Assalamualaikum.
Ada yang kangen Second Leader Mafia ?
Siap untuk mengisi setiap paragraf di part ini ?
-o0o-
-Seseorang yang terlihat diam bukan berarti tidak peduli, bisa saja dia sedang menyusun rencana untuk menghancurkan mu dengan bermain bersih-
°Driana Jefarsya Seano°
-o0o-
Tak lama setelah kepergian lelaki tadi, Drian menoleh kearah tempat di mana pria tadi berdiri. Saat baru saja tiba di panti asuhan tadi, Drian merasa kalau ada yang mengawasi pergerakannya dan sang adik namun ia hanya menganggap bahwa itu hanya perasaannya saja.
"Bang, kenapa?" tanya Driana yang melihat Drian menatap tempat di dekat pohon besar dengan tatapan menelisik.
"Hah? Gapapa" jawab Drian menatap Driana lalu menggeleng agar sang adik tak curiga.
Setelah itu, Drian mengalihkan pandangannya kearah anak-anak panti yang sibuk bermain lalu ia kembali menatap sang adik.
"Kita pulang sekarang ya?" ajak Drian karena hari sudah mulai sore dan sedikit mendung mungkin akan hujan.
"Iya, tapi kita pamit dulu sama anak-anak" ujar Driana yang diangguki oleh Drian.
Kemudian, sepasang remaja kembar itu menengok kearah anak-anak untuk berpamitan pada mereka.
"Adik-adik kakak sama kak Ian pulang dulu ya?! Kalian buruan masuk udah mulai mendung kalo kehujanan nanti kalian sakit" pamit Driana sekaligus menyuruh anak panti agar segera masuk karena langit sudah semakin menggelap.
"Yahhh padahal kakak baru sebentar disini" lesu Alam mendengar bahwa keduanya akan pulang.
"Lain kali kalo kakak punya waktu luang nanti kita kesini lagi buat main sama kalian lama-lama pokoknya" bujuk Driana yang segera diangguki semuanya.
"Kakak sama kak Ian hati-hati pulangnya, jangan ngebut! Nanti kakak jatuh!" pesan Alam pada Drian dan dibalas pemuda itu dengan anggukan.
"Yaudah, kakak sama kak Ian pulang dulu ya" pamit Driana membuat mereka mengangguk.
"Assalamualaikum" salam keduanya setelah mengecup pipi anak panti lalu beranjak pergi menuju motor Drian yang di dekat gerbang.
"Waalaikum salam" balas semuanya dengan kompak.
"Daaa kakak" ujar mereka melambaikan tangannya kearah Driana dan Drian yang sudah di atas motornya.
"Daaa" balas Driana setelah itu Drian mulai menancapkan gas menuju rumah mereka.
->>><<<-
Setelah dari panti asuhan tadi, keduanya sudah sampai di rumah sekitar dua puluh menit yang lalu. Saat ini, Driana sedang duduk di ruang tengah sembari menonton televisi dengan tangan yang menggenggam cemilan.
Gadis itu mengalihkan pandangannya saat mendengar derap langkah kaki seseorang dari lantai atas, ia menoleh ke kiri untuk melihat siapa dan ternyata itu adalah sang kembaran yang sudah rapi dengan pakaian serba hitam.
"Mau kemana bang?" tanya Driana mengernyit menatap sang abang yang sangat rapi.
"Keluar, ada perlu sebentar" jawab Drian menatap sang adik, kemudian berkata "Mama mana? Mau di bawain makanan?" tanya Drian yang tak melihat keberadaan sang Mama dan menanyakan apa yang ingin adiknya mau untuk di belikan saat ia pulang nanti.
"Lagi istirahat, Ana mau martabak manis kayak biasa aja ya Bang?!" ujar Driana setelah menjawab pertanyaan sang abang. Sedangkan, Drian yang mendengar keinginan sang langsung menganggukkan kepala.
"Yaudah, Abang pergi dulu" pamit Drian mencium puncak kepala Driana sebentar.
"Iya, hati-hati jangan ngebut!" pesan Driana memperingati sang abang.
"Iya, assalamualaikum" salam Drian setelah itu melangkahkan kakinya untuk keluar dari rumah.
"Waalaikum salam" balas Driana kemudian beralih menatap kearah televisi lagi.
•SLM•
Beberapa menit menempuh perjalanan melewati hiruk pikuk ibukota yang begitu padat. Akhirnya mobil hitam yang di kendarai oleh pemuda tampan, kini sudah sampai di depan sebuah mansion yang di sebut markas dengan penjagaan yang begitu ketat.
"Welcome King" salam penjaga pintu markas yang melihat pemuda bermasker itu turun dari mobilnya, sedangkan yang di sapa hanya membalas dengan anggukan singkat lalu melangkahkan kembali kakinya menuju dalam markas tersebut.
Para anggota yang bekerja di markas itu segera membungkukkan badan sebagai tanda hormat mereka pada pemuda itu. Walau pemuda itu berjalan dengan tegas dan santai, namun aura seorang pemimpin begitu melekat ditubuhnya sehingga membuat mereka merinding saat pemuda itu lewat di dekat mereka terlebih lagi bagi yang tahu bagaimana kejamnya pemuda itu.
Sesaat pemuda tersebut berhenti membuat yang lain menahan napas karena takut jika salah satu dari mereka membuat kesalahan.
"Dov'è ora Vergine?" tanya pemuda tersebut tanpa menatap lawan bicara yang berada di belakangnya.
"Nel suo re dall'area di lavoro" jawab salah satu anggota turut menggunakan bahasa Italia yang di pakai oleh sang pemimpin. Setelah mendapat jawaban dari anggotanya, pemuda itu mengangguk sebentar lalu melangkahkan kakinya menuju lift di dekat tangga yang menghubungkan ke ruangan kaki tangannya.
Hiiii, akhirnya update juga. Pada rindu sama kalian semua.
Gimana part ini ???
Asikkk? Atau kurang??
Jangan lupa tinggalkan jejak my readers 😘
Sorry part ini cuma sedikit, soalnya ide Via udah nge stuck di situ aja padahal pengen up😭
Via bakal usahain buat up secepatnya.
Spam next disini 👉
See u next part guys 🙌
Jum'at, 03 Desember 2021
Zovia Rahmi Yati
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Leader Mafia [Tidak Di Lanjutkan]
Fiksi RemajaFOLLOW DULU SEBELUM BACA!! VOTE DAN COMMENT JANGAN LUPA -SQUEL BAD GIRL- Kisah dari anak kembar bernama Drian Jefarsya Seano dan Driana Jefarsya Seano. Drian yang memiliki sifat datar, dingin, dan kejam. Sedangkan, Driana memilih menjadi gadis cupu...