01 - Gadis di kereta.

126 8 0
                                    

Saya pernah dengar bahwa jatuh cinta itu bisa bikin gila. Hari ini kamu bahagia dan tertawa lepas. Besok nya kamu bisa menangis tersedu-sedu. Saya tidak pernah memahami perasaan yang menurut saya itu begitu labib.

Bahkan ketika beberapa teman saya menghampiri saya untuk mengatakan betapa sakitnya ketika hati nya itu di patahkan oleh orang terkasih. Awalnya saya pikir mereka berlebihan. Tapi saya sekarang memahaminya. Meskipun tidak seutuhnya serupa dengan teman-teman saya rasakan di masa remaja nya.

2 tahun yang lalu, adalah hari patah hati pertama yang saya rasakan. Hari dimana saya pikir itu adalah goresan luka paling besar yang menganga pada rongga hati yang bahkan tidak mampu saya lihat.

Hay Mba apa kabar?

Harusnya dulu saya menanyakan itu setiap hari bukan? Semestinya pertanyaan itu saya tanyakan ketika kamu pulang ke rumah. Tapi sayangnya semua sudah berlalu begitu lama.

Kalau Mba Gadis tau bahwa saya masih menangisi sisa-sisa bayangannya di penghujung malam begini, mungkin dia akan mengoloki saya dan tertawa kencang.

Aduh saya rindu suara tawa nya deh.

Mba, aku melanggar larangan mu nih. Gak mau memarahi ku?

Dulu suara Mba Gadis ketika mengomel adalah hal yang paling ingin saya hilangkan dari muka bumi. Tapi sekarang malahan suara itu yang mau saya dengar lebih lama. Meski saya sadar, suara itu tidak akan lagi kembali.

Saya menghembuskan nafas, bersaman dengan itu asap-asap mengepul.

Tidak ada yang terganggu. Mereka terlalu tergesa-gesa sampai tidak peduli atas apa yang saya lakukan.

Seandainya Mba Gadis tau, sudah di pastikan. Saya pasti akan berakhir mengenaskan terkapar di bawah setelah di jewer habis-habisa. Bahkan mungki tidak sampai situ saja. Mungkin aja Mba Gadis akan mengomel dengan suara menggelegar dan mata melotot yang nyaris keluar.

Sumpah! Itu adalah hal paling menyeramkan yang pernah saya bayangkan.

Mba, yang tenang di atas sana ya.

Ha... Kalimat itu bertolak belakang sebenarnya dengan apa yang saya harapkan. Sebab jika bisa memohon, saya akan memohon pada Tuhan agar mau mengembalikan Mba Gadis.

Tapi sekali lagi, itu mustahil.

Uhuk... uhuk...

Saya menoleh ke kanan dan kiri, mencari sumber suara. Tapi aku tak kunjung menemukan apa pun.

Uhuk... Uuhuk... Uhhuk...

Dan suara batuk itu semakin terdengar mengenaskan. Dan dengan gerak gusar saya langsung menjatuhkan rokok saya yang masih tersisa setengah lantas menginjaknya tanpa perasaan.

Orang yang tadi batuk-batuk tak juga saya temukan. Bagaimana pun saya bisa juga merasa bersalah. Aduuh... Saya tidak menemukan siapa pun.

UHHUK! UHHUK!! HUUK!!

Saya menemukannya. Tidak begitu jauh jarak nya. Perempuan bertubuh mungil, dengan surai yang pendek. Di terbungkuk-bungkuk sambil menekan dadanya. Suara batuk nya juga terdengar menyakitkan. Sementara saya bingung apa yang harus saya lakukan?

"Hey, kamu gakpapa?"

Dia tidak menjawab, dia masih tebatuk-batuk. Bahkan dia menjauhi saya, seolah tengah menghindar.

Oh... Apa dia tengah marah karna saya merokok sembaragan.

"Permisi, kamu gakpapa?" Saya bertanya sekali lagi seraya mendekati diri nya. Namun rupanya ia malah mendorong tubuh saya untuk menjauh.

The day I fell in love with you | Liu Yangyang✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang