#8

3.1K 361 5
                                    

Happy reading....

Vote, comen, share, dan follow

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Setelah selesai dengan segala pemikirannya kini pandangan Nara jatuh kepada motor Vespa hitam..

Bukannya dia tidak tertarik dengan mobil ataupun motor sport tapi memang dianya saja yang takut ditilang lalu harus menunggu dikantornya polisi untuk menebus kendaraan mahal itu lagi..

Umurnya sekarangkan belum legal untuk membawa kendaraan apalagi tidak mematuhi aturan..

Setidaknya kalau motor Vespanya ditilang dia tidak perlu membayar mahal-mahal bukan?..itulah pikirnya..

"Kalau jalan ntar kaki encok, kalau naik sepeda kagak ada nih.. gas lah pake Vespa Yang ada.." ujarnya dan segera mengendarainya..

Menyusuri kawasan elit yang hampir disetiap pengelihatannya sunyi nan sepi.. wajar ini masih siang semua orang pasti sibuk sekolah dan bekerja ..

Setelah sekian jauhnya kawasan elit itu terlewati ini gedung-gedung pencakar langit terlihat kendaraan-kendaraan berlalu lalang begitu banyak... Syukurlah dia masih bisa mengendarai melewati padatnya jalannya disiang hari..

Bisa dibilang ini jam makan siang jd banyak kendaraan-kendaraan berlalu lalang apalagi ini jalur utama perkotaan, perkantoran dan sekolah-sekolah besar satu jalur dijalan raya itu, jd tak heran jika siang hari begini kendaraan-kendaraan padat memenuhi jalan raya..

Menurut GPS disekitar sana ada jalan pintas agar segera sampai supermarket..

Jalanan itu cukup lebar dan juga sepi... Apalagi bangunan-bangunan itu terlihat kosong.. meskipun masih terlihat rapi dan bersih namun terlihat jelas jika bangunan-bangunan itu sudah lama ditinggalkan..

"Wehh gila sih.. kok jadi horror begini.. tau ahh yang penting cepat sampe.. malas banget gue ikut-ikutan macet.." gumamnya sambil melajukan kecepatan motornya..

Terlihat dari kejauhan segerombolan orang berbadan besar mengepung sesuatu entah apa itu..

Nara sebenarnya tidak terlalu peduli dengan apapun itu, selagi tidak mengganggunya.
Tp entah kenapa seolah-olah dirinya merasakan jika dia harus melakukan sesuatu.

Nara mulai memperlambat kecepatan laju motor vespanya dan berbelok pada bangunan-bangunan gelap disana.. melepaskan helmnya dan merapikan bentuk pakaiannya menjadi seperti pria.. menggulung rambut sepinggangnya, menutupnya dengan topi yang kebetulan dia bawa..

Perlahan-lahan Nara  berjalan dengan santai kearah gerombolan itu, terdengar suara tawa dan bentakan yang mengema disana...

Langkah kaki Nara pun sampai tidak terdengar sama sekali..

'ajaib.. gue harus koleksi ni sendal keren banget!..' batinnya menatap berbinar kearah sendalnya yang dipakainya..

Setelah tiba didepan segerombolan orang-orang gemuk dengan pakaian urakan serta tato dan tindik dimana-mana, dapat kita tebak jika mereka adalah preman..

Entah bagaimana ceritanya kehadiran Nara bahkan tidak dihiraukan oleh mereka sama sekali, sepertinya mereka terlalu asik pikirnya..

Dari celah kecil badan mereka Nara dapat melihat seseorang meringkuk dengan wajah yang sudah babak-belur, hanya ringisan yang orang itu keluarkan..

Tendangan demi tendangan dilayangkan sekumpulan orang didepannya ini, belum lagi suara tawa mereka, sungguh bahagianya melihat orang terluka pikirnya lagi..

Figuran On BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang