Bagian 9

1.1K 107 20
                                        

RIBUT

---

Tatapan Sunghoon berubah serius.

Tiba-tiba saja suasana menjadi tegang. Hanya terdengar suara kendaraan yang lewat disekitar perumahan. Perlahan, tangan Sunghoon meraih kedua tangan Sunoo. Tubuh Sunoo menegang merasakan tangan Sunghoon membelai punggung tangannya dengan lembut.

“No?”

Sunoo menggigit daging bibir dalamnya, menahan detak jantungnya dengan amat keras. Dalam hati, dia berharap Sunghoon tidak mendengar degupan hebatnya itu.

“Sebenernya gue ... ”

Jantungnya Sunoo semakin berulah, terlebih Sunghoon semakin mencondongkan tubuh padanya dan tatapan cowok itu pun semakin intens.

“Lo mau jadi pacar gue?”

Deg!

Kalimat itu membuat Sunoo terasa panas. Perasaannya campur aduk antara senang, sedih, dan kaget. Semua itu bercampur memnjadi satu.

“Sunghoonn ... g-gue ... ” Sunoo menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan jantungnya.

“Tapi bohong!” Sunghoon terkekeh.

Hah?

Sunghoon menaikkan sebelah alis sebelum akhirnya tertawa lagi. “Noo ... Nggak perlu sampe pucet gitu dong, gue bercanda doang. Ngga usah dibawa serius.”

“Maksud lo apa?” tanya Sunoo dengan suara sedikit pelan.

“Gue Cuma bercanda barusan. Kayaknya lo lagi butuh hiburan. Habisnya lo ngejauhin gue ... gue nggak suka, Noo.”

Sunoo meremas telapak tangannya sendiri, berlagak tetap terlihat tenang. “Dasar lo. Lo lagi latihan buat nembak cewe baru lo, kan?”

Sunghoon tertegun. “Nggak gi—”

Sunoo tertawa renyah dan menepuk pundak Sunghoon. “Tenang, Hoon. Gue support lo kok kalo lo-nya sendiri serius dalam hubungan.”

Sunghoon masih terdiam, menatap Sunoo dengan tatapan yang tak bisa Sunoo baca. Melihat Sunghoon yang sekarang justru membuat hati Sunoo semakin sakit. Dia seperti tersadarkan bahwa cowok di hadapannya ini tak akan pernah bisa ia gapai.

“Ayok, gue mau pulang. Lo mau anter gue, nggak?”

***

Sunghoon berkali-kali menghela napas berat pertanda ia lelah. Padahal sejak lima belas menit tadi, Sunghoon hanya duduk mematung di kursinya sambil menatap kearah luar jendela, menatap Sunoo dan kakak kelasnya sedang berbincang.

Sunghoon duduk sambil bersandar ke dinding. Seseorang mendekatinya, duduk di samping Sunghoon.

“Lo ngga cemburu, Hoon?” Jake, salah satu teman Sunghoon bertanya kepadanya. Sunghoon menoleh. Mengerutkan kening tidak paham. “Tu si Youngbin kayaknya demen sama si Sunoo.”

“Biasa aja, sih.” Sunghoon kembali meminum susu kotak, lalu menggigiti sedotannya sambil terus menatap kearah Sunoo dan Youngbin.

“Mantan-mantan lo gimana ngeliat reaksi lo deket banget gitu sama Sunoo?” Kini, Jay yang penasaran. Sunghoon jarang cerita tentang hubungan dia sebelum-sebelumnya.

Sunghoon mengingat-ingat lagi. “Kalo gue ceritain mantan gue satu satu, bakal kebanyakan. Yang jelas, pacaran Cuma bikin gue repot.”

“Pada ngga suka lo deket sama Sunoo?”

Sunghoon mengangguk. “Gue sering berantem sama mantan gue perihal Sunoo. Ujung-ujungnya entah gue yang diputusin atau gue yang mutusin. Gue cuma nggak suka mereka ngejelek-jelekin Sunoo di depan gue. Sunoo ngga pernah maksa gue buat terus bareng dia, justru itu pilihan gue sendiri buat jaga dia.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FRIENDSHIT [Sungsun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang