-Kalian hanya melihat seseorang dari segi kecantikan dan kefamousan. Bukan dari segi ketulusan-
-Driana Jefarsya Seano-->>><<<-
06.15 WIB
Pagi baru saja menjelang, sedangkan dua saudara kembar ini masih saja bergelung di dalam selimut tanpa menghiraukan suara teriakan dari sang Mama tercinta.
"DRIAN, DRIANA. BANGUN" teriak sang Mama-- Dinda dari bawah sedangkan kamar kedua anaknya berada di lantai atas.
"Ya Allah, anak gue kebo semua" gumam Dinda mengelus dadanya sabar karena kedua anaknya belum juga bangun.
Setelah itu, Dinda beranjak ke dapur untuk melanjut memasak untuk sarapan pagi.
Driana yang sudah bangun dan tak lagi mendengar teriakan sang Mama segera bersiap untuk sekolah sebelum Dinda membangunkannya dengan air. Sedangkan, Drian masih saja di atas tempat tidur tanpa menghiraukan gedoran pintu dari sang Mama yang sudah berada di depan kamarnya.
"DRIAN, DRIANA. Mama hitung sampai tiga belum juga bangun Mama siram pakai air kalian" ancam Dinda di depan pintu kamar Drian yang berada di sebelah kamar Driana. Drian yang sudah mendengar ancaman dari Dinda dengan segera loncat dari tempat tidur dan berlari menuju kamar mandi sebelum Dinda benar-benar menyiramnya dengan air.
"ANA UDAH MANDI, MA" teriak Driana dari dalam kamarnya membuat Dinda mengangguk walau ia yakin tak akan bisa dilihat oleh anaknya.
Setelah mendengar jawaban dari Driana, Dinda memilih turun untuk melanjutkan acara membersihkan rumahnya. Memang, di rumah Dinda memiliki banyak pembantu, ia tak pernah mau jika hanya tinggal duduk diam dan melihat pekerjaan pembantu. Baginya, selagi ia masih bisa mengerjakan sendiri ia akan melakukan hal itu.
5 menit kemudian.
Setelah bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah, Drian segera turun dengan seragam yang di keluarkan sedangkan dasi ia jadikan bandana di kepala.
"Morning mom" sapa Drian sambil menuruni anak tangga.
"Too" balas Dinda saat melihat sang putra baru saja turun. Setelah itu ia mengernyitkan dahi karena tak melihat sang putri.
"Ana, mana Ian?" tanya Dinda yang dibalas gelengan oleh sang putra.
"Mungkin lagi siap-siap" sela Adrian yang baru saja keluar dari kamar dan sudah berpakaian lengkap untuk ke kantor.
Mendengar selaan dari sang suami membuat Dinda menganggukkan kepala, pertanda ia paham. Setelah itu kedua pria itu memilih untuk duduk di kursi meja makan dan bersiap untuk sarapan. Tak lama kemudian, mereka semua mendengar suara langkah kaki dari tangga lantai dua dan itu artinya Driana sedang menuju ke arah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Leader Mafia [Tidak Di Lanjutkan]
Fiksi RemajaFOLLOW DULU SEBELUM BACA!! VOTE DAN COMMENT JANGAN LUPA -SQUEL BAD GIRL- Kisah dari anak kembar bernama Drian Jefarsya Seano dan Driana Jefarsya Seano. Drian yang memiliki sifat datar, dingin, dan kejam. Sedangkan, Driana memilih menjadi gadis cupu...