Bagian 3

1.3K 165 18
                                        

BERCANDA

-----

“Ambilin twister dong, Noo.”

Sunoo menoleh ke arah Sunghoon yang sedang selonjoran di sofa depan televisi. Bener-bener kampret bocah satu ini.

Dengan berat hati, Sunoo ambil toples berisi twister lalu diserahkan ke Sunghoon.

“Noo, mau susu!” Sunghoon nyodorin tangannya kayak orang lagi malak.

Sunoo sontak melotot, bener-bener nggak habis pikir sama cowok di depannya. Sabar, Sunoo, sabar. Tahan, jangan ngegas.

Tanpa babibu, Sunoo langsung berdiri ninggalin Sunghoon. Kakinya melangkah menuju dapur buat ambilin Sunghoon sekotak susu kesukaan dia lalu menyerahkannya ke Sunghoon.

Sunghoon langsung ngerampas susu itu, dikocoknya pelan sebelum akhirnya menusuknya menggunakan sedotan.

Sunoo diam sambil menatap Sunghoon yang masih asik meminum susu cokelatnya dengan tenang.

“Enak banget, ya. Gue berasa babu lo,” ucap Sunoo sarkas.

“Gue kan tamu. Inget, tamu itu harus diperlakukan seperti Raja.”

“Tapi kalo tamunya kayak lo, halal banget buat disuntik mati, anjir!”

Sunghoon melirik tajam sambil gigitin ujung sedotan dengan bibir yang komat-kamit entah ngomong apaan.

Heran Sunoo tuh. Cowok kayak gini kok bisa ya jadi inceran cewek-cewek alay? Asal kalian tahu, ya, Sunghoon itu cowok yang jauh dari ekspektasi mereka. Sok-sokan bangun image cool boy padahal aslinya manja parahhhh. Contohnya: Kalo tidur lampunya nggak boleh dimatiin, tidur harus ditemenin Tuning—kucing oren kesayangannya, ambekan, apapun yang dia minta harus diturutin, ah, satu lagi, dia itu… Penakut.

Pernah satu malam Sunoo terpaksa bermalam di rumah Sunghoon, ia mendengar suara orang nangis. Pas Sunoo bangun, ternyata yang nangis itu Sunghoon. Tentu saja Sunoo khawatir, takut ada apa-apa dengan cowok itu. Tapi pas Sunoo tanya ada apa dengannya, Sunghoon dengan entengnya menjawab kalau gulingnya jatuh dari tempat tidur dan dia nggak berani ngambil.

Wadepak!!!

Rasanya pengen Sunoo hajar.

Tapi pas liat komuk Sunghoon, Sunoo jadi iba. Cowok itu nangis sampe sesegukan. Mana tahan?

Pokoknya, ada aja tingkah di luar nalar yang cowok itu lakukan. Jadi bikin Sunoo emosi sendiri kalo inget mah.

Kini, Sunoo melirik kucing oren yang tengah anteng tidur di meja kaca tepat di samping Sunghoon. “Awas aja kalo kucing lo berak kayak kemarin. Gue cekek langsung.”

Mendengar itu, Sunghoon sontak menegakkan tubuhnya sambil menatap Sunoo kesal. “Enak aja! Dasar tidak berperikekucingan lo. Kucing imut gini mau lo cekek.”

“Ya makanya, lo bersihin, anjing!”

“Elo lah. Lo kan tuan rumah.”

“Bangsat!”

“Meow…”

“Ah, Sunoo! Berisik sih, lo. Bangun, kan, si Tuning,” celetuk Sunghoon sambil membawa Tuning ke dalam pangkuannya.

“Elo. Suara udah kayak kucing kebelet kawin. Nggak ada akhlaknya pisan,” balas Sunoo.

“Buset malah nyalahin gue.” Sunghoon berujar tidak terima. “Ngaca! Suara lo udah kayak kuntilanak kejepit pintu.”

“Ye, gobloknya makin keliatan. Mana ada kuntilanak kejepit pintu. Dia kan transferan.” Sunoo nggak mau kalah.

“Transparan peak!” ralat Sunghoon.

Sunoo berdeham menyadari kebodohannya. “Ya, itu maksud gue.”

“Dasar bego.”

“Ye, nggak ngaca.”

“Udah, gue ganteng.”

Yak sip. Sunoo menyerah.

Dia bener-bener nggak kuat kalo udah berdebat sama Sunghoon.

“Eh, Noo.”

“Nggak denger.”

“Ye, gue banting ni toples.”

“Eh anjing, jangan! Itu punya emak guee. Mau lo liat gue digerek di tiang listrik?”

“Boleh juga.”

Ingetin Sunoo buat nggak lempar toples ke mukanya Sunghoon.

“Makin nggak jelas topiknya. Cepet, tadi mau ngomong apa?”

“Em... ngomong apa, ya?” Sunghoon berpikir sambil mengelus si Tuning yang balik anteng tidur di pangkuan Sunghoon.

Emang namanya juga kucing. Kerjaannya cuma makan, tidur, kawin.

“Kalo ngedate ngapain aja si?”

Buset. Cekek Sunoo sekarang!!!

“Heh, tampang-tampang buaya kayak lo nanya ngedate ngapain aja? Ckckck, nggak percaya gue.”

“Yeee, si babi ini,” maki Sunghoon. “Maksud gue, ngedate yang seru gitu, Noo.”

“Selama ini lo kalo ngedate bareng inceran lo kemana aja?” tanya Sunoo.

“Ya, gampang aja. Nonton, makan, nongki, udeh. Bosen gue, Noo. Masa hampir tiap bulan gitu-gitu doang.”

“Salah lo. Pasangan gonta-ganti terus udah kayak cewek dateng bulan.”

“Nggak ada yang cocok, Noo. Semua kayak ampas. Nggak suka.”

“Cih, this is called asshole friend.”

“Nggak usah sok ngomong bahasa Inggris. Koe rang Jawa janco.”

“Bodo amat. Gue jago bahasa Inggris, wlee.”

“Gue juga jago bahasa Inggris kali.” Sunghoon tidak mau kalah.

“Mana coba?”

“I love you.”

JANCOOOOOK!!!

Ya Allah, ini patung purba kemasukan apa si?!!!

“Hehehe, bercanda.”

Oh, bercanda katanya.

Halal kali ya, gue lempar toples?

Emosi aja rasanya.

Sunghoon nyengir. Dia bangkit dari duduknya lalu berjalan ke arah kamar mandi. “Numpang mandi, ya, Noo.”

“Nggak boleh,” balas Sunoo cepat. Dia lantas ikut bangkit dan menyusul Sunghoon.

“Ah elah. Bentar doang. Udah telat nih.”

“Najis. Telat mau kemana lo? Paling juga mau ngasih makan Tuning.”

“Sotoy,” makinya. “Gue mau ngedate sama Ka Soojin.”

Oh, gitu.

Sunghoon... mau ngedate?

Lagi?

-----

To be continued

FRIENDSHIT [Sungsun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang