SLM 04: Siapa?

50 5 2
                                    

>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

>.<

- Kalian terlalu fokus pada kesalahan orang lain hingga kalian melupakan kesalahan sendiri -
-Driana Jefarsya Seano-

->>><<<-

Setelah kejadian di kantin terhadap Cherly, kini suasana kantin sudah kembali seperti semula. Ramai dan sibuk pada kegiatan masing-masing. Begitu pun Drian dan yang lainnya hanya duduk di kantin tanpa melakukan kegiatan karena mereka sudah selesai makan sebelumnya.

Hening, itulah kata yang menggambarkan suasana meja Drian dkk. Hingga akhirnya getar dari ponsel Driana memecahkan keheningan di antara mereka semua.

Drtt..drttt...

Aleondra is calling📞📞📞

Melihat nama yang tertera di ponselnya, dengan segera Driana berdiri untuk menjauh dan mengangkat panggilan telepon tersebut.

"Hm" dehem Driana setelah mengangkat panggilan.

"...."

"Saya akan kesana nanti" ujar Driana yang sudah mendengar apa yang diucapkan oleh lawan bicaranya di telepon.

"...."

"Hm" dehem Driana setelah menjauhkan ponsel genggamnya dari telinga, setelah itu ia berjalan menuju meja Drian dan yang lainnya menunggu.

Sesampainya disana, ia dapat melihat semua mata yang ada di meja tersebut menatap kearahnya dengan tatapan bertanya.

"Siapa?" tanya Drian mengangkat sebelah alisnya menatap Driana yang baru saja mendudukkan diri di samping Azel.

"Cuma salah sambung" jawab Driana menatap kearah Drian yang menatapnya. Sedangkan, yang lain sudah mendengar jawaban dari Driana hanya menganggukkan kepala mengerti.

"Salah sambung itu gimana?" tanya Azel menatap yang lain polos, berbeda dengan yang lain menatap Azel cengo.

"Tadi Azel angguk-anguk setelah dengar jawaban Riana, berarti angguki apa?" tanya Nika geram, Azel yang ditanya seperti itu meletakkan jari telunjuknya di dagu pertanda ia sedang berpikir.

"Oohh Azel cuma angguk aja" jawab Azel santai sedangkan yang hanya menghela napas panjang.

Berada di dekat Azel ini harus memiliki kesabaran yang ekstra, pikir mereka semua.

"Salah sambung itu, contohnya Azel mau telepon Dena tapi yang ke telepon Nika. Nah gitu, paham?" tanya Dena menjelaskan secara singkat pada Azel, sedangkan Azel hanya menggeleng pertanda ia tak  mengerti.

"Dahlah gue depresot anjir" ujar Dena kesal sekaligus frustasi pada Azel. Padahal tadi ia sudah menjelaskan dengan seringkas mungkin agar mudah di mengerti oleh Azel yang  otaknya polos polos gimana gitu.

"Kalo bukan sayang udah gue buang lo" kesal Arsel menatap Azel yang di hadapannya.

"Iiihhh kok Arsel gituuu" kesal Azel mengerucutkan bibirnya menatap Arsel dengan mata yang berkaca-kaca.

"Nanti nangis, ngadu Papa" ejek Nika melihat kearah Azel yang sudah siap untuk menangis.

"Huaaaaa... Riana liat tuh Nika sama Arsel" adu Azel pada Driana yang di sampingnya.

"Udah jangan nangis, mereka cuma bercanda" ucap Driana menenangkan Azel yang sudah berderai air mata.

Kring...Kring...

Tak lama kemudian, bel masuk berbunyi membuat seluruh siswa yang tadinya bersantai segera berlari menuju kelas masing-masing sebelum guru BK datang dan melihat mereka masih berada di kantin. Termasuk Drian dkk yang juga turut meninggalkan kantin tersebut.

Sesampainya di kelas, mereka semua segera duduk di kursi masing-masing sembari menunggu guru yang mengajar masuk.

Sesampainya di kelas, mereka semua segera duduk di kursi masing-masing sembari menunggu guru yang mengajar masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan comment!

Via bakal up secepat mungkin

Sorry part ini cuma sedikit, soalnya otak Via udah nge stack di situ aja.

Salam hangat:
Zovia Rahmi Yati

Selasa, 02 November 2021.

Second Leader Mafia [Tidak Di Lanjutkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang