oleh Salsa dkk dikantin.

Setelah mendengar itu Jati langsung bergegas menuju tempat kejadian dengan diikuti oleh kedua temannya.

Sesampainya dikantin Jati melihat Salsa ingin menampar Delin, sehingga Jati pun berlari lalu langsung menampar Salsa dengan keras.

"Lu udah gue ingetin berkali-kali jangan pernah ganggu gue, kalau lu gak mau berhadapan sama gue" tunjuk Jati pada Salsa lalu dirinya.

Salsa hampir saja menangis karena pukulan Jati tapi dia tahan, dia tak mau menangis didepan orang banyak.

"Sebenarnya apa sih yang dia punya, sampe lu tergila-gila dengannya?" Tanya Salsa.

"Dia itu istimewa buat gue, dan keistimewaan itu gak ada didiri lu" tegas Jati.

"Cihh, apa yang gue gak punya, gue punya semuanya yang tak dimiliki sama dia" tunjuk Salsa pada Delin.

"Punya semua apa?, harta?, harta milik ayah tirinya aja bangga" ucap Jati santai dan itu menbuat Salsa terdiam.

"Ayok Lin, mending kita pergi dari sini terus obatin luka lu" ucap Jati sambil merangkul bahu Delin dan mengkode temannya untuk membawa kedua teman Delin juga.

Mereka berenam pun pergi dari sana dan tujuan mereka ialah uks, untuk mengobati luka delin dkk.

Salsa pun mengepalkan kedua tangannya sambil menatap Jati dan Delin yang berjalan menjauh darinya.

"Awas aja, akan gue pastika lu bakal jadi milik gue Jati" batin Salsa. Salsa memang menyukai Jati sedari dulu, tapi setelah salsa mengetahui kalau Jati menyukai Delin saat itu pula salsa berkeinginan untuk menghancurkan Delin. Bahkan saat ibunya menikahi ayahnya Delin, salsa pun menjadi sangat senang. Karena setiap hari Salsa akan menyusun rencana untuk menyakiti Delin dengan menghasut ayah dan abang dari Delin.

Jam pelaran pun selesai waktunya bagi semua siswa dan siswi kembali kerumah masing-masing setelah memberi asupan pada otak mereka.

Tapi beda halnya dengan Delin yang ingin masih terus berada disekolah, entah kenapa sepertinya Delin sangat nyaman disekolah dari pada dirumahnya.

Setelah hari menjelang sore Delin pun memutuskan untuk pulang dengan menunggu angkutan umum dihalte dwpan sekolahnya.

Brumm, brumm, brumm

Tiba-tiba saja ada suara motor yang berhenti didepannya.

"Elin kamu belum pulang?" Tanya orang itu kaget sambil membuka helmnya lalu menghampiri Delin.

"Belum Jat" jawab Delin sambil menggelengkan kepalanya.

"Yaudah yuk pulang, biar gue anter" ucap Jati.

"Tapi aku masih mau disini" ucap Delin sambil menunduk.

"Ayok, ini udah mulai gelap" ucap Jati sambil menggenggam tangan Delin.

Mau tak mau Delin pun mengikuti ajakan Jati untuk pulang.

"Jati, kita mau kemana?, ini bukan arah jalan kerumah aku" Tanya Delin bingung melihat kanan dan kirinya, karena dia belum pernah melewati jalan itu.

"Kita makan dulu" ucap Jati sambil memarkirkan motornya didepan sebuah cafe.

"Tapi kan disini.." ucap Delin terpotong.

Secrief Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang