#7

3.4K 390 31
                                    

Hallo yeurobun
Apakah kalian masih nanti-nanti chapter berikutnya atau cuman numpang lewat nihh...

Btw chapter ini lebih kek pemikiran dan karakter si Nara nya itu sendiri ...

Jadi happy reading..

Nara yang masih bergelut dialam mimpinya, dengan berbagai macam gaya tidur, yang kini berakhir dengan kepala yang sudah keluar dari kasur dan kaki yang berada diatas bantal..

Meskipun matahari sudah memunculkan sinarnya melalu sela-sela gorden tetap tidak membangunkan gadis itu...

Padahal niat awal gadis itu adalah pergi berangkat kesekolah dengan memohon kepada ayah dan bundanya supaya diijinkan, tp karna sudah terlanjur nyaman dengan kasur pada akhirnya Nara tak kunjung bangun..

Mungkin dia akan bingung saat bangun nanti, karna jelas didunianya dulu dia sangat sering bangun pagi, meskipun hanya tidur selama 3 sampai 4 jam saja, tapi karna mengejar deadline yang diberikan oleh para dosennya jadilah dia mengerjakan hingga subuh, tidur sebentar dan berangkat kuliah pagi harinya.

Jika orang pada umumnya akan menyempatkan diri mereka untuk kerja sambilan, lain halnya dengan dia yang memiliki jadwal padat, terlebih dia menjadi pendamping dosen.. tidak ada waktu untuknya untuk sekedar bersantai, bahkan dia selalu bersyukur karena sempat meluangkan sedikit waktunya untuk merawat dirinya setiap harinya...

"HOAmmm... jam brapa dah nih..." sambil mengucek matanya perlahan memperhatikan sekitarnya dengan nuansa kamar berwarna abu-abu, dan harum khas lemon strawberry memasuki indra penciumannya..

"ASTAGA!!..." teriakan Nara yang begitu nyaring kini mungkin sudah sampai kerumah tetangganya...

Nara yang syok melihat jam sudah menunjukan pukul 09:00.. bagaimana mungkin dia tidur dari pukul 08:00pm malah bangun pukul 09.00am begini, dia membuang 13 jamnya dengan sia-sia..

Nara yang sudah kepalang prustasi gagal berangkat sekolah hari ini, apalagi setelah tau jika dirinya ditinggal dimansion besar ini yang hanya ada bibi Eny dan beberapa bodyguard berjaga didepan gerbang..

Yang secara otomatis dia ditinggal sendirian..

"Parah sih... Kalau tau gini gue pasang alarm.. jangan bilang kalau Nara selalu diginiin.. untung gue orangnya lebih suka ditinggal,, yaudah lah dari pada bingung mau ngapain cuss mandi aja lah..." Berlalu memasuki kamar mandi tanpa perlu terlarut-larut dalam pikirannya..

=========================

Setelah Usai mandi dan mengunakan segala macam jenis benda yang ada disana.. kini Nara berniat untuk pergi jalan-jalan.. dengan pakaian serba hitam, dengan sendal jepit hitam entah milik syapa itu...

"Fiks cocok nih kalau gue daftar jd idol... Stylenya ngena banget.. " tak henti-hentinya Nara memandang dirinya didepan cermin besar yang jelas menampilkan dari ujung kepala hingga ujung kaki..

"Gue yakin pake kaos oblong pun bakal tetap cantik ni human... Sujud syukur dah gue jd cantikk.." entah apa yang dia lakukan sekarang, yang jelas dia sudah nemplok pada kaca besar itu sambil mengelus-elus permukaan cermin itu..

"Yaudah lah ya!... Dari pada kita berlama-lama lagi dalam kesunyian tak jelas begini, yuklahh gass.."

Nara segera turun menggunakan lift, dia cukup trauma dengan tangga rumah ini yang sangat-sangat teramat banyak..

"Bii!! Nara berangkat dulu... Bay.." tanpa jawaban persetujuan dari sang bibi kini Nara melangkah ke arah bagasi tempat dimana para kendaraan keluarga ini diletakan... Durjana memang kau nara#

Dia jadi kembali mengingat tempo lalu dimana dia sadar jika dia kini memasuki dunia novel.. memang benar kalau Nara asli pemilik tubuh ini tidak datang kepadanya untuk memberikan beberapa info... Dan kenapa bisa dia ada didunia ini dan untuk apa..

Tp beberapa titik ingatan-ingatan kecil seperti keluarga besar sebagian, dan beberapa denah-denah rumah dan jalanan-jalanan itu cukup jelas memasuki ingatan memorinya.. dan masih banyak ingatan kecil yang kadang cukup membingungkan baginya..

Dan beberapa nama-nama asing dengan wajah yang kurang jelas lebih tepatnya blur..

Tp setidaknya itu cukup untuk membuat dia tidak terlalu bodoh didunia ini.. setidaknya dia hanya perlu melakukan segala kehendaknya bukan??.. jika memang garis takdir tubuh ini adalah mati, maka setidaknya dia sudah melukis kenangan didunia ini..

Lagi pula dari beberapa cerita transmigrasi yang pernah dibacanya rata-rata mereka akan merusak plot-plot yang ada dan akan menjadi tokoh utama itu sendiri..

Atau terlihat seperti tidak mau ikut campur tapi jelas tidak mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dia lakukan didunia novel itu sendiri...
Berakhir pada kedekatannya dengan tokoh utama ataupun tokoh baru lainnya..

Nara tidak ingin munafik, karna pada dasarnya dia sudah merusak plot novel itu sendiri.. untuk pergi menjauh dari drama itu sendiri menurut Nara bukanlah hal yang tepat karna pada dasarnya drama itu sendiri jelas menjerat kehidupan dari jiwa-jiwa seseorang yang tiba di dalam tubuh-tubuh tokoh novel itu sendiri..

Tanpa merusak plot pun kehadirannya sudah salah dan menyebabkan kehancuran beberapa plot yang ada.. jd dari pada berfokus pada plot didalam cerita ada baiknya melukis cerita baru diatasnya..

Jika orang akan menjauhi beberapa tokoh utama dan berakhir terjerat dengan tokoh utama, maka lain halnya dengan pikiran Nara yang menghendaki dirinya menjadi BFF besT fRieNd forEVeRrrr tokoh-tokoh penting itu sendiri...

Apalagi dia paling suka dengan yang namanya antagonis dan obsesinya, sungguh uhwawwww..

Kalau kata dia  'dari pada membiarkan antagonis dan second lead kita bersedih dan hidup secara sia-sia bukankan sebaiknya kita mengambil kesempatan disaat-saat akhir hidupnya??

Ayolah kawan.. jika memang kita dan mereka tak berjodoh ataupun mereka sudah menemukan pendamping hidup sekalipun setidaknya kita harus mengukir kenangan kita itu sendiri...'

Lagi pula apa pedulinya dengan perbelokan atau bendera pelangi yang berkibar dengan gagahnya dinovel ini...

Tp ada baiknya juga dia mencari pasangan yang lurus, dari pada dia harus makan prasaan dengan pasangannya yang mau-mau saja didekati para pria kurang belaian diluar sana..

'Tidak-tidak it's not my style.. gue bukan contoh orang yang mau memperjuangkan,.. dia pergi ya pergi gue gak punya waktu buat ngurus segala macam permasalahan, perasaan, atau apapun itu..

Kalau dia stay tetap sama gue yaudah gue juga stay juga,  tp kalau dia leave ya gue juga leave.. ngapain perjuangin orang yang jelas-jelas sudah kagak mau diperjuangin...' itulah pikir Nara, karna pada akhirnya segala sesuatu tidak bisa dipaksakan, secinta-cintanya seseorang hal yang paling utama adalah seberapa jelas orang itu ingin menghidupi dan membiayai pasangannya, begitu pula kesetiannya..

Begitu pula sebaliknya, bagaimana dia bisa ikut berpartisipasi menghidupi anak-anaknya dimasa mendatang..

Setiap orang harus memiliki pendirian dan setiap pasangan jelas juga harus memiliki pendirian, komitmen harus dijalankan dengan semestinya.. menjadi wanita matre bukanlah hal baik menurut Nara..

Karna pada dasarnya kita harus berusaha dan berdiri dikaki sendiri bukan kebergantungan pada orang-orang disekitar kita, karna jika kamu terjatuh dan mengharapkan tangan orang untuk membantumu bangkit maka sangat jelas jika kamu akan semakin jatuh dalam keputusasaan..

Tp jika kamu bisa berdiri sendiri dan berusaha sangat besar kemungkinan untuk mengobati luka itu sendiri, pada dasarnya Nara tidak pernah bisa mempercayai orang-orang baik diluaran sana..

Karna jika kamu sudah percaya dan menaruh begitu banyak rasa kepercayaanmu pada orang itu, didetik itu juga kamu akan jatuh terkulai penuh rasa kekecewaan...

Pada dasarnya yang dapat menolong diri kita hanyalah diri kita sendiri..

"""""'"'''"""""""""""""""

Wahai para reader ku sekalian dimohon buat vote dan comen jangan lupa, dishare juga bisa... Sekalian subrek lah yahh🗿

Salam manis
NnoNtya_

Figuran On BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang