.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Hem, bawa aku ke sana, Lahap kau jaga kapal angkasa""Baik kapten"
"Ayo Pang" seru Kaizo seraya berjalan lebih dulu,
"Tu-nggu sa-ya kapten" ujar Fang mengejar sang kapten.
"Emang kapten tahu tempatnya?"
Pikir Fang
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Ini rumah yang kau tempati Pang?"
"Iya kapten, silahkan masuk" seru Fang seraya membuka pintu rumahnya membiarkan sang kapten masuk lebih dulu.
"Hemm lumayan rapi dan bersih" komentar Kaizo, yah tidak bisa diragukan lagi kalau Fang memang suka kerapian dan kebersihan berbanding terbalik dengannya.
Mata Kaizo menjelajah setiap tempat dan berhenti di sebuah tembok yang banyak dihiasi oleh foto sang adik bersama teman-temannya yang ada di bumi.
"Kalau Kapten ingin istirahat, kapten bisa pakai kamar itu" seru Fang sambil menunjuk kamar yang ada di sebelah kamarnya,
"Hm" tanpa banyak basa basi Kaizo melangkah menuju kamar yang ditunjukkan oleh Fang tadi.
"Selamat beristirahat Abang" ujar Fang pelan seraya melangkah ke kamarnya untuk menyambung tidurnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Ermm"
Sinar mentari pagi yang masuk lewat celah-celah gorden, membangun sang pemberontak galaxy.
"Ah, sudah lama aku tidak merasakan bangun di pagi hari" gumam sosok tersebut, yah mau bagaimana lagi selama beberapa tahun ini ia hanya menghabiskan hidup di luar angkasa. Tidak ada siang dan malam, hanya ada gugusan bintang dan planet.
Dengan berat hati ia meninggalkan kasur yang nyaman itu dan keluar mencari keberadaan sang adik.
"Ah selamat pagi kapten" sapa Fang agak canggung,
"Hem, apa yang kau lakukan Pang?" Tanya Kaizo ketika melihat sang adik yang sibuk membuat sesuatu yang cukup membuat perutnya bergejolak.
"Ah saya membuat sup lobak merah, kapten duduk saja sebentar lagi supnya siap" jawab Fang yang tengah menyiapkan peralatan makan, beruntung ia sempat belajar membuat sup dari tok Abah.
Yah semoga sang kapten menyukainya.
Sementara Kaizo tanpa banyak bicara mendudukkan dirinya di kursi dan memantau semua yang dilakukan oleh Fang, entah kenapa dalam penglihatannya Fang terlihat seperti sosok sang bunda yang sedang menyiapkan sarapan untuk mereka.
"Bunda" gumam Kaizo
"Kapten?"
"Ah"
"Kapten kenapa?" Tanya Fang khawatir
"Tidak apa-apa"
"O-ke, kalau begitu silahkan dinikmati, semoga kapten suka" ucap Fang seraya meletakkan semangkok sup lobak merah di hadapan Kaizo.
Tanpa berkomentar sedikitpun sang kapten memakan masakannya dengan tenang, berbanding terbalik dengan Fang yang terlihat gugup.
Yah pikirannya sedang berkecambuk, bagaimana rasa masakannya? Apakah enak? Atau apakah kapten menyukai nya?
Sepertinya sang adik sangat ingin mendapat pujian dari sang Abang, tapi mau bagaimanapun Fang harus menahan keinginannya itu karena Kaizo bukan tipe orang yang suka memuji.
Haaah malangnya nasibmu Fang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother, Look at Me
RandomApa semuanya percuma? kenapa kau tidak memandangku? kenapa hanya mereka yang kau pandang? Apa aku masih belum cukup membuktikan kekuatanku padamu. Sebenarnya siapa aku dimatamu? Adik atau bawahan? Atau orang asing yang kebetulan memiliki rupa dan da...